February
07
2022
     14:34

Lippo Group Meneken Stakeholder Capitalism Metrics di Level Global

Lippo Group Meneken Stakeholder Capitalism Metrics di Level Global
ILUSTRASI. Suasana di pusat perbelanjaan Supermal Karawaci, Tangerang, Selasa (18/1/2021).

Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lippo Group menandatangani World Economic Forum Stakeholder Capitalism Metrics (SCM) bersama dengan lebih dari 100 perusahaan internasional lainnya. Langkah itu ditempuh sebagai komitmen berkelanjutan Lippo dalam menerapkan prinsip environmental, social, dan governance (ESG) dalam usahanya.

Sebagai informasi, SCM merupakan acuan penerapan prinsip ESG secara global yang sifatnya lintas industri. SCM dirumuskan oleh World Economic Forum (WEF) berkolaborasi dengan perusahaan konsultan dan audit dunia yaitu Deloitte, EY, KPMG dan PwC. Adapun beberapa perusahaan yang berkomitmen pada SCM di antaranya Dell Technologies, Fidelity International, Mitsubishi Corporation, UBS, Unilever, Siemens AG, Sony Corporation, dan Nestle.

Direktur Eksekutif Lippo Group John Riady, yang juga ditunjuk sebagai World Economic Forum Young Global Leaders, mengatakan penandatanganan tersebut telah dilakukan pihaknya pada Desember tahun 2021 lalu.

Baca Juga: Optimistis Kinerja Moncer, Lippo Karawaci (LPKR) Bidik Marketing Sales Rp 5,2 Triliun

Menurutnya, saat ini perusahaan-perusahaan besar terlebih dahulu yang sudah go public, tidak hanya memikirkan kepentingan pemegang saham atau shareholders, namun kini paradigmanya berubah menjadi stakeholders.

“ESG dan Stakeholder Capitalism menjadi hal yang penting untuk kami semua. Model bisnis kami harus mencari sebuah solusi: di satu sisi memperhatikan sustainability, baik untuk lingkungan dan masyarakat, di sisi lain juga profitability dan growth. Jadi ada kesinambungan dan lingkaran ekosistem bisnis antara purpose dan profit. Ini menjadi aspirasi kami di Lippo, dan alasan kami tergerak untuk menjadi perusahaan pertama dari Indonesia yang menandatangani World Economic Forum Stakeholder Capitalism Metrics bersama dengan lebih dari 100 perusahaan internasional kelas dunia lainnya,” tegas John dalam keterangan resmi yang diterima Kontan, Senin (7/2).

Lippo Group sendiri mengaku telah mulai memperhatikan penerapan prinsip ESG setidaknya sejak tiga tahun lalu. Hingga saat ini, Lippo Group telah memiliki sustainability committee dan juga ada head of sustainability.

Baca Juga: Marketing Sales Emiten Pproperti di 2021 Mayoritas Naik, Tapi Harga Saham Melorot

Sejak Januari 2020, sejumlah ESG metrics yang bersifat universal atau berlaku lintas industri telah diidentifikasi oleh WEF. Seiring dengan riset dan pertimbangan matang, melalui konsultasi dengan 200 organisasi global, SCM direduksi menjadi 21 core dan 34 expanded metrics dan dibagi menjadi empat kategori besar yaitu principle of governance, planet, people, dan prosperity.

John mengklaim bahwa aktivitas perusahaannya sudah mengacu pada 4 prinsip besar SCM. Dalam topik Governance, Lippo Group sejak tiga tahun yang lalu merombak jajaran top management untuk memperbaiki kinerja dan memperkuat penerapan prinsip ESG.

Mengenai Planet, Lippo Group menyediakan banyak area penghijauan, irigasi, dan sistem drainase yang berkualitas. Selain itu, Lippo Group memanfaatkan pemanenan air hujan untuk menghemat air.

Terkait People, Lippo Group mengusung diversity and inclusion.  Lippo Group mengaku telah memperhatikan isu terkait equality, health, dan safety bagi para pekerjanya.

Baca Juga: Tawarkan Bisnis Properti Rumah Tapak, Lippo (LPKR) Optimistis dapat Raup Keuntungan

Terakhir, dalam prinsip prosperity, John menerangkan bahwa Lippo Group memiliki kontribusi besar terhadap kesejahteraan pekerjanya juga bagi ekonomi Indonesia dari investasi-investasi yang ditanamkan.

Di sisi lain, John menilai  penerapan prinsip ESG di tataran nasional tidak akan berjalan mudah. Menurutnya, perlu waktu mensosialisasikan prinsip-prinsip ESG agar masyarakat khususnya pelaku bisnis dapat paham dan mau mengadopsi prinsip tersebut.

Penerapan prinsip tersebut perlu didukung oleh edukasi, sosialisasi serta regulasi yang kuat dari pemangku kebijakan untuk menciptakan standardisasi yang jelas dan dapat diterapkan secara riil.

“Sehingga diharapkan penerapan ESG tak sekadar proses administrasi dalam penilaian dan pertanggungjawaban sebuah perusahaan,” pungkas John.

Baca Juga: Lippo Karawaci (LPKR) Bidik Kenaikan Marketing Sales Sekitar Rp 5,2 triliun Tahun Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Release Terkini


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved