September
30
2022
     12:20

Kontribusi Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) dalam Pembangunan Jalan Tol

Kontribusi Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI)  dalam Pembangunan Jalan Tol
ILUSTRASI. Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) mengadakan Rapat Anggota yang diselenggarakan di Hotel Bidakara Jakarta pada 30 Agustus 2022.

Sumber: Pressrelease.id | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) mengadakan Rapat Anggota yang diselenggarakan di Hotel Bidakara Jakarta pada 30 Agustus 2022.  Pembahasan dalam Rapat tahunan ini terkait kegiatan dan laporan keuangan ATI di tahun buku 2021 serta adanya perubahan susunan pengurus, juga membahas mengenai berbagai progres kegiatan ATI di tahun ini. 

Ketua Umum ATI, Subakti Syukur membuka rapat yang diikuti oleh 57 (lima puluh tujuh) Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) sebagai anggota ATI dan para holding. Dalam sambutannya, Ketua Umum ATI menyampaikan bahwa “Belajar dari menghadapi pandemi Covid-19 membuat BUJT sebagai anggota ATI senantiasa bersiaga dan bersinergi  dalam menghadapi ketidakpastian di masa mendatang guna mendukung pemulihan ekonomi nasional, oleh karenanya ATI terus berkontribusi dalam proses pembangunan dan layanan jalan tol guna mewujudkan infrastruktur berkelanjutan dengan layanan terbaik bagi pengguna jalan tol. Untuk mencapai itu sangat diperlukan  iklim investasi yang lebih kondusif  dan kepastian usaha”.

Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) memiliki kontribusi signifikan dalam upaya penyelesaian serta pembangunan konektivitas jalan tol yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Infrastruktur jalan tol memiliki manfaat penting dalam membantu mobilitas masyarakat dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, konektivitas jaringan serta kelancaran distribusi barang dan jasa.

Hingga bulan Juni 2022 total pengoperasian jalan tol di Indonesia mencapai 2.500 Kilometer yang terbagi dalam 66 ruas jalan tol dan 46 Badan Usaha Jalan Tol (BUJT). Menurut data Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), periode 2015-2019 jalan tol yang terbangun yaitu sepanjang 1.298,38 Km, tahun 2020 sepanjang 246,12 Km, tahun 2021 sepanjang 122,84 Km, dan tahun 2022 hingga 31 Mei 2022 mencapai sepanjang 84,15 Km.

Selain membangun jalan tol ATI juga berupaya meningkatkan dan mewujudkan pelayanan jalan tol yang andal dan berkualitas. Secara konsisten ATI terus memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang meliputi kondisi jalan tol, kecepatan tempuh rata-rata, aksesibilitas, mobilitas, keselamatan, unit pertolongan/penyelamatan dan bantuan pelayanan, lingkungan dan Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP) bagi pengguna jalan tol.

Peningkatan pelayanan melalui Rest Area atau TIP dilakukan untuk keselamatan berkendara di jalan tol. Kehadiran tempat peristirahatan sementara di jalan tol diperlukan bagi pengguna jalan yang melakukan perjalanan jarak jauh, dalam menggunakan toilet umum, rumah makan, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) hingga tempat ibadah (masjid/musala). Hal ini diharapkan dapat membantu mengurangi tingkat kecelakaan di jalan tol terkait faktor kelelahan (fatigue) yang mungkin terjadi saat berkendara.

Selain itu peningkatan pelayanan transaksi tol juga dilakukan dengan penambahan gardu, otomatisasi transaksi menggunakan e-toll, penyempurnaan sistem transaksi, penerapan gardu tanpa orang (GTO), serta penggunaan mobile reader dalam kondisi tertentu. Pelayanan lalu lintas beroperasi selama 24 jam dengan memodernisasi teknologi melalui pengembangan layanan informasi melalui call center, variable message sign (VMS), website serta aplikasi yang terintegrasi.

Terkait manajemen lalu lintas saat momen spesial perayaan Idul Fitri tahun 2022, ATI berkontribusi menjaga kelancaran arus mudik dan balik dengan memfasilitasi rekayasa lalu lintas yang bekerjasama dengan kepolisian. Mulai dari pemberlakuan contra flow di jalan tol, pengaturan penggunaan Rest Area hingga memaksimalkan penggunaan gerbang tol.

ATI juga berperan aktif dalam pengendalian kendaran Over Dimension Overload (ODOL) dengan melakukan operasi pencegahan kendaraan ODOL memasuki jalan tol, penindakan, serta menginstalasi Weigh in Motion (WIM); alat timbang kendaraan bermotor dengan metode pengukuran bebas kendaraan yang dapat dilakukan ketika kendaraan dalam kondisi bergerak. WIM telah diberlakukan di beberapa ruas tol agar kendaraan ODOL yang melanggar dapat ditindak melalui Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) atau tilang elektronik dengan komitmen Zero ODOL 2023.

Kehadiran truk ODOL berpotensi memicu terjadinya kecelakaan di jalan tol, kelancaran arus lalu lintas dan mengakibatkan kerusakan infrastruktur jalan dan jembatan. Zero ODOL merupakan roadmap Kementerian Perhubungan yang telah disepakati bersama pemangku kepentingan lain. Berbagai langkah dilakukan menuju Zero ODOL dengan melakukan sosialisasi dan kampanye keselamatan berkendara untuk meningkatkan kesadaran para pengguna jalan tol untuk dapat berkendara dengan tertib sesuai peraturan yang berlaku.  

Peningkatan pelayanan konstruksi jalan dilakukan untuk memastikan jalan tol tetap dalam kondisi prima dan nyaman untuk dilalui pengendara. BUJT rutin melaksanakan program konstruksi jalan seperti zero potholes, scrapping filing dan overlay, serta penambahan atau pelebaran lajur. Selain itu beautifikasi jalan tol juga dilakukan dengan melaksanakan pengecatan marka jalan, pengecatan jembatan penyebrangan orang (JPO), concrete barrier, guard rail dan gerbang tol.

Bekerjasama dengan pemerintah, ATI dan anggotanya secara aktif dan berkesinambungan terlibat dalam berbagai inisiatif stratejik modernisasi proses bisnis baik dalam hal perancangan dan pelaksanaan proses konstruksi, teknologi transaksi tol, manajemen lalulintas terintegrasi, maupun dalam hal pemeliharaan dan asset management. Hal yang sama dilakukan dalam penyempurnaan aspek regulasi, diversifikasi instrumen-instrumen pembiayaan proyek infrastruktur, serta dalam penyediaan infrastruktur berkelanjutan yang ramah lingkungan dan inklusif melibatkan partisipasi masyarakat. Semua itu dilakukan dengan semangat untuk menyediakan infrastruktur bangsa yang lebih baik, sebagai bagian ikhtiar untuk negeri.

Baca Juga: Sebelas Jalan Tol Baru Hingga Akhir 2022 Lima Sudah Beroperasi

Sekilas tentang Asosiasi Jalan Tol Indonesia:
Asosiasi Jalan Tol Indonesia disingkat ATI, didirikan di Jakarta pada tanggal 18 November 1998, merupakan suatu badan hukum berbentuk perkumpulan berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-0011387.AH.01.07.Tahun 2019 tentang Pengesahan Pendirian Badan Hukum Perkumpulan Asosiasi Jalan Tol Indonesia pada tanggal 14 November 2019.

ATI beranggotakan para Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yang menjadi pemegang usaha yang menjadi pemegang hak pengusahaan jalan tol dari Pemerintah cq. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dimana pada saat ini beranggotakan 57 (lima puluh tujuh) BUJT di Indonesia.

Sebagai perkumpulan yang menaungi BUJT, ATI bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme penyelenggaraan jalan tol, menimbulkan iklim usaha yang kondusif dalam investasi dibidang jalan tol, meningkatkan teknologi jalan tol, meningkatkan peran serta pemerintah dibidang pengembangan jalan tol, dan meningkatkan kemitraan sesama anggotanya.

Seiring dengan bertambahnya Anggota dan purnanya masa jabatan Pengurus ATI sebelumnya, menjadikan ATI mengalami dinamika pergerakan sebuah struktur organisasi. Dibawah kepemimpinan Ketua Asosiasi Subakti Syukur dan juga Sekretaris Jenderal Kris Ade Sudiyono beserta jajaran pejabat Anggota Bidang lain yang resmi diangkat pada tahun 2018. ATI diharapkan bisa membawa semangat kebersamaan yang tinggi bagi para Anggota guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui industri jalan tol di Indonesia dan pelayanan kepada pengguna jalan.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Release Terkini


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved