November
26
2019
     17:59

Chief Economist CIMB Niaga: Perekonomian 2020 Menantang, Pelaku Pasar Harus Tetap Optimis

Chief Economist CIMB Niaga: Perekonomian 2020 Menantang, Pelaku Pasar Harus Tetap Optimis

JAKARTA, 26 November 2019. Perekonomian Indonesia pada tahun 2020 masih akan menghadapi sejumlah tantangan. Berlanjutnya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China serta stagnannya pertumbuhan perekonomian dunia juga berpengaruh pada dinamika investasi dan konsumsi dalam negeri. Diprediksi, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan berada di kisaran 5%.

Pernyataan tersebut disampaikan Chief Economist PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) Adrian Panggabean pada Diskusi Media Bersama Chief Economist CIMB Niaga di Graha CIMB Niaga, Jakarta, Selasa (26/11/2019). Dalam diskusi tersebut, Adrian memaparkan analisanya terkait refleksi perekonomian Indonesia tahun 2019 dan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020.

Menurut Adrian, kendati perekonomian Indonesia tahun depan dibayangi sejumlah tantangan, para pelaku usaha diharapkan tetap optimis. “Perekonomian tentu tak lepas dari tantangan, tapi tentu saja para pelaku pasar harus menatap ke depan dengan optimis. Manfaatkan setiap peluang terutama dalam kondisi market yang masih volatile,” katanya.

Adrian pun menyarankan sejumlah solusi. Pertama, dalam jangka pendek, mengingat keterbatasan kebijakan moneter, pemerintah perlu mempertimbangkan pelebaran defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mendekati 3%, dengan merumuskan secara detil kebijakan suplementer yang mampu mereduksi efek negatif dari pelebaran defisit.

Kedua, dalam jangka pendek-menengah, pemerintah perlu agresif menaikkan kontribusi dividen Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terhadap APBN melalui penurunan biaya yang signifikan dan peningkatan produktivitas yang optimal. Juga, perlu memanfaatkan potensi pembiayaan lewat mekanisme sekuritisasi aset pemerintah.

“Ketiga, pemerintah dan regulator perlu segera melakukan terobosan dalam meningkatkan mobilisasi tabungan dalam negeri lewat reformasi besar-besaran di industri dana pensiun dan social security. Selain itu, Pemerintah Daerah juga harus menaikkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) secara netral, untuk mengurangi ketergantungan daerah terhadap dana alokasi dari pusat,” papar Adrian.

Refleksi 2019

Adapun di sisa tahun 2019, kinerja perekonomian Indonesia diperkirakan masih akan mengalami perlambatan. Hal itu dipicu oleh pertumbuhan investasi dan konsumsi rumah tangga yang melambat di kuartal ketiga.

Menurut Adrian, tahun ini pelaku usaha menunda keputusan bisnis karena bayangan ketidakpastian, baik yang muncul dari sisi global maupun domestik. Sejalan dengan menurunnya permintaan dan adanya kendala likuiditas, pertumbuhan kredit juga berangsur melambat.

Di sisi lain, pelemahan harga komoditas dan tingginya suku bunga pada paruh pertama tahun 2019, juga telah menyebabkan rumah tangga mengerem belanjanya. Pada kuartal ketiga tahun ini, dengan mengoreksi faktor musiman, laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga antar kuartal bahkan telah mencapai angka terendah dalam sembilan tahun terakhir.

“Dengan memperhitungkan semua faktor dan prospek berlanjutnya perlambatan di kuartal keempat, perekonomian Indonesia nampaknya hanya akan bertumbuh maksimum 5% di tahun 2019,” kata Adrian.

Sementara itu, kurs rupiah terus mengalami perbaikan. Setelah mendekati level Rp15.000 per dolar AS di awal tahun, kini berangsur menguat ke arah Rp14.000 per dolar AS. Hal ini didukung oleh derasnya arus masuk investasi asing di pasar modal.

“Geliat pasar Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF) yang didorong oleh Bank Indonesia juga berkontribusi pada penguatan dan stabilitas kurs di kisaran Rp14.000 per dolar AS pada enam bulan terakhir,” tutup Adrian.

Tentang CIMB Niaga

CIMB Niaga didirikan dengan nama Bank Niaga pada tahun 1955. Sekitar 92,5% saham CIMB Niaga (termasuk yang dimiliki oleh PT Commerce Kapital sebesar 1,02%) dimiliki oleh CIMB Group. CIMB Niaga menawarkan produk dan layanan perbankan lengkap, baik konvensional maupun Syariah, melalui 466 jaringan kantor per 30 September 2019, yang terdiri dari jumlah kantor cabang sebanyak 392, kantor kas dan payment point sebanyak 17 unit, 30 Digital Lounge, dan kas mobil sebanyak 27 unit. CIMB Niaga memiliki 13.449 karyawan (konsolidasi) per 30 September 2019.

CIMB Group merupakan perusahaan penyedia jasa keuangan terbesar kedua di Malaysia sekaligus salah satu kelompok usaha perbankan universal terkemuka di ASEAN. Produk dan jasa yang ditawarkannya mencakup produk dan jasa perbankan konsumer, perbankan investasi, perbankan Syariah, pengelolaan aset dan asuransi. CIMB Group berkantor pusat di Kuala Lumpur, dan beroperasi di seluruh negara anggota ASEAN (Malaysia, Indonesia, Thailand, Singapura, Kamboja, Brunei, Vietnam, Myanmar, Laos, dan Filipina). Selain di kawasan ASEAN, CIMB Group mendirikan pula kantor di China, Hong Kong, India, Sri Lanka, Amerika Serikat, Inggris, dan Korea. Saham CIMB Group tercatat di Bursa Malaysia melalui CIMB Group Holdings Berhad. Per 30 September 2019, kelompok usaha ini memiliki nilai kapitalisasi pasar yang mencapai USD11,7 miliar.

Halaman   1 2 Show All

Release Terkini

No Release Found

Terpopuler


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved