April
23
2021
     19:02

Bantu NTT Pasca Bencana, KKP Latih Masyarakat Diversifikasi Olahan Ikan

Bantu NTT Pasca Bencana, KKP Latih Masyarakat Diversifikasi Olahan Ikan

JAKARTA (22/4) - Bencana longsor dan banjir bandang yang melanda Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dua pekan lalu tak ayal berdampak pada kondisi ekonomi dan sosial masyarakat. Guna membangkitkan kembali kondisi masyarakat setempat, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) menggelar ‘Pelatihan Pengembangan Diversifikasi Olahan Ikan’ pada 21-22 April 2021.

Sebanyak 300 peserta yang merupakan masyarakat yang berasal dari Kab. Rote Ndao, Kab. Sumba Barat, dan Kab. Sikka mengikuti pelatihan ini secara daring dengan pendampingan dari penyuluh setempat.

Kepala BRSDM Sjarief Widjaja mengungkapkan, masyarakat dapat menyiasati peningkatan pemasaran ikan segar hasil tangkapannya menjadi berbagai produk olahan yang menarik. “Dengan begitu, ikan tersebut bisa lebih tahan lama, memiliki cita rasa yang berbeda, dan tentunya nilai tambah yang lebih tinggi,” ucapnya.

Untuk itu, dalam kesempatan ini para peserta dibekali dengan materi tentang wonton ikan, mini crispy ikan, bon-bon ikan, dan rolade ikan. Tak hanya tentang cara pembuatan, para peserta juga dibekali cara pengemasan hingga pemasaran produk agar masyarakat dapat benar-benar mengimplementasikannya pasca pelatihan untuk menjadi alternatif sumber pendapatan keluarga.

“Olahan ikan tersebut kita dorong menjadi produk-produk yang dikemas dengan baik dan menarik. Kemudian diberikan merk, izin dari BPOM, Kementerian Kesehatan, Dinas Perdagangan, dan sebagainya. Dengan demikian, Bapak/Ibu anggota kelompok akan menjadi pelaku usaha baru olahan ikan,” ujarnya.

Guna mendukungnya, Sjarief pun mendorong Dinas Kelautan dan Perikanan setempat untuk memperluas pemasaran produk perikanan yang dihasilkan oleh masyarakat melalui jejaring yang mereka miliki.

“Saya mendorong Bapak Kepala Dinas bisa mempromosikan pada kegiatan-kegiatan Dharma Wanita, PKK, pameran dan kegiatan-kegiatan lainnya tingkat kabupaten yang bisa memanfaatkan hasil olahan dari para anggota kelompok ini untuk dijual dan dipamerkan sehingga bisa menghasilkan kelompok UMKM baru,” pesannya.

Tak hanya dipasarkan secara konvensional, ia juga mendorong agar pemasaran dapat dilakukan secara daring (online) melalui fasilitas yang ada seperti Pasar Laut Indonesia maupun e-commerce lainnya seiring dengan berkembang pesatnya pasar digital.

“Pemasarannya tidak hanya melalui komunikasi antar tetangga, kelompok masyarakat, pameran, dan penjualan di toko-toko tapi bisa juga secara online. Saat ini, anak-anak muda kita sudah terbiasa membeli produk-produk secara online sehingga nanti Bapak/Ibu sekalian bisa memanfaatkan media-media online sebagai sarana pemasaran,” ucap Sjarief.

Upaya ini mendapat apresiasi dari anggota Komisi IV DPR RI Yohanis Fransiskus Lema yang turut menginisiasi penyelenggaraan pelatihan kali ini. “Saya sebagai pribadi dan anggota DPR RI sangat mengapresiasi kerja cepat dan respon sigap dari BRSDM KKP untuk mengadakan pelatihan diversifikasi olahan perikanan segera sesaat setelah bencana ini. Persis betul kegiatan seperti ini sangat saya dorong,” ujarnya.

Ia menilai, pelatihan diversifikasi olahan ikan yang diselenggarakan kali ini akan membantu pengembangan industri kelautan dan perikanan skala rumah tangga sekaligus meningkatkan kesejahteraan para nelayan dan pelaku utama/perikanan di NTT. Di samping itu, kegiatan yang merupakan terobosan kreatif ini diharapkan juga dapat menggenjot konsumsi ikan di NTT sebagai salah satu daerah yang masih mengalami permasalahan stunting.

“Sekali lagi saya mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang tinggi untuk Prof. Sjarief dan KKP yang memberikan hati dan perhatian kepada Provinsi NTT ini,” ucapnya.

Lema pun berpesan agar masyarakat NTT tidak menyerah meskipun berada dalam situasi sulit pasca bencana. Ia mengingatkan masyarakat agar bersemangat seperti ikan salmon yang berani melompat dan melawan arus untuk bertahan hidup. Diselenggarakan bertepatan dengan peringatan Hari Kartini, secara khusus ia juga menyemangati para peserta perempuan yang hadir dalam pelatihan untuk bangkit.

“Bencana ini jangan membuat kita patah semangat. Saya berharap KKP sebagai mitra kerja Komisi IV DPR RI untuk segera turun tangan melakukan tindakan-tindakan aktif, kerja progresif, terutama dalam upaya membangkitkan masyarakat pasca bencana di NTT,” tuturnya.

“Kerap kali saya sampaikan bahwa NTT adalah kepulauan dengan luas laut yang cukup besar dan potensi perikanan tangkap maupun budidaya yang tinggi. Oleh karena itu, plesetan-plesetan NTT yang mengatakan ‘Nasib Tidak Tentu’, ‘Nanti Tuhan Tolong’, saya ganti dengan ‘Nelayan, Tani, Ternak’. N yg pertama itu sektor kelautan dan perikanan,” tambah Lema.

Sebagai informasi, pelatihan ini diselenggarakan oleh Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Banyuwangi di bawah Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan BRSDM.

“Kami berharap, pelatihan ini dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta serta menumbuhkembangkan wirausaha dalam rangka memulihkan perekonomian masyarakat NTT,” tandas Kepala BPPP Bayuwangi Achmad Soebijakto.

Halaman   1 2 Show All

Release Terkini

No Release Found

Terpopuler


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved