February
23
2022
     08:56

Sosialisasikan Good Design Indonesia, Kemendag Bidik Peningkatan Ekspor Manufaktur

Sosialisasikan Good Design Indonesia, Kemendag Bidik Peningkatan Ekspor Manufaktur
ILUSTRASI. Direktur Pengembangan Produk Ekspor, Miftah Farid membuka secara daring Sosialisasi Good Design Indonesia (GDI) 2022 yang digelar di secara hibrida dari Kota Surabaya pada Selasa (22 Feb).

Sumber: Pressrelease.id | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) Kementerian Perdagangan membidik peningkatan ekspor di sektor industri manufaktur. Salah satu upayanya dilakukan melalui perbaikan desain produk manufaktur.

Hari ini, Selasa (22/2) Ditjen PEN menggandeng Institut Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dan Universitas Ciputra Surabaya untuk menyosialisasikan program Good Design Indonesia (GDI) 2022. Kegiatan dilaksanakan secara hibrida di Surabaya, Jawa Timur. Acara ini dihadiri para akademisi, desainer, dan pelaku usaha.

“Kementerian Perdagangan telah melakukan beberapa langkah strategis untuk meningkatkan ekspor. Misalnya, memfokuskan kembali ekspor dari produk primer ke produk industri atau olahan bernilai tambah, diversifikasi produk ekspor, serta menjalin perjanjian perdagangan dengan negara mitra dagang baru.

Momentum peningkatan ekspor sepanjang tahun 2021 yang mencetak rekor baru di angka USD 219,25 miliar juga perlu dijaga melalui program kerja yang mendukung target peningkatan ekspor dan percepatan pemulihan ekonomi nasional,” ujar Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi pada kesempatan terpisah.

Direktur Jenderal PEN Didi Sumedi menjelaskan, sosialisasi GDI 2022 merupakan salah satu upaya Kemendag dalam mengeksplorasi potensi industri di dalam negeri yang bernilai komersial tinggi di pasar global. “GDI juga merupakan bentuk apresiasi terhadap desainer dan pelaku usaha berpotensi ekspor yang berhasil menciptakan produk dan jasa bernilai tambah. Khususnya produk manufaktur yang memanfaatkan kecanggihan teknologi,” kata Didi.

Didi menyampaikan, selain dari sisi fungsi dan estetika, nilai tambah yang menjadi fokus pada tahap penjurian GDI adalah nilai komersialnya di pasar domestik maupun global, serta dampaknya terhadap pelestarian lingkungan dan pemberdayaan komunitas.

“Kriteria penilaian tersebut berangkat dari kesadaran atas dampak gaya hidup manusia yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap lingkungan. Pengaruh tersebut menyebabkan terjadinya peningkatan permintaan pasar terhadap produk-produk dan jasa yang berkelanjutan serta ramah lingkungan,” jelas Didi.

Dalam praktiknya, lanjut Didi, pemerintah tidak dapat bekerja sendiri. Untuk mewujudkan hal tersebut, dibutuhkan upaya kolektif dari semua pemangku kepentingan dalam pengembangan produk berbasis desain berkelanjutan dengan tetap mengedepankan kreativitas dan inovasi melalui pemanfaatan teknologi.

“Ke depan, aspek keberlanjutan (sustainability), ekonomi hijau (green economy), dan ekonomi digital (digital economy) akan membentuk pengembangan desain di masa mendatang. Hal ini juga sejalan dengan visi pemerintah dalam mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs),” imbuh Didi.

Direktur Pengembangan Produk Ekspor Miftah Farid menuturkan, selama lima tahun penyelenggaraan GDI, Kemendag telah melihat produk atau jasa hasil karya pelaku usaha berlatar belakang pendidikan desain formal yang memiliki konsep bagus. Umumnya, pelaku usaha tersebut juga memiliki kemampuan menulis dalam menjelaskan produk (story telling) yang inspiratif serta mampu menyampaikan pesan atau makna suatu produk dengan baik.

“Untuk itu, Kemendag secara intensif menyosialisasikan kegiatan GDI kepada pemangku kepentingan tertarget dan menjelaskan secara rinci mengenai mekanisme pendaftaran dan kriteria penilaian. Materi lainnya yang menjadi fokus kegiatan sosialisasi yaitu manfaat bagi pelaku usaha atau desainer yang berhasil meraih penghargaan GDI. Contohnya, meningkatnya reputasi perusahaan dan produk serta pengakuan dan kepercayaan konsumen, sekaligus memperluas pemasaran produk baik di pasar domestik maupun ekspor,” jelas Miftah.

Selama acara berlangsung, lanjut Miftah, para peserta juga memberikan masukan seputar isu mengenai keterkaitan antara desain dan peluang pasar ekspor bagi produk dan jasa bernilai tambah. “Kemendag mengapresiasi kontribusi lembaga pendidikan dalam mencetak pelakupelaku usaha baru yang memiliki talenta desain sekaligus kemampuan bisnis yang mumpuni,” pungkas Miftah.

Penyelenggaraan GDI 2022 mengusung tema “Gateway towards Global Market”. Tujuannya untuk mendukung perkembangan desain industri berteknologi tinggi di Indonesia. Selain itu, GDI diharapkan dapat membangun citra Indonesia sebagai negara yang mampu menghasilkan produk dengan desain baik dan dapat dijual untuk menjadi sumber ekonomi bagi pekerjanya.

Pendaftaran GDI telah dibuka sejak tanggal 20 Januari 2022 dan akan ditutup pada akhir Maret 2022. Informasi lengkap tentang GDI dan formulir pendaftaran daring dapat diakses melalui tautan iddc.kemendag.go.id/gdi atau menghubungi panitia melalui surat elektronik ke direktoratp2e@kemendag.go.id.

Sebelumnya pada 17 Februari 2022 lalu, Kementerian Perdagangan juga telah menyosialisasikan GDI 2022 secara hibrida di Bandung, Jawa Barat. Selanjutnya, sosialisasi akan digelar pada 1—4 Maret 2022 secara hibrida di Yogyakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Release Terkini


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved