April
22
2024
     18:26

Indonesia dan Tunisia Segera Tuntaskan Perundingan IT-PTA pada 2024

Indonesia dan Tunisia Segera Tuntaskan Perundingan IT-PTA pada 2024
ILUSTRASI. Indonesia dan Tunisia segera menuntaskan Perundingan IndonesiaTunisia Preferential Trade Agreement (IT-PTA) pada 2024.Hal ini mengemuka pada Pertemuan Intersesi ke-6 Perundingan IT-PTA yang dilaksanakan pada 17-19 April 2024 di Tangerang, Banten.

Sumber: Pressrelease.id | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - Indonesia dan Tunisia segera menuntaskan Perundingan IndonesiaTunisia Preferential Trade Agreement (IT-PTA) pada 2024. Ini ditandai dengan penyelesaian pembahasan sebagian besar bab dalam perundingan.

Hal ini mengemuka pada Pertemuan Intersesi ke-6 Perundingan IT-PTA yang dilaksanakan pada 17— 19 April 2024 di Tangerang, Banten. Pada pertemuan ini, Delegasi Indonesia dipimpin Direktur Perundingan Bilateral, Direktorat Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional, Johni Martha. Sedangkan, Delegasi Tunisia dipimpin Director General of Economic and Commercial Cooperation at the Ministry of Trade and Export Development of the Republic of Tunisia, Lazhar Bannour.

Johni mengungkapkan, pelaksanaan Pertemuan Intersesi ke-6 ini menunjukkan keseriusan kedua negara untuk segera menuntaskan perundingan IT-PTA. “Kedua pihak memiliki semangat yang sama untuk segera menyelesaikan perundingan IT-PTA pada pertengahan tahun ini. Oleh karena itu, dalam proses perundingan kedua pihak selalu berupaya untuk bersikap pragmatis dan fleksibel guna mendorong tercapainya kesepakatan,” ujar Johni.

Pada pertemuan kali ini, lanjut Johni, kedua pihak berhasil menuntaskan seluruh pembahasan teks utama IT-PTA, termasuk artikel mengenai imbal dagang dan transposisi. Kedua pihak menyepakati imbal dagang (counter trade) sebagai alternatif mekanisme pembayaran yang diharapkan dapat mendorong peningkatan perdagangan bilateral kedua negara. Selain itu, kedua pihak juga telah menyepakati sebagian besar teks atau sebanyak 27 dari 31 pasal mengenai Ketentuan Asal Barang (Rules of Origin).

Johni melanjutkan, terkait pembahasan akses pasar barang, kedua negara sepakat untuk mempertimbangkan kepentingan ekonomi kedua belah pihak sebagai upaya untuk meningkatkan manfaat ekonomi dan kinerja perdagangan bilateral. Dalam hal ini, keduanya berupaya untuk lebih fleksibel dalam mengakomodasi kepentingan masing-masing.

“Kami menyambut baik progres pembahasan isu perundingan, baik teks maupun akses pasar. Fleksibilitas kedua pihak mengindikasikan keseriusan kedua negara dalam mendukung percepatan penyelesaian perundingan IT-PTA.

Penandatanganan IT-PTA yang ditargetkan pada 2024 ini akan menjadi tonggak sejarah baru sebagai persetujuan perdagangan preferensi pertama di Kawasan Afrika bagian Utara. Hal ini sekaligus menjadikan Tunisia sebagai pintu masuk dan hub perdagangan di Kawasan Afrika bagian Utara dan Timur Tengah,” urai Johni.

Pada pertemuan ini, delegasi Indonesia diperkuat oleh perwakilan dari sejumlah kementerian dan lembaga terkait, seperti Kementerian Luar Negeri, Kementerian Keuangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tunis.

Perundingan IT-PTA diluncurkan pada 25 Juni 2018. Perundingan ini telah dilaksanakan sebanyak delapan kali pertemuan yang terdiri atas tiga putaran perundingan dan lima pertemuan intersesi.

Di tengah ketidakpastian geopolitik dunia, nilai perdagangan Indonesia dan Tunisia terus mengalami pertumbuhan positif dalam waktu lima tahun terakhir (2018--2023). Pada 2023, total perdagangan kedua negara mencapai USD 217,6 juta, naik 1,09 persen dibanding tahun sebelumnya yang tercatat USD 215,3 juta.

Pada 2023 tersebut, ekspor Indonesia ke Tunisia tercatat sebesar USD 112,3 juta, turun 33,7 turun dibandingkan 2022 yang tercatat sebesar USD 169,6 juta. Komoditas ekspor utama Indonesia ke Tunisia, yaitu minyak sawit, kopra, kendaraan bermotor, benang filamen sintetis, serta barang berbahan kulit samak atau dari kulit komposisi. Sedangkan, impor Indonesia dari Tunisia pada 2023 tercatat sebesar USD 105,3 juta atau meningkat 130,5 persen dibandingkan 2022 yang tercatat sebesar USD 45,7 juta. Komoditas impor utama Indonesia dari Tunisia, yaitu krustasea, kurma, aluminium, peralatan listrik, dan jas pria.

Baca Juga: Implementasi IA-CEPA,Kemendag Dorong ProdukPertanian Indonesia Masuki Pasar Australia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Tag

Release Terkini


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved