June
27
2021
     14:31

Indonesia Didaulat Pimpin Formulasi Strategi Regional Perikanan Skala Kecil ASEAN

Indonesia Didaulat Pimpin Formulasi Strategi Regional Perikanan Skala Kecil ASEAN

JAKARTA (26/6) - Delegasi Indonesia mengikuti rangkaian pertemuan Kelompok Kerja Perikanan ASEAN (ASEAN/ASWGFi) ke-29, sejak tanggal 22 – 24 Juni 2021. Pertemuan ASWGFi merupakan satu-satunya forum resmi di ASEAN yang menangani bidang perikanan. Pada pertemuan ini negara-negara angota ASEAN menyampaikan capaian dan implementasi dari Strategic Plan of Action 2021-2025 yang telah disahkan untuk periode 5 tahun.

Pertemuan ASWGFi kali ini dilaksanakan back to back dengan pertemuan ASEAN Fisheries Consultative Forum (AFCF) yang membahas isu-isu yang nantinya akan dibahas pada ASWGFi. Untuk 2 tahun terakhir, dalam rangka efisiensi dan efektivititas, pertemuan AFCF ke-3 dan ASWGFi ke-29 juga dilaksanakan serangkaian dengan pertemuan ASEAN Shrimp Alliance (ASA) ke-11.

Delegasi Indonesia dipimpin Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Agung Tri Prasetyo, beranggotakan perwakilan dari seluruh unit kerja eselon I lingkup KKP, dan Kementerian Luar Negeri, secara daring dan luring.

Dalam rangka keketuaan Indonesia di Forum ASWGFI, Sekretaris Jenderal KKP, Antam Novambar, mengatakan Indonesia memimpin inisiatif untuk formulasi Strategi Regional untuk mendorong Implementasi FAO Voluntary Guidelines on Small-scale Fisheries (SSF), dan mengajak negara-negara ASEAN untuk mencapai pemahaman bersama dan memberi perhatian pada Small-scale Aquaculture (SSA).

Senada, Ketua Delegasi Indonesia dalam intervensinya mengingatkan kembali bahwa jumlah pelaku perikanan skala kecil di Indonesia dan di negara-negara ASEAN lainnya tercatat 90%, termasuk Small-scale Aquaculture, perlu suatu panduan dalam pengelolaannya.

“Kalau SSF sudah ada, tinggal kita dorong implementasinya, sedangkan untuk Small-scale Aquaculture belum tersedia panduan, bahkan kesamaan persepsi dan pengertiannya pun belum ada. Oleh sebab itu, Indonesia siap memimpin pembahasan isu ini di kawasan dengan dukungan Sekretariat ASEAN,“ jelas Agung.

Selain isu perikanan skala kecil, Indonesia sebagai Ketua dari Ad Hoc Taskforce on ASEAN General Fisheries Policy Feasibility Study (AGFP-FS) juga menyampaikan laporan pelaksanaan pertemuan penentuan posisi yang diambil oleh negara-negara ASEAN terhadap ASEAN General Fisheries Policy (AGFP), pada pertemuan ASWGFi ke-29.

Penyampaian laporan oleh anggota Delegasi Indonesia, Djoko Arye Prasetyo, disambut baik oleh negara ASEAN lainnya. “Indonesia berhasil meraih dukungan dengan penegasan kembali bahwa yang diperlukan negara-negara ASEAN adalah mendorong implementasi kebijakan yang telah ada dan mekanisme yang sudah ada di ASEAN, daripada membuat suatu Kebijakan Umum Perikanan ASEAN baru yang menggantikan kebijakan-kebijakan yang sudah ada,“ jelas Agung.

Sementara itu pada pertemuan ASEAN Shrimp Alliance (ASA) yang dilaksanakan tanggal 21 Juni 2021, dibahas upaya negara-negara ASEAN dalam mitigasi dampak Covid-19 terhadap komoditas udang yang meliputi aspek produksi dan perdagangan. Indonesia bersama negara-negara ASEAN lainnya memainkan peran yang signifikan sebagai eksportir produk udang ke pasar tradisional seperti AS, Uni Eropa, dan Jepang.

Di Forum ASA, Indonesia mengingatkan pentingnya upaya untuk menjaga produktivitas dan kepatuhan terhadap aspek keamanan pangan (food safety) sebagai sesuatu yang mandatory, agar kepercayaan pasar terhadap produk udang tetap terjaga. Tercatat dua proyek ASA yang akan dilaksanakan di bawah koordinasi Sekretariat ASA di Thailand yaitu Regional Collaborative for Long-term Genetic Improvement of Growth Robustness and Resistance to Early Mortality Syndrome in White Shrimp for ASA, dan ASEAN Awareness Building on Implementing Traceability.

Dalam pembahasan Sustainable Aquaculture dan Circular Economy terkait pemanfaatan limbah lateks dan limbah sawit dengan pemaparan oleh Mr Errol Neville Perrera, Ahli Biokimia dan Mikrobiologi dari Revoganix, anggota Delegasi Indonesia, Erna Yuniarsih menyampaikan pengalaman Indonesia dalam pemanfaatan limbah sawit untuk komponen pakan ikan mandiri.

Pemanfaatan limbah sawit yang berupa Palm Karnel Meal (PKM) dari industri sawit ini dapat menjadi alternatif sumber protein pada pakan budidaya ikan patin guna mengurangi penggunaan tepung ikan (fish meal) sehingga biaya produksi budidaya dapat ditekan. Selain itu Indonesia juga sudah mulai melakukan kajian pemanfaatan biji karet sebagai sumber bahan baku protein nabati dalam pakan ikan.

Pengawalan kepentingan nasional di forum perikanan regional ASEAN sejalan dengan program prioritas KKP 2021-2022 yang digaungkan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono. Pertama, peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sumber daya perikanan tangkap dan kesejahteraan nelayan.

Kedua, pengembangan perikanan budidaya didukung riset kelautan dan perikanan. Ketiga, pembangunan kampung-kampung perikanan air tawar, payau, dan laut berbasis kearifan lokal.

Sebagai informasi, Keketuaan Kelompok Kerja Sektor Perikanan ASEAN tahun 2021 adalah Kamboja. Indonesia akan memegang keketuaan forum ini pada tahun 2022. Sebagaimana disepakati oleh tingkat Leaders ASEAN, melalui Sekretariat ASEAN bahwa rangkaian pertemuan Kelompok Kerja Sektor Perikanan ASEAN 2022 akan tetap diselenggarakan secara daring pada bulan Juni 2022.

Halaman   1 2 Show All

Release Terkini

No Release Found


2025 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved