Aktif Jalin Kolaborasi, Kemenperin Serius Pacu Kualitas SDM Industri
Sumber: Pressrelease.id | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - Kementerian Perindustrian berperan aktif menyiapkan sumber daya manusia (SDM) industri yang kompeten dan berdaya saing untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Upaya strategis ini dilaksanakan oleh Kemenperin melalui kerja sama dengan berbagai pihak terkait, baik tingkat nasional maupun internasional.
“SDM industri yang unggul memiliki peranan penting untuk membangun industri yang kompetitif di kancah global. Dengan tekad meningkatkan kinerja sektor industri, tentu akan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (17/1).
Sepanjang tahun 2024, terdapat 1.722 kerja sama dalam negeri dan 53 kerja sama luar negeri yang dilakukan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin dan unit satuan kerja di bawahnya dengan berbagai stakeholder seperti perusahaan industri, asosiasi, institusi akademik, dan unit pemerintah lainnya.
“Kami sangat serius dalam mendorong pengembangan kinerja industri nasional melalui penyiapan SDM industri yang kompeten. Untuk itu, BPSDMI bersama dengan unit pendidikan dan pelatihan yang kami miliki, akan terus berupaya menjalin kerja sama dengan stakeholder dalam menyelenggarakan program vokasi industri,” ujar Kepala BPSDMI, Masrokhan.
Saat ini, BPSDMI Kemenperin menaungi 11 politeknik, dua akademi komunitas, sembilan SMK, serta tujuh Balai Diklat Industri (BDI) yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Selain itu, Kemenperin fokus mempercepat penerapan industri 4.0 melalui peran Pusat Industri Digital Indonesia 4.0 (PIDI 4.0).
Menurut Kepala BPSDMI, kerja sama yang telah dijalin tersebut beragam formatnya, sesuai dengan kebutuhan untuk program pengembangan SDM industri, mulai dari pelaksanaan praktik kerja industri, pemberian beasiswa, pembukaan kelas industri, pelatihan berbasis kompetensi, percepatan transformasi industri 4.0, hingga penyerapan lulusan sekolah dan kampus Kemenperin di industri.
“Beberapa kerja sama yang belum lama dikukuhkan, di antaranya adalah kerja sama dengan Korea Tomorrow & Global Scholarship Foundation untuk beasiswa mahasiswa kampus Kemenperin, serta kerja sama dengan PT Indonesia Weda Bay Industrial Park dan Pemkab Halmahera Tengah tentang pembangunan SDM industri,” sebutnya.
Selain itu, terdapat kerja sama dengan Universitas Dian Nuswantoro tentang transformasi industri 4.0 yang telah ditandatangani pada Desember 2024 di sela kegiatan Incubator Development and Entrepreneurship Advancement Expo (IDEA EXPO).
Masrokhan menjelaskan, kolaborasi dengan mitra industri dapat saling memberikan manfaat, baik bagi industri terkait atau kepada masyarakat melalui program-program yang diinisiasi Kemenperin. Salah satu manfaatnya adalah fasilitas bagi industri berupa pemberian super tax deduction, di mana perusahaan industri dapat menerima pengurangan pajak jika bekerjasama dengan sekolah atau kampus Kemenperin.
“Perusahaan industri yang bekerja sama dengan unit pendidikan Kemenperin juga akan mendapatkan manfaat lainnya, yakni tersedianya SDM industri siap kerja yang kompeten di perusahaan, sehingga meminimalkan biaya yang harus dikeluarkan untuk proses perekrutan hingga pelatihan pegawai,” ungkapnya.
Selain itu, perusahaan yang bermitra dengan sekolah dan kampus Kemenperin juga dapat terlibat dalam penyusunan kurikulum bahkan proses pendaftaran siswa. Hal ini untuk memudahkan lulusan sekolah dan kampus tersebut beradaptasi dengan kondisi kerja dan kebutuhan industri.
Masrokhan menambahkan, terjalinnya kerja sama internasional antara Kemenperin dengan stakeholder menunjukkan bahwa Kemenperin telah dipercaya oleh negara-negara lain dalam mengembangkan SDM industri. Tujuan kolaborasi internasional ini antara lain juga terkait dengan upaya menghadapi tantangan ekonomi, sosial, hingga lingkungan.
“Saya mengundang semua pihak untuk bekerja bersama dalam membangun ekonomi masa depan, mentransformasikan lanskap industri kita, dan menjadi pionir dalam teknologi terkini,” imbuhnya.
Jepang dan Korea Selatan merupakan negara yang aktif dan terbanyak dalam menjalin kerja sama dengan Kemenperin untuk membangun SDM industri kompeten. Beberapa stakeholder dari Jepang di antaranya adalah The Association For Overseas Technical Cooperation And Sustainable Partnerships (AOTS), Lexer Research, Morimitsu Industry, dan Nihama College. Sementara itu, beberapa mitra Korea Selatan di antaranya Korean National Ppuri Industry Center, Born2Global, National IT Industry Promotion Agency, Ajou Motor College, dan Ulsan College.
“Adapun negara-negara lain yang berkolaborasi dengan BPSDMI Kemenperin dan unit di bawahnya adalah Amerika Serikat, Australia, Belanda, Jerman, Hongkong, Malaysia, RRT, Negara Selatan-Selatan, Singapura, Swiss, Taiwan, Tanzania, Thailand, hingga Timor Leste,” pungkas Masrokhan.
Baca Juga: Kemenperin Dukung Kolaborasi, Perkuat Daya Saing Kakao Indonesia di Domestik & Global
Selanjutnya: 23 Pejabat Kabinet Merah Putih Belum Lapor LHKPN
Menarik Dibaca: Bitcoin Balik ke US$ 100.000, Robert Kiyosaki Proyeksi Harga di Posisi Ini pada 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News