April
30
2018
     06:22

Misi Dagang ke Bangladesh Sukses Cetak USD 279,19 Juta

Misi Dagang ke Bangladesh Sukses Cetak USD 279,19 Juta

Sementara itu, hadir sebagai narasumber pada Forum Bisnis yaitu Ketua Komite Bilateral untuk Bangladesh dan Sri Lanka, KADIN Indonesia Deepak Samtani; President of Federation of Bangladesh Chambers of Commerce and Industry (FBCCI), Shafiul Islam Mohiuddin; Head of National Interest Account Department, Indonesia Eximbank, Nilla Meiditha; Gas Sourcing Manager, PT Pertamina, Imam Mul Akhyar; Wakil Presiden Direktur Adaro Power, Dharma Djojonegoro, Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia Joko Supriyono, Joko Supriyono; dan Kepala Dewan Pengawas Badan Pengelola Dana Sawit, M. Rusman.

Dalam paparannya, Arlinda menyampaikan bahwa Bangladesh yang berpenduduk lebih dari 160 juta jiwa merupakan mitra dagang nontradisional Indonesia yang potensial, dan Indonesia siap membantu Bangladesh yang sedang beranjak menjadi negara berkembang (developing country).

“Negara ini sedang tumbuh dan memiliki kelas menengah baru. Peluang ini yang harus menjadi perhatian pelaku usaha. Ke depan, Indonesia dan Bangladesh perlu merumuskan kerja sama bilateral dalam Preferensial Trade Agreement (PTA). Kami sangat meyakini hubungan kerja sama ini dapat terwujud dengan lebih baik,” imbuh Arlinda.

Arlinda menegaskan Misi Dagang ke Bangladesh memberi kesempatan kepada para pelaku usaha nasional untuk masuk lebih jauh ke pasar Bangladesh. Selama ini Bangladesh mendapatkan beberapa produk Indonesia dari negara ketiga seperti minyak kelapa sawit dan turunannya, pulp and paper, serta rempah-rempah. Dengan misi dagang ini, pelaku usaha nasional dan dari Bangladesh bisa langsung melakukan transaksi.

Pada kesempatan tersebut, Arlinda juga mengundang para pelaku usaha Bangladesh untuk hadir pada Trade Expo Indonesia. “Sebagai upaya peningkatan hubungan ekonomi dan perdagangan kedua negara dan untuk melakukan eksplorasi terhadap produk Indonesia, kami mengundang pelaku usaha Bangladesh untuk hadir pada Trade Expo Indonesia yang diadakan di ICE BSD pada 24–28 Oktober 2018,” kata Arlinda.

Sementara itu dalam kegiatan Indonesia Fair, beberapa produk Indonesia yang diminati antara lain fesyen, makanan dan minuman, serta rempah-rempah. Saat ini sebagian besar masyarakat Bangladesh masih menggunakam gambir dan pinang untuk mempercantik giginya.

Indonesia Fair yang dimeriahkan dengan performa budaya, peragaan busana, pemutaran film, dan demo membatik dipenuhi sekitar 10 ribu pengunjung. Pada hari terakhir pelaksanaan Indonesia Fair juga telah ditandatangani perjanjian kesepahaman (MoU) antara anak perusahaan PT Angkasa Pura I yaitu PT Angkasa Pura Property dengan Zaman Company Limited di bidang pengembangan properti, konstruksi, dan pariwisata. Penandatanganan ini disaksikan Dirjen Arlinda dan Duta Besar RI untuk Dhaka.

Indonesia Fair terselenggara atas kerja sama Kementerian Pariwisata dengan salah satu lembaga seni di Bangladesh Dhakabashi Organization.

Kunjungan ke Industri

Di sela-sela kegiatan misi dagang dilakukan kunjungan delegasi ke Meghna Group of Industries (MGI). MGI merupakan salah satu perusahaan konglomerat terbesar dan terkemuka di Bangladesh. Dengan omset USD 2 miliar dan aset USD 1 miliar, MGI saat ini mengoperasikan 32 perusahaan dengan 3.000 distributor dan 1000 pemasok. Industri yang dikelola MGI antara lain pengolahan minyak nabati yang dilakukan Tanveer Oil Mills Ltd, barang konsumsi, dan semen. Beberapa produk yang dihasilkan MGI antara lain semen, minyak goreng, kertas, tisu, gula rafinasi, garam, serta makanan dan minuman.

Menurut salah satu pimpinan MGI Abu Bakar, beberapa produk yang diimpor MGI yaitu palm olein, pulp, dan clinker dari Indonesia. Namun, beberapa produk di antaranya diimpor dari negara ketiga.

Pada kesempatan tersebut, Arlinda berharap hubungan dagang Indonesia dengan MGI dapat ditingkatkan. MGI dapat membeli lebih banyak lagi produk-produk unggulan secara langsung dari Indonesia, tidak hanya terbatas pada palm oil, pulp, dan clinker.

Kinerja Perdagangan Indonesia-Bangladesh

Total perdagangan Indonesia–Bangladesh pada tahun 2017 tercatat senilai USD 1,67 miliar, terdiri dari ekspor senilai USD 1,60 miliar dan impor senilai USD 73,19 juta. Neraca perdagangan Indonesia surplus sebesar USD 1,52 miliar. Dalam lima tahun terakhir (2013–2017), perdagangan kedua negara naik rata-rata 6,71% per tahun.

Pada tahun 2018 (Januari–Februari), total perdagangan kedua negara tercatat senilai USD 0,37 milyar, naik 47,69% dibandingkan tahun sebelumnya periode yang sama, terdiri dari ekspor dari Indonesia senilai USD 0,35 miliar dan impor dari Bangladesh senilai USD 16,61 juta. Neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus sebesar USD 0,34 miliar.

Halaman   1 2 Show All

Release Terkini

No Release Found

Terpopuler


2025 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved