Usung Konsep 4.0, Kawasan Industri Senilai Usd 300 Juta Berdiri di Karawang

Memberikan apresiasi
Menperin memberikan apresiasi terhadap pembangunan KNIC sebagai salah satu investasi tercepat dalam upaya pengembangan kawasan industri di Indonesia. “Investasi KNIC ini merupakan hasil dari realisasi kunjungan Bapak Presiden Joko Widodo pada tahun 2016 sebelum G20 di Hangzhou. CFLD International menjadi mitra pada acara seminar di Shanghai,” tuturnya.
Menurut Airlangga, investasi tersebut sekaligus menunjukkan Indonesia masih menjadi negara tujuan utama untuk penanaman modal khususnya di sektor industri. “Ini sesuai yang diharapkan Bapak Jokowi bahwa perlu adanya peningkatan investasi, dan di Karawang ini kita bisa melihat bahwa sektor industri masih bergairah. Apalagi nanti paket insentif fiskal akan dikeluarkan untuk mendukung iklim usaha semakin bergerak,” imbuhnya.
Menperin pun menilai, infrastruktur yang dibangun di KNIC memiliki trademark design dan kualitas kelas global. “Kami senang, CFLD terus percayaterhadap pasardi Indonesia, karena mereka telah membangun kawasan industri di Tangerang, yang ukurannya 10 kali lipat di Karawang,” ungkapnya.
Bagi Indonesia, koridor utara Jawa memiliki lokasi strategis dalam pengembangan kawasan industri. Sebab, wilayah Karawang dan Bekasi dianggap menjadi Detroit-nya Indonesia. “Banyak sektor otomotif di sana menjadikan salah satu hub mereka di tingkat regional,” kata Airlangga.
Lebih lanjut,pemerintah terus bertekad untukmembangundan memperbaiki infrastruktur. Salah satunya proyek Pelabuhan Patimban yang dapat menopang kebutuhanindustri otomotif. “Kamiberharap pelabuhan tersebutmenjadi salah satu benchmark bagi industrial cities. Selain itu juga menjadi showcase best practice industrial city,” imbuhnya.
Berdasarkan program prioritas di dalam peta jalan Making Indonesia 4.0,Menperin juga mendorongperusahaan-perusahaan yang beroperasi di KNIC dapat menciptakan produk dengan nilai tambah tinggi sesuai perkembanganera industri 4.0.“Dengan digitalisasi, produktivitas akan lebih tinggi serta bisa support untuk logistik dan pasar e-commerce bisa semakin unggul di Jawa Barat,” ujarnya.
Zhao Hongjing dari CFLD International menyatakan, pihaknya bertekad ikut berkontribusi mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui pembangunan kawasan industri di Indonesia. Salah satunya yang baru, yakni KNIC. “Kami dengan senang hati menyambut seluruh mitra kami di Karawang ini,” ujarnya.
Apalagi, CFLD International mendapatkan banyak respons positif dari para pemangku kepentingan di Indonesia maupun negara lain. “Menurut mereka, kami telah memberikan model bisnis berbeda dan mampu memberikan hasil yang menguntungkan bagi semua pihak terkait,” imbuhnya.
Melalui integrasi semangat work-live-play yang berfokus pada pembangunan industri, CFLD International dapat mencapai efisiensi operasional dan pertumbuhan bisnis dengan optimal. Diperkirakan hingga akhir tahun 2018, CFLD International telah memiliki 2.000 bisnis usaha dan membuka 105.000 lapangan pekerjaan yang tersebar di 80 negara. Selain KNIC, sebelumnya CFLD International telah mengembangkan Tangerang New Industry City (TNIC).
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyampaikan, pengembangan KNIC di Karawang menegaskan posisi dari Jawa Barat sebagai salah satu pusat industri yang penting bagi Indonesia. Sebagai zona industri ke-25 di daerah Jawa Barat, KNIC akan menciptakan lapangan kerja yang menguntungkan dan memfasilitasi knowledge-sharing dari komunitas yang ada dan akan menjadi stimulan bagi perekonomian lokal.
“Hal ini juga akan memperkuat kepercayaan para investor di wilayah setempat dan Indonesia. Kami berharap untuk dapat bekerja sama dengan CFLD International dan para mitra kerjanya di KNIC, menjadi katalisator yang mampu mendorong Industri 4.0,” paparnya.
Yu Ruisheng, Chairman dari Qingdao Ruiyuan Engineering Group turut memberikan pendapatnya, bhawa KNIC berdiri di atas lokasi yang sangat menguntungkan dengan infrastruktur yang lengkap. “Kami bangga untuk dapat bekerja sama dengan CFLD International dalam mengembangkan kawasan industri ini,” ujarnya.
Pertumbuhan pesat
Pada kesempatan yang sama, Menperin mengemukakan, pertumbuhan jumlah kawasan industri di Indonesia terus tumbuh.Hingga saat ini, tercatat sudah ada lebih dari 90 kawasan industri yang sudah beroperasi. Sementara itu, pada tahun 2014, baru ada 74 kawasan indutri.
“Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan jumlah kawasan industri terbanyak, yaitu lebih dari 25 kawasan industri,” ungkapnya.
Airlangga menegaskan, berdasarkan amanat Undang-undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian, bahwa perusahaan industri wajib berlokasi di dalam kawasan industri. Oleh karena itu, kawasan industri berperan penting dalam mendorong peningkatan investasi sektor manufaktur.
“Sebab, kawasan industri menyediakan lahan yang siap dibangun, adanya fasilitas dan infrastruktur yang lengkap serta berbagai kemudahan di dalamnya dengan pelayanan prima kepada para calon investor,” tuturnya.
Namun demikian, menurut Menperin, pertumbuhan kawasan industri tersebut perlu dibarengi dengan pengembangan infrastruktur teknologi digital, seperti jaringan internet 5G. Hal ini dapat menopang akselerasi penerapan industri 4.0 di Indonesia.
“Tentunya, teknologi baru itu memberi dampak positif terhadap peningkatan daya saing industri manufaktur kita sesuai dengan implementasi Making Indonesia 4.0,” tutur Airlangga. Untuk itu, perlu adanya pemetaan klaster-klaster industri yang sudah siap memasuki era digital.
Menperin menambahkan, pengembangan kawasan industri perlu memperhatikan terhadap pengelolaan limbah dalam rangka mendukung konsep ekonomi berkelanjutan. “Pemerintah juga tengah melihat konsep ekonomi keberlanjutan sebagai peluang untuk meningkatkan pertumbuhan dan daya saing sektor industri manufaktur. Upaya yang perlu dilakukan, misalnya melalui pelestarian lingkungan serta penggunaan teknologi bersih, biokimia, dan energi terbarukan,” paparnya.
Kemudian, sektor-sektor industri yang menjadi prioritas dalam pengembangan industri 4.0 di Indonesia, diharapkan menjadi tenant utama di dalam kawasan industri. Berdasarkan Making Indonesia 4.0, lima sektor manufaktur yang akan menjadi pionir, yaitu industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, serta elektronika.
“Seperti logistik dan warehouse itu menjadi bagian utama yang kami lihat demand-nya semakin tinggi. Jadi, smart logistic juga perlu diperhitungkan untuk meningkatkan pengembangan klaster industri. Kemudian, yang terkait dengan data center, ini menjadi penting karena merupakan otak dari industri 4.0 itu ada di big data,” paparnya.