March
14
2022
     13:01

Perkuat Peran Perempuan dalam Meningkatkan Akses Digital untuk Perekonomian Indonesia

Perkuat Peran Perempuan dalam Meningkatkan Akses Digital untuk Perekonomian Indonesia
ILUSTRASI. Roti Eneng, salah satu kuliner favorit warga Jakarta yang dibangun sejak 2014 di Pasar Santa.

Sumber: Pressrelease.id | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Pesatnya perkembangan ekonomi digital dalam beberapa tahun belakang tidak terlepas dari peran dan upaya para pelaku UMKM, yang tidak dipungkiri telah ikut mendorong pertumbuhan ekonomi. Mandiri Institut mencatat kegiatan kanal penjualan online bahkan dominan dilakukan oleh pelaku usaha perempuan sebanyak 61 persen,  suatu pencapaian yang menggambarkan besarnya animo perempuan Indonesia untuk ikut membangun perekonomian digital. Kegiatannya pun beragam, dengan kanal penjualan online didominasi oleh sektor industri pengolahan rumah tangga (86 persen), restoran (71 persen), dan perdagangan (44 persen).

Menurut Bank Dunia, dua pertiga populasi Indonesia saat ini berada di kelompok usia produktif 15-64 tahun, dan membuka akses partisipasi ekonomi bagi mereka merupakan suatu potensi luar biasa untuk akselerasi pertumbuhan. Jika Indonesia dapat meningkatkan partisipasi tenaga kerja perempuan sebanyak 25 persen pada 2025, hal tersebut dapat menambah kegiatan ekonomi senilai lebih dari 893 triliun rupiah, dan meningkatkan PDB hingga 2,9 persen.

Menteri Perdagangan RI, Muhammad Lutfi, memperkirakan ekonomi digital Indonesia tahun 2021 sebesar Rp 632 triliun akan bertumbuh delapan kali lipat pada tahun 2030. Kementerian Keuangan mengemukakan bahwa perempuan semakin memainkan peran penting bagi ekonomi Indonesia. Di sektor UMKM, sebanyak 53,76 persen dimiliki oleh perempuan, dengan pegawai perempuan mencapai hingga 97 persen, dan kontribusi ekonomi hingga 61 persen.  Di sektor investasi, kontribusi perempuan mencapai 60 persen.

Pencapaian tersebut dapat dilihat sejalan dengan peningkatan tingkat literasi digital serta perkembangan platform digital yang semakin memudahkan masyarakat untuk melakukan kegiatan ekonomi. Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2019 menunjukkan bahwa walau indeks literasi keuangan perempuan masih rendah di angka 36,13 persen, namun telah meningkat dibandingkan 25,5 persen pada 2016. Hasil ini juga menunjukkan mengecilnya celah tingkat literasi antara pria dan perempuan, dengan selisih sebesar 3,81 persen dibanding tahun 2016 sebesar 7,70 persen.

Tren peningkatan literasi digital keuangan pun terlihat mendukung peran perempuan di ekonomi digital. Pada tahun 2016, indeks inklusi keuangan laki-laki adalah 69,6 persen dan naik menjadi 77,2 persen pada tahun 2019. Sementara perempuan adalah 66,2 persen pada tahun 2016 dan meningkat menjadi 75,2 persen pada tahun 2019.

Lebih lanjut, studi lapangan yang dilakukan CORE Indonesia bersama OVO atas lebih dari 2000 UMKM se-Indonesia menemukan bahwa para pelaku UMKM yang bergabung di OVO, selanjutnya mencatat peningkatan literasi digital serta keuangan digital, dengan dampak positif bagi pelaku perempuan UMKM yang sangat besar terkait terkait pengajuan kredit usaha.

Head of Corporate Communication OVO, Harumi Supit, menyatakan, “Kajian CORE Indonesia memperlihatkan bahwa literasi keuangan pelaku UMKM perempuan mengalami peningkatan setelah bergabung di platform OVO, dengan 46 persen kini menggunakan kredit usaha.  Hal ini penting, mengingat akses terhadap kredit usaha merupakan salah satu halangan yang dihadapi UMKM Indonesia. Dengan demikian, terlihat bahwa platform digital, dalam hal ini OVO, berhasil memberikan kontribusi dan dukungan nyata bagi para pelaku UMKM, khususnya pelaku perempuan.”

Manfaat platform digital dapat dilihat dari tanggapan merchant digital Indonesia sebagaimana dilansir oleh studi e-Conomy SEA 2021. Sebanyak  28 persen mengaku tidak akan dapat berhasil melewati pandemi tanpa adanya akses digital, dan 69 persen berencana meningkatkan pemanfaatan sarana pemasaran digital dalam lima tahun ke depan, sementara 98 persen kini menerima pembayaran digital.

Sarah Diana, pelaku usaha dan founder Roti Eneng, salah satu kuliner favorit warga Jakarta yang dibangun sejak 2014 di Pasar Santa, mengungkapkan manfaat digitalisasi yang dirasakannya. “Perjalanan membangun bisnis Roti Eneng membawa saya mempelajari banyak hal, salah satunya pemanfaatan pembayaran digital. Roti Eneng adalah merchant OVO di toko terletak Gandaria dan e-commerce. OVO memberikan kemudahan, keamanan dan kenyamanan bertransaksi baik secara offline dan online, yang saya yakin menjadi nilai tambah bagi para konsumen,” papar Sarah.

“Dengan adanya momentum perayaan Hari Perempuan Internasional di bulan Maret ini, besar harapan kami bahwa dengan membuka akses pembayaran digital dan layanan keuangan yang beragam dan terjangkau, OVO dapat turut mendorong literasi dan inklusi keuangan yang merata bagi masyarakat, khususnya bagi para perempuan Indonesia," tutup Harumi.

Tentang OVO

OVO sebagai platform digital pembayaran dan layanan keuangan terdepan di Indonesia berupaya meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan keuangan melalui produk dan layanan yang nyaman, aman dan terjangkau. Merangkul lebih dari 1,3 juta merchant QRIS di 600+ kota dan kabupaten, aplikasi OVO dapat digunakan untuk mengakses pembayaran, transfer, top up dan tarik dana, serta layanan asuransi, investasi dan pinjaman di seluruh nusantara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Release Terkini


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved