PermataBank Berkomitmen Memperkuat Pertumbuhan Kinerja Bisnis

JAKARTA – PT Bank Permata Tbk (“PermataBank” atau “Bank”) menggelar public expose pada hari Kamis, 27 Agustus 2020 di Jakarta. Pada agenda tahunan ini jajaran direksi PermataBank memaparkan kinerja keuangan semester pertama 2020 beserta perkembangan bisnis Bank secara menyeluruh. Public expose yang diselenggarakan atas kerja sama dengan Indonesia Stock Exchange (IDX) ini merupakan yang pertama semenjak hadirnya Bangkok Bank Plc (“Bangkok Bank”) sebagai pemegang saham pengendali yang baru.
Berbicara mengenai pencapaian di kuartal kedua tahun 2020, Direktur Utama PermataBank – Ridha D.M. Wirakusumah mengatakan, “Dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi yang terjadi akibat pandemi, Kami dapat menjaga laba operasional sebelum pencadangan tetap tumbuh 24,2%, mengendalikan kualitas aset dengan dukungan posisi likuiditas dan permodalan yang kuat. Menutup tahun ini kami akan tetap memberikan penyaluran kredit yang dilakukan dengan prinsip kehati-hatian dan difokuskan pada nasabah yang sehat, serta dengan dukungan dari pemegang saham pengendali kami yang baru, Bangkok Bank, PermataBank akan terus menjalankan transformasi digitalisasi di seluruh unit bisnis secara berkesinambungan.”
Pada semester I 2020, PermataBank mencatatkan Pendapatan Operasional Sebelum Pencadangan sebesar Rp1,7 triliun, tumbuh 24,2% year-on-year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu, terutama dikontribusikan oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 12,1% yoy. Hal ini sejalan dengan pencapaian rasio marjin bunga (Net Income Margin atau NIM) menjadi 4,5% atau meningkat dari 4,2% di periode yang sama tahun lalu. Bank terus mengupayakan disiplin dalam manajemen biaya operasional, sehingga rasio efisiensi juga menunjukkan perbaikan dengan rasio Cost to Income Ratio (CIR) tercatat sebesar 58,7% terus membaik secara signifikan dibandingkan posisi tahun lalu sebesar 62,8%.
Dalam menghadapi dampak COVID-19, PermataBank telah mengalokasikan biaya pencadangan penurunan kualitas aset sebesar Rp1,1 triliun dengan memperhitungkan potensi peningkatan kerugian kredit. Sebagai akibat dari penurunan tarif Pajak Penghasilan Badan (PPh) dari 25% menjadi 22% yang berlaku efektif di bulan Maret 2020, Bank juga mengakui tambahan beban pajak tangguhan yang berdampak pada penurunan laba setelah pajak. Selama kuartal II tahun 2020, Bank melaksanakan program restrukturisasi dan relaksasi kredit bagi nasabah yang terdampak COVID-19. Sampai dengan akhir bulan Juni 2020, sekitar 15% dari portofolio kredit yang diberikan mengajukan permohonan restrukturisasi dan relaksasi dimana sebagian besar telah diselesaikan.
Likuiditas Bank terjaga dengan baik dibuktikan dengan rasio likuiditas Loan-to-Deposit Ratio (LDR) optimum sebesar 80,7% di bulan Juni 2020 dan rasio CASA sebesar 52,1%. Pertumbuhan tabungan dan giro sebesar 11% yoy. Dari sisi permodalan, rasio Common Equity Tier 1 (CET-1) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) juga terjaga dengan kuat pada posisi Juni 2020 masingmasing sebesar 20,2% dan 21,3%, meningkat dibanding 18,4% dan 19,8% pada periode yang sama tahun lalu, jauh lebih tinggi dari ketentuan minimum modal yang berlaku.
Sementara Non-Performing Loan (NPL) Bank dapat dikelola dengan baik di level yang aman. Rasio NPL gross tercatat sedikit meningkat ke level 3,7% dibandingkan dengan Juni 2019 yang sebesar 3,6% dengan NPL net yang terjaga pada level 1,8% dibandingkan posisi Juni 2019 sebesar 1,3%. Bank melakukan upaya berkelanjutan untuk perbaikan NPL melalui restrukturisasi kredit bermasalah, penghapusan kredit, penjualan kredit NPL dan pertumbuhan kredit good book.
Masuknya Bangkok Bank sebagai pemegang saham pengendali yang baru memberikan dorongan kuat untuk mengembangkan potensi bisnis PermataBank, terutama kiprah Bangkok Bank sebagai market leader bank korporasi di Thailand yang memiliki posisi yang kuat dalam sektor UMKM di Indonesia. Bangkok Bank juga memberikan kepercayaan terhadap kapabilitas kemampuan Best-in-Class Digital Banking yang dimiliki oleh PermataBank, sehingga tercipta sinergi bisnis yang semakin kuat dan berkomitmen mendukung pertumbuhan Bank di masa mendatang.
Sementara dari sisi bisnis, Wholesale Banking terus melanjutkan pertumbuhan kredit pada segmen korporasi besar di sektor-sektor pilihan dan menjaga hubungan dengan nasabah di tengah pandemik dengan secara aktif mengadakan webinar yang berguna bagi bisnis nasabah. Unit Retail Banking memfokuskan diri pada pertumbuhan jumlah nasabah, penyegaran dan pembaruan teknologi digital, yang diposisikan untuk meningkatkan pangsa pasar. Unit Usaha Syariah PermataBank mengedepankan digitalisasi sebagai inovasi terhadap perkembangan bisnis Syariah.
PermataBank secara aktif mendukung upaya pemerintah dalam manghadapi dampak dari pandemi COVID-19 di Indonesiadengan menjalankan program Restrukturiasi dan Relaksasi yang ditetapkan oleh Pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan tetap memberikan pembiayaan kredit secara selektif kepada sektor-sektor ekonomi kritikal. Selain itu PermataBank juga memperkuat layanan perbankan digital yang prima melalui PermataMobile X dan PermataNet untuk mendukung nasabah dalam normal yang baru serta menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR) melalui kegiatan PermataHati CSR yang berhasil menggalang dan menyalurkan lebih dari Rp5,5 miliar yang berfokus membantu masyarakat yang terkena dampak pandemi COVID-19.
“Dalam menjaga pertumbuhan kinerja Bank, kami akan terus mengoptimalisasikan keunggulan performa unit bisnis PermataBank dan digitalisasi yang diterapkan dalam proses perbankan. Didukung dengan penerapan prinsip prudential banking dalam risk management yang kuat. Semua itu merupakan komitmen kami untuk menjadi bank pilihan dengan terus membina kemitraan dan menciptakan nilai bermakna bagi nasabah dan mitra kami.” tutup Ridha.