KKP dan Prancis Perkuat Kerja Sama Mendorong Produktivitas Perikanan Budidaya Laut
Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki BBPBL Lampung diantaranya adalah hatchery, laboratorium, keramba jaring apung, pabrik pakan, Recirculating Aquaculture System (RAS) dan pelayanan satu atap di bidang jasa dan produk.
Kemudian untuk komoditas yang dikembangkan di BBPBL Lampung sendiri diantaranya adalah ikan Kerapu, Kakap, Bawal Bintang, Kobia, Cardinal Banggai, Blue Devil, Clown Fish (Nemo), Lobster, Kuda Laut, Rumput Laut dan Teripang.
Diisamping itu juga, BBPBL Lampung memberikan pelayanan satu atap, dengan jenis pelayanan jasa berupa pengujian laboratorium, kunjungan dan penelitian dan pelayanan produk diantaranya telur, benih, induk, ikan konsumsi, ikan hias, pakan alami dan rumput laut.
Sementara itu, Menteri Kelautan Perancis Annick Girardin saat melakukan kunjungan di Lampung beberapa waktu lalu mengatakan, Indonesia dan Prancis mempunyai ikatan yang sangat kuat sejak lama. Kunjungan ini merupakan wujud ikatan yang kuat tersebut.
Sebagaimana telah disampaikan juga oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono bahwa Indonesia dan Prancis merupakan negara sahabat yang memiliki kedekatan secara historis. “Kami sangat senang bisa berkunjung di BBPBL Lampung untuk melihat kegiatan-kegiatan yang sedang dilakukan oleh BBPBL Lampung demi masa depan perikanan budidaya yang lebih baik, baik untuk Prancis maupun Indonesia”, katanya.
Menurutnya, perkembangan isu budidaya laut terkait dengan harmful algal bloom (HAB) adalah sebuah kondisi dimana terjadi ledakan populasi alga (fitoplankton) tertentu yang beracun dan mengeluarkan substansi racun yang mencemari perairan yang mengakibatkan kematian ikan secara massal di daerah tersebut , terutama ikan-ikan budidaya dalam karamba jaring apung.
HAB dikenal juga sebagai red tide karena warnanya yang merah. Tidak banyak daerah yang mempunyai fenomena red tide. Biasanya setelah ada eutrofikasi, perubahan kualitas air, dan tentu saja karena ada sumber alga beracun yang dorman. Dan, jika bicara budidaya laut, tentu saja berkaitan dengan bidang kesehatan, lingkungan dan ekonomi.
Saat ini, kita sedang menghadapi masalah yang sama, perlu mencari solusi untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. ”Apa yang akan dilakukan oleh Kelautan Perancis terhadap pengembangan potensi sektor kelautan dan perikanan di Indonesia, akan meningkatkan serta mengintensifkan kerja sama, baik melalui penelitian bersama maupun pemberian bantuan dalam rangka meneliti dan mengantisipasi climate change di perairan laut, perbaikan peningkatan infrastruktur dan kegiatan-kegiatan lainnya,” ujar Menteri Annick.
Pada kesempatan yang sama, Kepala BBPBL Lampung, Ujang Komarudin, berharap Prancis dan Indonesia akan segera merealisasikan kerja sama yang telah dirancang dengan baik oleh BBPBL Lampung dan Badan Riset Perancis IRD, yaitu Collaboration project for monitoring and prediction of harmful algal bloom in the Lampung Bay.
“Semoga kunjungan Menteri Annick Girardin, dapat menguatkan hubungan baik antara Prancis dan Indonesia dan berdampak pada kemajuan sektor kelautan dan perikanan bagi kedua negara. BBPBL Lampung akan menyediakan SDM dan fasilitas dalam rangka peningkatan kerja sama penelitian, pengkajian kelautan dan budidaya laut, khususnya di Teluk Lampung,” tandasnya.