Merck Gencarkan Edukasi Anemia untuk Persiapkan Generasi Produktif, Generasi Bebas Anemia
Jakarta, 27 April 2018 – Anemia merupakan salah satu penyakit paling umum di Indonesia dengan perumpamaan 1 dari 5 orang Indonesia memiliki risiko untuk terkena anemia[1]. Meskipun begitu, banyak dari masyarakat yang belum teredukasi akan gejala, dampak dan penanggulangan anemia.
Mengetahui hal ini, sejak tahun 2016 Merck meluncurkan kampanye “Indonesia Bebas Anemia” sebagai wujud nyata dalam meningkatkan kepedulian terhadap anemia. Untuk meneruskan komitmennya, Merck kembali melanjutkan kampanye “Indonesia Bebas Anemia” di tahun 2018 melalui sebuah acara peluncuran dan sesi diskusi bertemakan “Generasi Produktif, Generasi Bebas Anemia”.
Tema ini diangkat dari kesadaran akan pentingnya mempersiapkan generasi penerus bangsa yang produktif dan berkualitas sebagai langkah antisipasi dalam menyambut era bonus demografi. Pada tahun 2020-2030 mendatang, Indonesia diperkirakan akan memiliki tabungan penduduk usia produktif sebanyak 60% atau setara dengan 180 juta penduduk.[2] Untuk itu, tahun ini Merck kembali menggandeng Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia serta didukung oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan komunitas 1000 Guru.
Dr. Marina Damajanti, MKM, Kepala Subdirektorat Bina Gizi Klinik, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menjelaskan, “Bonus demografi adalah kondisi yang dinikmati suatu negara dari besarnya proporsi penduduk usia produktif, seperti yang akan dialami Indonesia pada tahun 2020-2030. Namun, jika tidak dipersiapkan secara matang, penduduk produktif dapat membawa dampak buruk karena sumber daya manusia yang tidak memenuhi kualifikasi. Di sisi lain, anemia telah terbukti mengakibatkan penurunan produktivitas kerja pada penduduk usia produktif yang tentunya akan mempengaruhi kualitas sumber daya manusia yang menjadi penerus bangsa di kemudian hari. Menanggapi situasi ini, Kementerian Kesehatan menginisiasi program GERMAS sebagai solusi dalam mengurangi beban penyakit melalui kebiasaan hidup sehat yang mencakupi intervensi gizi spesifik dengan poin pemberian dan promosi kampanye Tablet Tambah Darah untuk remaja putri, calon pengantin serta ibu hamil.”
Kementerian Kesehatan juga menyambut baik dan mendukung kampanye Indonesia Bebas Anemia sebagai usaha dalam meningkatkan pemahaman mengenai anemia yang diharapkan dapat mewujudkan generasi Indonesia yang lebih sehat dan produktif.
Prof. Dr. Endang L. Achadi, Ketua Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI) mengatakan, “Dampak anemia sering kali tidak terlihat maupun dirasakan secara langsung, tetapi anemia tentunya tidak dapat diremehkan. Anemia terbukti menyebabkan penurunan produktivitas kerja wanita Indonesia sebanyak 20% atau sekitar 6,5 jam per minggu[3]. Hal ini akan menjadi hambatan besar bagi pembangunan sumber daya manusia berkualitas di Indonesia. Menjalankan pola hidup sehat bergizi seimbang, termasuk mengonsumsi makanan dengan kadar zat besi, protein dan vitamin dapat dilakukan untuk mencegah dan mengatasi anemia. Selain itu, anemia juga dapat diatasi dengan konsumsi suplemen zat besi, istirahat cukup dan olah raga secara teratur.”
Melanjutkan komitmennya, Merck tahun ini bekerja sama dengan komunitas 1000 Guru melalui kegiatan Training of Trainers (ToT) untuk mengedukasi masyarakat Indonesia dalam jangkauan yang lebih luas dan jumlah yang lebih besar. Seluruh relawan dan masyarakat yang telah menerima edukasi dan pelatihan, diharapkan dapat terus menyebarluaskan edukasi anemia tersebut kepada masyarakat di sekitarnya.
“Komunitas 1000 Guru sangat senang dan bangga karena dapat turut berpartisipasi dalam menciptakan generasi penerus bangsa yang produktif dan berkualitas. Perjalanan ‘Traveling and Teaching’ memungkinkan para relawan untuk terjun langsung dalam mengedukasi para guru, orang tua serta murid Sekolah Dasar mengenai anemia. Pelatihan dilakukan dengan pendekatan sederhana dan disampaikan melalui permainan yang menyenangkan sehingga materi dapat diserap dengan mudah oleh para penerimanya” tutur Jemi Ngadiono, Pendiri Komunitas 1000 Guru.
Anie Rachmayani, Associate Director Marketing PT Merck menuturkan, “Program Training of Trainers ini memiliki fokus untuk menciptakan para agen perubahan melalui misi edukasi yang serentak dilakukan di 10 kabupaten di Indonesia, di mana daerah-daerah ini memiliki prevalensi anemia yang tinggi serta termasuk dalam daftar Kabupaten/Kota Utama Intervensi Stunting dari Kementerian Kesehatan. Kegiatan ini juga turut melibatkan karyawan Merck serta para relawan 1000 Guru. Kami percaya akan pentingnya mengoptimalkan periode bonus demografi demi dampak positif bagi pembangunan Indonesia. Untuk itu tahun ini Merck melanjutkan komitmen Indonesia Bebas Anemia bersama Kementerian Kesehatan, PDGMI dan Komunitas 1000 Guru. Hal ini diwujudkan melalui berbagai kegiatan yang selaras dengan GERMAS guna mempercepat perbaikan status gizi masyarakat melalui edukasi anemia. Kampanye ini pun terbuka bagi seluruh masyarakat Indonesia yang peduli terhadap pembangunan generasi produktif, generasi bebas anemia.”
Tentang PDGMI
Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI) adalah perhimpunan dokter seminat dalam bidang gizi dibawah Ikatan Dokter Indonesia (IDI) lahir pada tahun 1997, yang bertujuan antara lain membantu pemerintah untuk Meningkatkan status kesehatan dan gizi masyarakat Indonesia. Pengurus Pusat -PDGMI berkedudukan di Jakarta dengan Ketua : Prof. DR. Endang L. Achadi, MPH, Dr.PH. PDGMI saat ini mempunyai 15 Cabang yaitu Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Kalimantan, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Jogyakarta, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara dan NTT.Kegiatan PDGMI melakukan promosi kesehatan dan gizi bermitra dengan pemerintah, organisasi profesi dan swasta. Anggota PDGMI adalah dokter yang teregistrasi dan berminat dalam pengembangan ilmu Gizi.
Tentang 1000 Guru
1000 Guru adalah organisasi non-profit yang bergerak dalam bidang pendidikan anak-anak pedalaman Indonesia. Didirikan pada tahun 2008, organisasi yang berawal dari media sosial ini kini berkembang menjadi aksi sosial nyata dengan turun langsung membantu anak-anak pedalaman. Hingga 2017, 1000 Guru telah memiliki 35 komunitas regional yang tersebar dari Aceh hingga Papua.
Tentang Merck
Merck adalah perusahaan sains dan teknologi terkemuka yang bergerak dalam bidang kesehatan, life science dan performance materials. Sekitar 53.000 karyawan bekerja untuk mengembangkan teknologi yang mampu memperbaiki dan mendukung kehidupan – mulai dari terapi biofarma untuk perawatan kanker ataupun multiple sclerosis, sistem mutakhir untuk penelitian dan produksi sains, hingga kristal cair untuk smartphones dan TV LCD. Pada 2017, Merck membukukan penjualan sebanyak € 15,3 miliar di 66 negara. Didirikan pada tahun 1668, Merck merupakan perusahaan farmasi dan kimia tertua di dunia. Keluarga pendirinya hingga kini masih menjadi pemilik mayoritas saham grup yang telah menjadi milik publik. Merck, Darmstadt, Jerman memegang hak global atas penggunaan nama dan merek Merck. Satu-satunya pengecualian adalah Amerika Serikat dan Kanada, di mana perusahaan beroperasi di bawah nama EMD Serono, MilliporeSigma dan EMD Performance Materials.
Di Indonesia, PT Merck Tbk didirikan pada 14 Oktober 1970. Bertransformasi menjadi perusahaan public pada tahun 1981, dan merupakan salah satu perusahaan pertama yang terdaftar di Bursa Efek Inbdonesia. Mayoritas saham dimiliki oleh Grup Merck yang berkantor pusat di Darmstadt, Jerman. Untuk informasi lebih lanjut tentang PT Merck Tbk, silakan kunjungi www.merck.co.id.
Kampanye WE100, adalah komitmen global bisnis Consumer Health Merck untuk mendukung generasi muda hidup sehat bahkan hingga berusia 100 tahun.