PT Johnson & Johnson Indonesia Dukung Upaya Pemerintah Mengedukasi Masyarakat Mengenai Pengobatan Kanker di Indonesia
Jakarta, 14 Desember 2020 – Sebagai salah satu perusahaan perawatan kesehatan terkemuka, PT Johnson & Johnson Indonesia (Johnson & Johnson Indonesia) terus melakukan berbagai inisiatif, untuk mendukung pemerintah dalam meningkatkan kualitas kesehatan di Indonesia. Pada kesempatan kali ini, Yayasan Kanker Indonesia (YKI) bersama dengan Johnson & Johnson Indonesia mengadakan webinar awam yang dilakukan secara daring pada Hari Minggu, 13 Desember 2020 dengan bertemakan “Ayo Berobat Kanker di Negeri Sendiri”.
Berdasarkan data yang diterbitkan oleh CIMB Research ASEAN Institute, pada tahun 2015, lebih dari 600.000 masyarakat Indonesia dengan penyakit kritikal seperti kanker maupun jantung, lebih memilih untuk berobat ke luar negeri setiap tahunnya, dengan tujuan utama Malaysia dan Singapura.
Namun belakangan, gelombang pandemi yang berlangsung hingga saat ini mengharuskan pemerintah di setiap negara membatasi keluar masuknya wisatawan ke negara masing – masing, dalam hal ini termasuk medical tourism. Kondisi tersebut sedikit banyak mempengaruhi dinamika pengobatan pasien kanker di Indonesia. Banyak pasien yang tidak bisa melanjutkan pengobatan mereka karena akses masuk ke negara tujuan ditutup.
Sebagian masyarakat Indonesia cenderung memilih untuk berobat kanker ke luar negeri atas dasar alasan ketepatan diagnosis, kurangnya mutu pelayanan dan pengawasan kesehatan di Indonesia, dan komunikasi dokter-pasien. Namun bagi pasien kanker, alasan memilih berobat jauh dari keluarga terkadang bukan hanya itu, melainkan beberapa jenis kanker memang belum sepenuhnya dapat dideteksi dan ditangani dengan fasilitas yang ada di Indonesia sehingga berobat ke luar negeri menjadi satu-satunya pilihan.
Prof. Dr. dr. Aru Sudoyo, SpPD KHOM yang merupakan Ketua Umum Pengurus Pusat Yayasan Kanker Indonesia (YKI) mengatakan,“Sebagai salah satu negara terbesar di Asia Tenggara dan dengan jumlah penduduk terbanyak, tentunya dibutuhkan komitmen yang kuat serta waktu yang relatif panjang untuk menyempurnakan sistem kesehatan di Indonesia secara menyeluruh dan merata bukan hanya di kota besar saja.
Selama masa pandemi global COVID-19, banyak pasien Indonesia yang biasanya berobat ke luar negeri tidak dapat melakukan perjalanan ke luar negeri dan mengharuskan mereka untuk berobat di dalam negeri. Hal ini menyadarkan sebagian dari mereka, bahwa rumah sakit di Indonesia juga mampu untuk menangani pengobatan kanker dengan baik, sehingga pada akhirnya memutuskan untuk melanjutkan pengobatan seterusnya di Indonesia.”
Oleh karena itu, penting untuk terus melakukan sosialisasi sekaligus edukasi yang berkesinambungan kepada masyarakat Indonesia mengenai pengobatan kanker di Indonesia, agar masyarakat lebih sadar dan paham mengenai penanganan kanker di Indonesia.
Devy Yheanne, Country Leader of Communications and Public Affairs, PT Johnson & Johnson Indonesia mengatakan,”Medical tourism merupakan topik yang menarik karena melibatkan banyak pemangku kepentingan. Contohnya, salah satu alasan pasien memilih berobat di luar negeri adalah kecanggihan teknologi dan kecepatan akses terhadap obat-obat inovatif yang belum ada di Indonesia.
Sebagai salah satu perusahaan dengan banyak R&D dibidang onkologi, kami merasakan banyak sekali perubahan yang dilakukan oleh pemerintah (dalam hal ini BPOM RI), untuk mempercepat pelayanan publik dan akses terhadap obat kanker. Sayangnya inovasi dan transformasi ini belum banyak diketahui oleh masyarakat.
Oleh karena itu, PT Johnson & Johnson Indonesia menyadari bahwa sangat penting untuk mendukung berbagai upaya pemerintah dalam meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia mengenai kualitas pengobatan beberapa penyakit kritikal di dalam negeri, terutama kanker, tentunya melalui kemitraan dengan para pemangku kepentingan dari berbagai sektor.”