August
06
2019
     21:21

Rupiah tertekan membuat yield SUN terkerek

Rupiah tertekan membuat yield SUN terkerek

Di saat yang sama, kinerja ekspor Indonesia belum cukup memuaskan karena masih kesulitan menemukan pasar baru di tengah berkecamuknya perang dagang. Hal ini yang membuat data neraca dagang Indonesia rentan defisit.

Begitu pula dengan defisit neraca transaksi berjalan Indonesia yang kembali terancam melebar.

Padahal, kedua data tadi sangat krusial bagi fundamental rupiah yang ujung-ujungnya mempengaruhi kondisi pasar obligasi domestik.

Belum cukup, terdepresiasinya rupiah tak hanya mendorong kenaikan yield SUN. Investor asing pun berpeluang melakukan aksi jual seiring meningkatnya risiko perbedaan nilai tukar.
Jika demikian, tekanan di pasar obligasi Indonesia makin besar, apalagi nilai kepemilikan asing kini telah di atas Rp 1.000 triliun.

Sementara itu, Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail menilai, tren kenaikan yield SUN masih berpotensi terjadi paling tidak hingga akhir Agustus nanti.

Menurutnya, selama konflik antara AS dan China terus berlanjut, sangat sulit yield SUN kembali bergerak turun. Terlebih lagi, sentimen tersebut sangat berkorelasi dengan pergerakan nilai tukar rupiah.

Peluang yield SUN untuk kembali turun diperkirakan baru akan terjadi ketika memasuki September-Oktober. Pasalnya, pada saat itu The Federal Reserve tidak menutup kemungkinan kembali memangkas suku bunga acuan AS melalui agenda Federal Open Market Committee.

“Pemotongan suku bunga acuan bisa menjadi stimulus bagi pasar obligasi di tengah konflik perang dagang yang belum usai,” ungkapnya.

Eric menilai, jika rupiah kembali menguat secara berkelanjutan ada potensi yield SUN 10 tahun dapat turun lagi hingga mendekati level 6% seperti di pertengahan bulan lalu.

Ia menambahkan, para investor, terutama investor lokal, masih bisa memanfaatkan tren kenaikan yield SUN untuk masuk ke pasar obligasi. Hal ini seiring adanya spread yang lebar antara yield SUN dengan yield US Treasury untuk tenor 10 tahun sekitar 580 bps.

Begitu pula dengan real interest rate Indonesia yang masih menarik mengingat tingkat inflasi berada di kisaran 3%. (Dimas Andi)

 

Halaman   1 2 Show All

Release Terkini

No Release Found

Terpopuler


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved