January
15
2025
     21:33

Laksanakan Audit Teknologi, Kemenperin Pacu Daya Saing IKM Alas Kaki

Laksanakan Audit Teknologi, Kemenperin Pacu Daya Saing IKM Alas Kaki
ILUSTRASI. Kepala BSKJI Kementerian Perindustrian, Andi Rizaldi di Jakarta, Rabu (15/1) mengatakan dari 807 juta pasang produk alas kaki itu, sekitar 445 juta pasang diekspor ke berbagai negara dan 362 juta pasang untuk kebutuhan pasar dalam negeri. Industri alas kaki selama ini juga telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian nasional.

Sumber: Pressrelease.id | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan industri alas kaki, termasuk di sektor industri kecil dan menengah (IKM). Berdasarkan data World Footwear Yearbook 2023, Indonesia masuk dalam lima besar dunia sebagai produsen alas kaki, dengan capaian produksi sebanyak 807 juta pasang alas kaki pada tahun 2023. 

“Dari 807 juta pasang produk alas kaki itu, sekitar 445 juta pasang diekspor ke berbagai negara dan 362 juta pasang untuk kebutuhan pasar dalam negeri. Industri alas kaki selama ini juga telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian nasional,” kata Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian, Andi Rizaldi dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (15/1).

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), secara tahunan (year on year/y-o-y), industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki mencatatkan pertumbuhan tertinggi dan double digit, sebesar 10,15 persen pada triwulan III-2024. Angka tersebut juga lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu (triwulan III-2023), yang saat itu mengalami kontraksi 2,96 persen.

“Kinerja industri alas kaki ini tak hanya dari industri besar, melainkan juga ada kontribusi dari para pelaku IKM,” ungkap Kepala BSKJI. Oleh karena itu, Kemenperin berkomitmen untuk terus memacu kinerja IKM alas kaki, termasuk pada upaya peningkatan kualitas produk, keahlian pengrajin, serta pengembangan sentra IKM.

“Kami proaktif membantu IKM alas kaki untuk semakin meningkatkan daya saingnya melalui peningkatan kualitas produk dan pengembangan sentra IKM, salah satunya melalui pelaksanaan audit teknologi,” tutur Andi.

Program audit teknologi ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang memengaruhi perkembangan lingkungan industri. “Melalui kajian mendalam terhadap aspek ekonomi, sosial, dan teknologi, diharapkan dapat diperoleh data dan informasi yang akurat untuk merumuskan langkah-langkah perbaikan dan pengembangan IKM alas kaki yang lebih efektif,” imbuhnya.

Sebagai unit pelaksana teknis di bawah BSKJI, Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kulit, Karet, dan Plastik (BBSPJIKKP) telah menyelesaikan kegiatan audit teknologi dengan fokus pada kajian proses bisnis sentra IKM alas kaki di Kota Mojokerto. Kegiatan yang merupakan kerja sama antara BBSPJIKKP dan Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan Kota Mojokerto ini bertujuan untuk merumuskan konsep proses bisnis pada sentra industri alas kaki di Kota Mojokerto.

Kepala BBSPJIKKP Hagung Eko Pawoko menyampaikan, audit teknologi ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan daya saing industri alas kaki di Kota Mojokerto. “Dengan memahami tantangan dan peluang yang ada, kita dapat memberikan dukungan yang lebih tepat sasaran bagi para pelaku IKM alas kaki,” ujarnya.

Hasil audit teknologi menunjukkan bahwa industri alas kaki di Kota Mojokerto memiliki potensi yang besar untuk tumbuh dan berkembang. Dengan keahlian perajin yang andal dan kekayaan budaya lokal, produk alas kaki Mojokerto memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri.

Namun demikian, terdapat beberapa tantangan yang perlu segara diatasi, seperti keterbatasan akses terhadap teknologi modern, kesulitan dalam memperoleh bahan baku berkualitas, keterbatasan dalam inovasi desain, serta minimnya pengetahuan mengenai manajemen bisnis dan pemasaran.

“Terciptanya kolaborasi antara pelaku usaha di sentra industri alas kaki akan mendorong inovasi dan pengembangan produk yang bersaing, sentra industri alas kaki juga akan memberikan dukungan kepada IKM melalui akses sumber daya, pelatihan, dan jaringan pemasaran. Dengan demikian, dengan pembuatan proses bisnis sentra IKM akan membantu peningkatan kualitas produk alas kaki yang dihasilkan” papar Hagung.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi UKM Perindag Kota Mojokerto Ani Wijaya mengungkapkan, kegiatan kajian sentra IKM alas kaki melalui audit teknologi ini merupakan salah satu upaya pemerintah daerah dalam memberikan layanan terbaik dan memfasilitasi pertumbuhan industri alas kaki di Kota Mojokerto.

“Kami berharap hasil dari kajian ini dapat menjadi acuan bagi pemerintah daerah dalam menyusun kebijakan dan program untuk mendukung pertumbuhan industri alas kaki yang lebih terarah. Selain itu, hasil kajian ini juga akan disebarluaskan kepada para pelaku IKM sebagai bahan referensi untuk meningkatkan kualitas produk dan daya saing mereka,” tuturnya.

Ani Wijaya menambahkan, ke depannya DinkopUKM Perindag Kota Mojokerto akan kembali berkolaborasi dengan BBSPJIKKP untuk meningkatkan pertumbukan industri alas kaki di Kota Mojokerto. Sinergi antara BBSPJIKKP dan DinkopUKM Perindag diharapkan bisa membantu industri alas kaki untuk terus tumbuh positif di tengah persaingan global yang semakin gencar.

“BBSPJIKKP berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan industri alas kaki di Indonesia. Ke depan, akan dilakukan berbagai kegiatan pendampingan dan pembinaan bagi para pelaku IKM agar dapat meningkatkan kapasitas dan daya saing,” pungkas Hagung.

Baca Juga: Wamenperin Dukung Rencana IAS Kembangkan Kawasan Aerotropolis

Selanjutnya: CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) Catat Piutang Pembiayaan Syariah Rp 3,98 Triliun

Menarik Dibaca: Lavalen Medica dan Prof. Xanya Sofra Hadirkan Teknologi Infinity Gym

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Release Terkini


2025 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved