August
06
2019
     21:44

China Berang Yuan Dituding Manipulator Mata Uang

China Berang Yuan Dituding Manipulator Mata Uang

JAKARTA. People Bank of China (PBOC) alias bank sentral China berang mata uang yuan dituding oleh Amerika Serikat (AS) sebagai manipulator. Menurut PBOC, tudingan tersebut juga berpotensi merusak kestabilan keuangan internasional sekaligus pasar keuangan global.

“China belum dan tidak akan menggunakan nilai tukar sebagai alat menangani sengketa perdagangan. Kami menyarankan agar Amerika untuk dapat mengendalikan mata uangnya sendiri sebelum merosot ke jurang, serta mewaspadai akan kesalahan yang dibuat dan kembali dari jalan yang salah,” tulis PBOC dalam pernyataan resminya dikutip dari Reuters, Selasa (6/8).

Tudingan manipulasi mata uang sendiri terjadi akibat PBOC pada Senin (5/8) lalu mematok nilai tukar yuan menembus level psikologis 7 untuk kali pertama dalam satu dekade terakhir. Kondisi ini memicu gelombang aksi jual yang terjadi di seluruh pasar global, mulai dari Asia hingga Amerika.

Sedangkan Departemen Tresuri Amerika mengambil menuding manipulasi mata uang tersebut dilakukan sebagai strategi yang diambil Cina untuk menghadapi perang dangan dengan AS. Apalagi, pada Senin (5/8) PBOC juga secara terbuka menyatakan piihaknya memiliki pengalaman untuk memanipulasi mata uang dan akan berupaya terus melakukannya.

Keputusan AS memberi label manipulator terhadap yuan sendiri dilakukan tiga minggu setelah International Monetery Fund (IMF) menyatakan bahwa pertumbuhan yuan sejalan dengan fundamental ekonomi negeri tirai bambu, sementara dollar AS dinyatakan nilainya terlalu tinggi 6% hingga 12% dari fundamentalnya.

Regulasi AS sendiri menetapkan tiga kriteria untuk mengidentifikasi pemanipulasian mata uang. Pertama, terkait neraca berjalan global. Kedua, neraca berjalan AS, dan ketiga, adanya intervensi secara terus menerus kepada satu mata uang.

PBOC membantah yuan tak masuk dalam kriteria tersebut. Sehingga label manipulator kepada yuan juga salah alamat.

AS tak punya dasar bahwa Chna melakukan manipulasi nilai tukar yuan hanya dari nilai perdagangan satu hari. Setelah diberi label, AS kemungkinan juga akan mengambil langkah-lagkah pemberian sanksi bagi Cina dengan konteks yang sama tidak jelas,” kata Kepala Ekonom China Securities Zhang Anyuan.

Nilai yuan sendiri selama tiga hari terakhir memang telah jatuh 2,7% terhadap dollar AS ke posisi terendah sepanjang satu dekade terakhir. Ini menyusul dari cuitan Presiden Amerika Donald Trump yang akan menambah beban tari impor barang-barang China sebesar 10% atas impor senilai US$ 300 miliar pada September mendatang.

Meski demikian pada Selasa (6/8) sejatinya nilai Yuan masih stabil akibat PBOC telah melakukan beberapa penguatan yuan. Termasuk penjualan oblgasi 30 miliar yuan atau setara US$ 4,2 milair di Hong Kong 14 Agustus mendatang untuk kembali meningkatkan nilai yuan.

Pada Selasa (6/8) di pasar offshore yuan sendiri telah jatuh e rekor terendahnya menjadi 7,1397 per dollar AS. Sedangkan di pasar onshore yuan juga dibuka melemah sebelum akhirnya menjadi stabil pad alevel di bawah 7.

Sementara mengutip Bloomberg, PBOC mematok nilai tukar harian di posisi 6,9683 per dollar AS. Posisi ini lebih kuat dari prediksi 19 trader dan analis yang disurvei Bloomberg di 6,9871. Pada pukul 10.44 waktu setempat, yuan melemah 0,1% ke level 7,0569, setelah keok 1,5% pada hari sebelumnya. Sedangkan nilai tukar di pasar offshore, yang hanya sedikit dipengaruhi Beijing, menguat 0,1% menjadi 7,0897.

menjual obligasi senilai 30 miliar yuan (US$ 4,2 miliar) di Hong Kong pada 14 Agustus mendatang. Langkah ini akan menguras likuiditas di luar negeri, sehingga membuat yuan menjadi lebih mahal. (Anggar Septiadi)


Release Terkini

No Release Found

Terpopuler


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved