February
16
2021
     13:53

Indeks Rumah.com Ungkap Low Season Industri Properti Lebih Terasa di Tengah Pandemi

Indeks Rumah.com Ungkap Low Season Industri Properti Lebih Terasa di Tengah Pandemi

“Turunnya harga properti di kawasan Jakarta Utara dan Jakarta Pusat disebabkan harga properti yang sudah tinggi. Sementara konsumen properti yang sedang aktif saat ini adalah konsumen untuk kisaran harga menengah dan menengah atas. Berdasarkan data Rumah.com, permintaan properti untuk hunian saat ini ada di kisaran harga Rp 300 juta hingga Rp 1,5 miliar,” jelas Marine.

Sementara itu sejumlah wilayah justru mengalami tren positif yaitu Banten, Jawa Barat, dan Bali. RIPMI-H Q4 untuk Banten naik sebesar 1,1% dibandingkan kuartal sebelumnya. Jawa Barat mengalami kenaikan terbesar yakni 1,8% (quarter-on-quarter). Bali juga naik sebesar 1,6% secara kuartalan.

Jawa Barat dan Banten masih mampu menjaga kenaikan harga karena ditopang Kota Depok yang mengalami kenaikan sebesar 7,5% (quarter-on-quarter). Kenaikan terjadi baik di segmen apartemen maupun rumah tapak. Kenaikan indeks harga yang cukup tinggi juga terjadi di Kabupaten Bekasi, yakni sebesar 6,5% (quarter-on-quarter). Sedangkan Kota Tangerang mengalami kenaikan sebesar 2,3% pada Q4 2020 dibandingkan kuartal sebelumnya.

Tinjauan indeks suplai: lonjakan suplai di akhir tahun

Sementara itu Rumah.com Indonesia Property Market Index – Suplai (RIPMI-S) menunjukkan adanya lonjakan suplai di tahun 2020. Di tengah penurunan harga ini, semua area terus menunjukkan peningkatan suplai hunian yang ingin terjual. Dalam dua kuartal terakhir, yakni Q3 dan Q4 2020, suplai properti mengalami peningkatan dengan rata-rata 37% per kuartal. Peningkatan ini jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata kuartalan dalam lima tahun terakhir, sebesar 11,2% per kuartal.

Data Rumah.com menunjukkan bahwa suplai properti residensial terbesar masih datang dari DKI Jakarta, yakni sebesar 32% dari total suplai nasional. Sementara itu, Jawa Barat menyumbang suplai sebesar 30%, diikuti Banten (17%), dan Jawa Timur (12%).

RIPMI-S Q4 2020 untuk Jawa Barat mengalami kenaikan sebesar 19,5% (quarter-on-quarter), sekaligus yang terbesar di antara provinsi lainnya. Banten mengalami kenaikan sebesar 13%, sedangkan DKI Jakarta juga mengalami kenaikan yang hampir sama besarnya yakni sebesar 12,9% (quarter-on-quarter). Peningkatan suplai juga terjadi di Jawa Timur yakni sebesar 9% (quarter-on-quarter).

Indeks suplai Jawa Barat mengalami kenaikan karena didukung naiknya suplai di masing-masing wilayah seperti Bekasi pada Q4 2020 berada pada angka 183,8 atau naik 25,2% dari kuartal sebelumnya. Tren suplai ini meningkat baik pada tipe apartemen maupun rumah tapak. Adapun dari segmen rumah tapak Bekasi mengalami kenaikan sebanyak 25,7% (quarter-on-quarter) dengan angka indeks 173,3, sedang dari apartemen naik sebanyak 10,2% (quarter-on-quarter) dengan angka indeks 85,8.

Sedangkan indeks suplai Kota Tangerang Selatan berada pada angka 113,7 dengan kenaikan 16,3% (quarter-on-quarter), sementara Kabupaten Tangerang dengan indeks sebesar 227,3 mengalami kenaikan sebesar 12,1% (quarter-on-quarter). Kota Tangerang sendiri juga mengalami kenaikan sebanyak 16,7% (quarter-on-quarter) dengan angka indeks 157,6.

Menurut Marine, kenaikan suplai properti di wilayah satelit DKI Jakarta ini menjadi indikasi bahwa pengembang memfokuskan pembangunan hunian untuk kelas menengah dan menengah atas di kawasan-kawasan alternatif dengan harga yang lebih terjangkau.

“Harga properti di Kabupaten Tangerang saat ini berada pada kisaran Rp 7,4 juta/m2, sementara Bekasi masih Rp 8,7 juta/m2. Harga ini tentu jauh lebih rendah jika dibandingkan harga properti di DKI Jakarta yang minimal berada di kisaran Rp 22 juta/m2. Sama seperti Kota Tangerang, kawasan ini juga mengalami pembangunan infrastruktur transportasi yang pesat sehingga aksesnya menjadi lebih mudah,” katanya.

Tren pencarian properti: minat pencarian turun di akhir tahun

Pencarian properti di Rumah.com pada Q4 2020 turun sebesar 14% dibandingkan kuartal sebelumnya. Namun, secara tahunan, pencarian properti di Rumah.com masih meningkat hingga dua kali lipat.

Turunnya tren pencarian properti pada wilayah-wilayah di Jabodetabek ini memang erat kaitannya dengan siklus properti tahunan, di mana Q4 merupakan masa dimana permintaan properti memang rendah akibat banyaknya pengeluaran orang di akhir tahun terkait kebutuhan belanja konsumtif dan liburan. Apalagi pandemi Covid-19 juga belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir sehingga orang juga menahan diri untuk pengeluaran besar.

Dampak pandemi Covid-19 juga terlihat dalam Rumah.com Consumer Sentiment Study H1 2021 dimana setiap satu dari dua responden mengaku menunda rencana pembelian properti pada masa pandemi ini. Salah satu penyebab responden menunda pembelian propertinya adalah karena mereka merasa kesulitan untuk datang langsung ke lokasi properti. Selain itu mereka juga menghindari zona merah atau zona dimana terdapat banyak kasus Covid-19.

Rumah.com Consumer Sentiment Study ini adalah survei berkala yang diselenggarakan dua kali dalam setahun oleh Rumah.com bekerjasama dengan lembaga riset Intuit Research, Singapura. Hasil survei kali ini diperoleh berdasarkan 1078 responden dari seluruh Indonesia yang dilakukan pada bulan Juli hingga Desember 2020. Survei ini dilakukan oleh Rumah.com sebagai portal properti terdepan di Indonesia untuk mengetahui dinamika yang terjadi di pasar properti di tanah air.

Dari 1078 responden survei Rumah.com Consumer Sentiment Study H1 2021, sebanyak 66% menyediakan budget kurang dari Rp 500 juta untuk membeli properti. Data ini sejalan dengan tren suplai properti, di mana peningkatan suplai lebih banyak terjadi di wilayah-wilayah pinggiran kota besar, yang masih menyediakan lahan dengan harga yang lebih terjangkau.

Sebanyak 57% responden mengatakan kedekatan lokasi perumahan dengan sarana transportasi umum seperti stasiun, terminal, atau halte bus menjadi faktor eksternal utama dalam membeli properti. Sementara itu, sebanyak 77% responden mengaku tak mempermasalahkan properti dengan fasilitas minimum, asal harganya lebih murah.

Marine memberikan kesimpulan bahwa pandemi Covid-19 membuat dampak low season di sektor properti semakin terasa pada Q4 2020 dimana terjadi penurunan harga properti, kenaikan suplai, dan turunnya permintaan secara nasional.

Meski demikian, tren properti di sejumlah wilayah favorit masih tetap terjaga. Jawa Barat dan Banten tetap menunjukkan kenaikan harga properti, terutama di Depok, Bekasi, Cikarang serta Tangerang. Hal lain yang dapat menjaga optimisme pasar properti di 2021 adalah masih tingginya pencarian properti secara tahunan.

Sementara itu, pembangunan infrastruktur transportasi umum dan jalan, baik jalan raya maupun jalan tol, masih menjadi daya tarik utama sebuah wilayah dari sudut pandang pencari properti. Pembangunan infrastruktur ini juga mendorong kenaikan harga properti di wilayah seperti Cikarang dan Depok.

Berdasarkan analisis tersebut, tanpa menafikan fakta bahwa kondisi ekonomi sedang terganggu akibat pandemi, Rumah.com memprakirakan bahwa pada kuartal pertama 2021 ini, tren harga properti masih akan mengikuti siklus tren properti di mana pengembang akan kembali menaikkan harga properti. Kenaikan setidaknya akan terjadi secara kuartalan. Laporan lengkap Rumah.com Indonesia Property Market Index Q1 2021 dapat diakses di sini.

Marine menambahkan bahwa turunnya harga properti dan naiknya suplai properti menunjukkan bahwa pasar properti masih berada dalam situasi buyer’s market. Bagi konsumen yang sudah siap secara finansial, inilah saat terbaik untuk membeli properti. Konsumen akan dimanjakan oleh melimpahnya pilihan properti dengan harga yang bersaing. Bagi pengembang properti, wilayah-wilayah penyangga kota besar dengan pembangunan infrastruktur transportasi umum dan jalan tol masih akan menjadi incaran konsumen.

“Adanya program vaksinasi nasional Covid-19 yang telah dimulai pada 13 Januari 2021 diharapkan bisa berjalan lancar dan efektif sehingga pandemi bisa segera teratasi. Melalui program vaksinasi ini, kita semua berharap situasi dapat kembali normal, termasuk aktivitas ekonomi, terutama di industri properti karena bangkitnya sektor properti memiliki dampak turunan terhadap lebih dari 170 sektor industri terkait,” pungkas Marine.

Tentang Rumah.com

Rumah.com adalah portal properti terdepan di Indonesia dan bagian dari PropertyGuru Group, perusahaan teknologi properti terdepan di Asia. PropertyGuru Group menjadi pilihan lebih dari 23 juta pencari properti di Singapura, Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Vietnam. Sebagai bagian dari PropertyGuru Group, Rumah.com membantu para pencari properti lewat beragam pilihan yang sesuai, informasi-informasi mendalam, serta solusi yang membuat mereka mampu mengambil keputusan terkait properti dengan percaya diri.
 
Rumah.com diluncurkan pada 2011 dan merevolusi pasar properti Indonesia dengan membawanya ke bentuk online dan menjadi lebih transparan bagi para pencari properti. PropertyGuru.com.sg diluncurkan pada 2007 dan merevolusionerkan pasar properti Singapura secara online dan membuat membuat pencarian properti menjadi lebih transparan.

Selama satu dekade, grup ini telah berkembang dari kekuatan media properti regional menjadi perusahaan teknologi yang berkembang pesat dengan portofolio yang kuat dari portal properti No.1, aplikasi seluler pemenang penghargaan; platform pemberdayaan penjualan pengembang terbaik di kelasnya, FastKey, dan sejumlah aktivitas properti terkemuka di industri seperti awards, event, dan publikasi - di sebelas negara di Asia.

 

Halaman   1 2 Show All

Release Terkini

No Release Found

Terpopuler


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved