KKP dan Prancis Perkuat Kerja Sama Mendorong Produktivitas Perikanan Budidaya Laut
JAKARTA (9/6) - Kementerian Kelauatan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) tengah memperkuat hubungan kerja sama sektor kelautan dan perikanan untuk mendorong produktivitas perikanan budidaya, khususnya budidaya laut.
Hal itu ditegaskan oleh Plt. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Tb. Haeru Rahayu. "Melalui kunjungan yang telah dilakukan oleh Menteri Kelautan Prancis ke Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung, saya berharap Prancis dan Indonesia akan segera merealisasikan kerja sama ilmiah yang telah dirancang dengan baik oleh DJPB dalam hal ini BBPBL Lampung dan Badan Riset Perancis IRD, yakni Collaboration project for monitoring and prediction of harmful algal bloom in the Lampung Bay.
Isu harmful algal bloom ini sangat penting karena memiliki dampak yang sangat besar terhadap kegiatan perikanan budidaya di Teluk Lampung pada khususnya, dan untuk Indonesia pada umumnya. Terutama, untuk bersama mendorong peningkatan produksi perikanan budidaya laut baik untuk Indonesia maupun Prancis,” tegas Tebe di Jakarta (9/6/2021).
”Sekali lagi saya sampaikan terima kasih kepada Menteri Kelautan Prancis dan seluruh delegasi yang menyertai atas kunjungannya ke BBPBL Lampung. Semoga kunjungan ini dapat menguatkan hubungan baik antara Prancis dan Indonesia dan berdampak pada kemajuan sektor kelautan dan perikanan kedua negara,” sambungnya.
Pasalnya, lanjut Tebe sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, saat ini Pemerintah Indonesia tengah memberikan perhatian yang besar terhadap pengembangan sektor kelautan dan perikanannya. Hal ini karena melihat besarnya potensi yang dimiliki dan pengelolaannya yang baik. Mengacu data estimasi KKP 2020, sebagai negara kepulauan yang memiliki 17.504 pulau, potensi ekonomi kelautan Indonesia diprediksi mencapai USD1.388 miliar pertahun.
Dan, lanjutnya lagi, DJPB fokus mengembangkan perikanan budidaya melalui dua kegiatan terobosan. Pertama, pengembangan perikanan budidaya untuk peningkatan ekspor yang didukung riset kelautan dan perikanan. Kedua, pembangunan kampung-kampung perikanan budidaya tawar, payau dan laut berbasis kearifan lokal.
Adapun, pada kegiatan terobosan pertama, komoditas perikanan budidaya yang diutamakan untuk ekspor adalah udang, lobster dan rumput laut. “Tiga komoditas tersebut akan terus didorong peningkatannya, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Riset terkait budidaya juga akan terus dikembangkan demi menunjang keberlanjutan subsektor perikanan budidaya,” tuturnya.
Untuk itu, upaya rencana kerja sama ilmiah antara KKP dan Kementerian Kelautan Prancis ini sangat selaras dan nantinya akan sama-sama menguntungkan. Adapun yang saat ini sedang difokuskan yaitu pada proliferasi ganggang laut toksik sebagai akibat dari perubahan iklim.
”Kerja sama riset dengan negara lain yang lebih berpengalaman dalam bidangnya merupakan bentuk dukungan yang baik yang dapat terus dijalin demi menghasilkan kajian yang dapat memberikan manfaat bagi perikanan budidaya yang lebih baik,” paparnya.
Sementara itu, BBPBL Lampung merupakan salah satu unit pelaksana teknis dari DJPB yang mengemban tugas dalam pengelolaan produksi dan diseminasi teknik budidaya induk dan benih unggul ikan laut, bibit rumput laut dan bibit kultur jaringan, uji laboratorium, pakan dan penyakit ikan, juga mendukung kegiatan prioritas dan kegiatan terobosan dari DJPB melalui kerja sama dengan lembaga dalam perekayasaan dan penelitian.