Kemendag Dorong Implementasi SRG untuk Tingkatkan Perdagangan Gambir dan Ekonomi Kabupaten Lima Puluh Kota

Wabup Rizki menyampaikan apresiasi terhadap Kemendag dan komitmennya mengawal SRG untuk membantu kesejahteraan petani. Ia mengungkapkan, gambir merupakan salah satu komoditas unggulan, sekitar 75 persen pasokan kebutuhan dunia disuplai dari Kabupaten Lima Puluh Kota. “Permintaan terbanyak memang untuk ekspor sebagai bahan baku industri tekstil dan farmasi. Namun, gambir kurang berjaya di pasar domestik karena adanya monopoli perdagangan,” ungkap Wabup Rizki.
Sementara dari laporan Kadisdagkop UKM Ayu menyebutkan, di kondisi harga normal produksi gambir di Lima Puluh Kota bisa mencapai 1.000—1.500 ton per bulan. Namun ketika harganya turun seperti saat ini, produksi hanya mencapai 400 ton per bulan.
Saat ini, Ayu menjelaskan, pangsa pasar terbesar ekspor gambir adalah India. Penguncian sementara akibat pandemi Covid-19 di India menyebabkan harga menurun. “Gambir sangat dipengaruhi fluktuasi harga. Bila harga bagus, produksi meningkat. Bila harga anjlok, pastinya produksi akan menurun. Untuk itu, kami meminta Kemendag bisa membuka akses ekspor ke negara-negara lain di luar India,’’ ujar Ayu.
Harga Bapok Terpantau Stabil
Dalam kunjungan kerjanya, Wamendag Jerry juga meninjau Pasar Piladang. Hasil pantauan menunjukkan, harga barang kebutuhan pokok (bapok) pasca-Idulfitri relatif stabil, meliputi beras, daging sapi, daging ayam, telur, minyak goreng, dan cabai.
“Menurut informasi yang kami terima, tidak ada yang melakukan aksi borong pasca-Idulfitri. Dengan demikian, harga bapok tidak bergejolak,” ungkapnya.
Sementara itu terkait Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) Wamendag Jerry meminta PLUT Kabupaten Lima Puluh Kota bisa jadi pusat unggula) layanan perdagangan. “PLUT harus dikelola lebih baik dan lebih terukur. Kegiatan dapat dioptimalkan, catatan administrasi dapat dirapikan. Dengan kata lain, standarpelayanan bisa ditingkatkan lagi,” katanya.
Pada kunjungan kerja di Kabupaten Lima Puluh Kota, Wamendag juga mengunjungi sentra usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Songket Halaban, Sentra Gula Semut, Bukik Sikumpa, Sentra Bordir, Mi Simalanggang, serta lahan pembangunan pusat oleh-oleh di Harau.