July
30
2025
     14:49

Mendag Busan Ajak UMKM Bali Manfaatkan Program UMKM BISA Ekspor

Mendag Busan Ajak UMKM Bali Manfaatkan Program UMKM BISA Ekspor
Dok. Kemendag RI

Reporter: Adv Team | Editor: Indah Sulistyorini

KONTAN.CO.ID - Denpasar, 29 Juli 2025 – Menteri Perdagangan Budi Santoso mengajak para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Bali untuk aktif memanfaatkan Program UMKM Berani Inovasi, Siap Adaptasi Ekspor (UMKM BISA Ekspor) yang diinisiasi Kementerian Perdagangan. Menurutnya, program ini akan memaksimalkan potensi ekspor produk-produk unggulan UMKM di Bali.

Ajakan ini disampaikan Mendag Busan dalam dialog bersama 30 pelaku UMKM di Denpasar, Bali, Selasa, (29/7). UMKM yang hadir merupakan binaan Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HPPI), Indonesia Design Development Center (IDDC), dan Export Center Surabaya. Turut mendampingi Mendag Busan, yaitu Sekretaris Jenderal Kemendag Isy Karim, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Fajarini Puntodewi, dan Inspektur Jenderal Kemendag Putu Jayan Danu Putra.

“Produk UMKM Bali sangat berpotensi ekspor. Untuk semakin meningkatkan daya saing produk-produk potensial asal Bali ini, kita perlu memperkuat standardisasi, peningkatan kualitas, pengemasan yang baik, dan manajemen yang siap ekspor. Program UMKM BISA Ekspor menawarkan kesempatan peningkatan kapasitas tersebut dan kami berharap para pelaku UMKM dapat memanfaatkannya,” ujar Mendag Busan.

Mendag Busan menjelaskan, untuk mendapatkan buyer dan menembus ekspor, penting bagi UMKM untuk meningkatkan kapasitas dari dua sisi, yaitu kualitas produk (resource based) dan strategi pemasaran berbasis pasar (market-based). Ia juga menegaskan, Kemendag siap memfasilitasi UMKM untuk menjalin kontak dengan calon buyer di luar negeri melalui kegiatan penjajakan kerja sama bisnis (business matching). Perwakilan perdagangan akan terlebih dahulu melakukan kurasi agar produk UMKM yang ditampilkan sesuai dengan kebutuhan calon buyer.

“Kami memiliki 46 perwakilan perdagangan di 33 negara akreditasi yang meliputi Atase Perdagangan dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC). Mereka siap membantu UMKM yang sudah dikurasi untuk presentasi langsung dan memfasilitasi pertemuan dengan calon buyer,” tambah Mendag Busan.

Dalam paruh pertama 2025, UMKM BISA Ekspor telah memfasilitasi 356 kegiatan business matching, 241 sesi presentasi peluang bisnis (pitching), dan 115 pertemuan langsung dengan buyer dari 33 negara mitra dagang atau lebih. Pada periode tersebut, tercatat sebanyak 609 UMKM telah mengikuti program business matching dengan nilai transaksi ekspor mencapai USD 87,04 juta atau setara dengan sekitar Rp1,3 triliun.

“Angka ini masih bisa ditingkatkan, termasuk oleh kontribusi dari UMKM Bali. Produk perhiasan perak merupakan salah satu produk unggulan Bali yang berpeluang ekspor. Pasar produk perak kita bagus, tidak hanya ke Amerika Serikat, tetapi termasuk pasar Eropa. Setelah Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) rampung, maka produk kita bisa mendapatkan tarif 0 untuk pasar Eropa,” jelas Mendag Busan.

Pada kegiatan ini, perwakilan CV Gangga Sukta, salah satu UMKM binaan IDDC–DDS 2023 di sektor dekorasi rumah, mengapresiasi upaya Kemendag dalam membuka pasar ekspor. Melalui dukungan desain dari IDDC, perusahaannya berhasil meningkatkan tampilan produk, memperbaiki kemasan, serta menyesuaikan desain dengan preferensi konsumen internasional. Menurutnya, dukungan ini memberikan nilai tambah yang signifikan dan membuka peluang baru untuk ekspor.Sementara itu, perwakilan PT Bali Sustainable Seafood, sebuah UMKM binaan Export Center Surabaya, juga mengapresiasi Kemendag atas pembinaan, fasilitasi, dan pendampingan yang telah diberikan. Program Export Center telah memperkuat kapasitas UMKM ini sebagai pelaku usaha, memperluas wawasan, serta membuka akses jaringan yang lebih luas sehingga semakin mendorong semangat untuk bersaing di pasar global.

Tinjau Produksi Perhiasan Perak Bali

Kegiatan dilanjutkan Mendag Busan dengan mengunjungi PT Karya Tangan Indah (John Hardy) yang memproduksi perhiasan berbahan perak. Dalam kunjungan tersebut, Mendag Busan meninjau langsung proses produksi perhiasan perak yang menjadi salah satu komoditas unggulan ekspor Provinsi Bali. Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan daya saing ekspor nasional. “Kunjungan ini juga bertujuan mempererat sinergi antara pemerintah dengan pelaku usaha dalam memperluas akses pasar internasional,” kata Mendag Busan.

Pada 2024, Bali merupakan provinsi pengekspor perhiasan perak terbesar kedua di Indonesia setelah DKI Jakarta. Kontribusi Bali mencapai 30,93 persen terhadap total ekspor produk perhiasan perak Indonesia. Tiga negara tujuan utama ekspor perhiasan perak dari Bali adalah Amerika Serikat dengan nilai ekspor sebesar USD 16,5 juta dan pangsa pasar sebesar 38,20 persen, Singapura sebesar USD 6,7 juta dengan pangsa 15,77 persen, dan Jerman sebesar USD 6,7 juta dengan pangsa 15,48 persen.

Sementara itu, negara tujuan ekspor produk perhiasan perak Indonesia pada 2024, yaitu Jepang senilai USD 50,5 juta dengan pangsa 36,28 persen, Amerika Serikat senilai USD 27,9 juta (pangsa 20,01 persen), India senilai USD 14,2 juta (pangsa 10,17 persen), Singapura senilai USD 8,1 juta (pangsa 5,79 persen), dan Jerman senilai USD 7,7 juta (pangsa 5,49 persen). Kemudian, permintaan global terhadap produk perhiasan perak pada 2024 diperkirakan mencapai sekitar USD 38—40 miliar dengan tren pertumbuhan sekitar 4,6 hingga 5 persen per tahun selama periode 2020—2024.

Selanjutnya: Catat Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Bulan Agustus 2025

Menarik Dibaca: Tren Conscious Parenting Mendorong Perubahan Pola Konsumsi Keluarga

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Release Terkini


2025 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved