October
19
2024
     18:07

Mirae Asset: Prospek Positif dari Penurunan Suku Bunga dan Inflasi yang Stabil

Mirae Asset: Prospek Positif dari Penurunan Suku Bunga dan Inflasi yang Stabil
ILUSTRASI. Rully Arya Wisnubroto, Chief Economist & Head of Research Mirae Asset, mengatakan bahwa beberapa sektor yang diuntungkan dari kondisi ini meliputi perbankan, barang konsumsi, industri farmasi, dan telekomunikasi.

Sumber: Pressrelease.id | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia memproyeksikan konsumsi domestik Indonesia akan membaik didorong oleh perbaikan daya beli seiring inflasi yang terkendali. Dengan inflasi yang stabil, ruang bagi penurunan suku bunga cukup terbuka.

Rully Arya Wisnubroto, Chief Economist & Head of Research Mirae Asset, mengatakan bahwa beberapa sektor yang diuntungkan dari kondisi ini meliputi perbankan, barang konsumsi, industri farmasi, dan telekomunikasi.

"Keberhasilan dalam mengendalikan inflasi memberikan dampak positif terhadap daya beli masyarakat, yang tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang stabil dan membaik ke angka 124,4 pada Agustus," kata Rully dalam acara Media Day: October 2024 yang diselenggarakan oleh Mirae Asset, 17 Oktober 2024.

Dia menambahkan, peningkatan indeks penjualan ritel yang tumbuh 5,8% YoY di bulan yang sama juga memperkuat harapan akan keberlanjutan tren konsumsi. Menurut Rully, kebijakan moneter sudah mulai melonggar pada bulan September, yang ditandai dengan penurunan suku bunga BI rate sebesar 25 bps.

Meski demikian BI masih melihat adanya risiko volatilitas pasar sehingga pada RDG bulan ini BI memutuskan untuk menahan BI rate. Dengan asumsi bahwa Rupiah akan menguat dalam jangka menengah, dia menilai masih terdapat ruang penurunan suku bunga lebih lanjut.

Dengan suku bunga yang lebih rendah, lanjutnya, biaya pinjaman juga akan turun, memacu belanja konsumen dan investasi. Momentum perbaikan ekonomi domestik dan kebijakan moneter yang akomodatif diyakini dapat menghadapi tantangan dari faktor makroekonomi global.

"Dalam kondisi ini, investor cenderung beralih ke aset safe haven untuk menjaga portofolio mereka. Namun, kami optimistis pasar modal Indonesia mampu menjaga stabilitas meski di tengah tantangan global," ujar Rully.

Di acara bertema "Fostering Stability: Positive Inflation Impact and Safeguarding the Capital Market" itu, Rully juga menekankan bahwa pandangan pasar ke depan akan sangat dipengaruhi oleh kebijakan suku bunga dan pertumbuhan ekonomi global. Penurunan suku bunga di dalam negeri memberikan ruang bagi pasar modal untuk menguat lebih lanjut.

Namun, ia mengingatkan bahwa kebijakan suku bunga The Fed akan memengaruhi dinamika pasar global dan Indonesia.

"Kebijakan suku bunga dan pertumbuhan ekonomi global akan menjadi faktor kunci bagi prospek pasar modal Indonesia. Dengan inflasi terkendali, dan tentu saja disertai dengan nilai tukar yang stabil, sehingga ruang penurunan suku bunga BI lebih terbuka, kami optimistis terhadap fundamental ekonomi dan juga pasar modal Indonesia.”

Pada kesempatan yang sama, Prisa Ngadianto, Head of Retail Business Market Development Mirae Asset, menyatakan dalam beberapa waktu terakhir di tengah bertumbuhnya minat berinvestasi, terdapat beberapa skema penipuan termasuk yang mengatasnamakan manajemen Mirae Asset.

Penipuan tersebut berawal dari ajakan kepada masyarakat untuk berinvestasi di pasar saham serta mencari dukungan suara (voting) terhadap tokoh tertentu dalam sebuah kompetisi transaksi saham global fiktif.

Demi menjaga komitmen Mirae Asset untuk memberikan keamanan dan kenyamanan dalam berinvestasi, Mirae Asset menindak tegas aksi penipuan investasi yang mengatasnamakan perusahaan dengan melaporkannya ke otoritas dan regulator pasar modal serta instansi terkait lainnya.

“Kami mengingatkan nasabah dan calon nasabah terhadap maraknya penipuan di pasar modal, terutama yang mengatasnamakan Mirae asset. Kami mengajak seluruh pihak untuk lebih teliti terhadap identitas dari pihak yang menawarkan skema investasi serta praktik transfer dana di luar Rekening Dana Nasabah (RDN) dan virtual account atas nama nasabah sendiri.”

Prisa menegaskan bahwa, Mirae Asset tidak pernah memungut/meminta uang atau pembayaran apapun agar masyarakat mau berinvestasi melalui Mirae Asset. Mirae Asset juga tidak pernah menjanjikan suatu keuntungan pasti terhadap investasi yang dilakukan oleh nasabah.

Dia menjelaskan RDN adalah ciri-ciri dari keamanan pasar modal Indonesia, di mana nasabah dibukakan rekening bank baru atas nama sendiri di bank pilihannya. Setelah rekening tersebut sudah jadi, nasabah dapat mentransfer dana ke RDN tersebut yang dibuatkan dengan nama nasabah sendiri.

Setelah masuk, dana di RDN tersebut dapat digunakan nasabah untuk berinvestasi saham maupun reksa dana. Untuk investasi reksa dana, nasabah juga dapat membeli produk reksa dana menggunakan dana RDN atau mentransfer dana ke rekening virtual di bank dengan nama nasabah sendiri.

Di dalam praktiknya, setelah mendapatkan kontak awal dari calon korban, skema penipuan akan memasukkan kontak calon korban ke sebuah grup pesan dan mengajak berinvestasi menggunakan aplikasi transaksi saham fiktif yang menyerupai aplikasi transaksi saham Mirae Asset dengan jaminan “rugi uang kembali”.

Prisa menjelaskan aplikasi Mirae Asset hanyalah Neo HOTS, HOTS, M-STOCK, dan NAVI yang terdaftar sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) di Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

Tentang PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia

PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia tergabung ke dalam salah satu kelompok usaha jasa keuangan non-bank global yaitu Mirae Asset Financial Group yang memiliki dana kelolaan sekitar US$550 miliar (setara Rp 8.000 triliun) pada akhir tahun lalu.

Perusahaan merupakan salah satu perusahaan efek terbesar dan terbaik di Indonesia dan menjadi anggota bursa teraktif di pasar saham karena volume dan frekuensi perdagangan saham serta efek ekuitas nasabah perusahaan merupakan salah satu yang terbesar pada 2021, 2022, dan 2023. Saat ini Mirae Asset memiliki izin sebagai Perantara Pedagang Efek (PPE), Penjamin Emisi Efek (PEE), dan Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD).

Nilai modal kerja bersih disesuaikan (MKBD) juga menunjukkan sehatnya operasional perusahaan dan menjadi salah satu yang terbesar. MKBD Mirae Asset masih stabil di kisaran angka Rp1,4 triliun dalam setahun terakhir. Angka tersebut jauh di atas ketentuan minimal yang ditetapkan oleh peraturan dan perundang-undangan untuk perusahaan efek, yaitu Rp25 miliar, beserta ketentuan lain.

Perusahaan sebelumnya bernama PT Daewoo Securities Indonesia sejak 2013. Setelah beberapa kali pergantian pemilik, pada 2016 namanya menjadi Mirae Asset Sekuritas Indonesia hingga sekarang.

Baca Juga: Kolaborasi Bank DBS Indonesia & Mirae Asset Ciptakan 1 Juta Investor Baru Pasar Modal

 

Selanjutnya: WEGE Selesaikan Proyek Bandara Dhoho Kediri, Proyek Bandara Skema KPBU Unsolicited

Menarik Dibaca: Master Bagasi Fokus Penuhi Kebutuhan Para Diaspora

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Release Terkini


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved