UMKM Mitra Yayasan Dharma Bhakti Astra Belajar Penerapan 5R dan K3L dari PT Inti Ganda Perdana

JAKARTA – Setiap pelaku usaha perlu meningkatkan produktivitas perusahaannya agar dapat menambah profit bisnisnya. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas usaha yaitu dengan menerapkan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin) serta K3L (Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan).
Menjadi salah satu industri pendukung otomotif Indonesia, PT Inti Ganda Perdana (IGP) terus melakukan pembenahan terutama dalam hal Quality (Kualitas), Cost (Biaya), Delivery (Pengiriman), dan Development (Pengembangan). Pembenahan tersebut merupakan bagian dari proses adaptasi pada kondisi pasar global, khususnya dalam memenuhi kepuasan pelanggan. Di bawah naungan Grup Astra, PT IGP terus meningkatkan kualitas perusahaan dengan meraih sertifikat standar mutu internasional seperti ISO 14001:2015, ISO/TS 16949, serta OHSAS 18001:2007 untuk kesehatan dan keselamatan kerja.
Menjadi salah satu industri pendukung otomotif Indonesia, PT Inti Ganda Perdana (IGP) terus melakukan pembenahan terutama dalam hal Quality (Kualitas), Cost (Biaya), Delivery (Pengiriman), dan Development (Pengembangan). Pembenahan tersebut merupakan bagian dari proses adaptasi pada kondisi pasar global, khususnya dalam memenuhi kepuasan pelanggan. Di bawah naungan Grup Astra, PT IGP terus meningkatkan kualitas perusahaan dengan meraih sertifikat standar mutu internasional seperti ISO 14001:2015, ISO/TS 16949, serta OHSAS 18001:2007 untuk kesehatan dan keselamatan kerja.
Bertemakan “Manfaat Penerapan 5R dan K3L bagi Peningkatan Produktivitas Perusahaan”, acara yang berlangsung pada 30 Juli 2019 ini terdiri dari tiga acara utama, yakni sharing dari perwakilan PT IGP, kunjungan ke lapangan, dan diskusi kelompok.
Pada sesi sharing, dijelaskan tentang manfaat penerapan 5R dan K3L yang sudah dirasakan oleh PT IGP dalam meningkatkan produktivitas perusahaannya dan sudah berstandar mutu internasional. Setelah sharing, UMKM Mitra YDBA berkesempatan untuk berkeliling (genba) ke lingkungan PT IGP, yakni ke plant 2 dan plant 3. Plant 2 merupakan tempat proses machining untuk komponen axle shaft dan housing untuk mobil penumpang (light passengers car). Sedangkan plant 3 merupakan tempat perakitan rear axle, propeller shaft, dan differential carrier untuk mobil penumpang.
Acara kemudian dilanjutkan dengan diskusi kelompok, di mana 47 UMKM Mitra YDBA dibagi menjadi beberapa kelompok lalu berdiskusi mengenai penemuan-penemuan yang mereka dapati PRESS RELEASE setelah genba. Kegiatan diskusi diawali dengan penjelasan singkat tentang 5R dan K3L dari instruktur YDBA, Susilo Darmadji, lalu dilanjutkan dengan diskusi penemuan hasil genba pada masing-masing kelompok. Hasil diskusi kemudian dipresentasikan satu per satu di hadapan instruktur YDBA dan seluruh peserta.
Penandatanganan form komitmen masing-masing UMKM Mitra YDBA menjadi akhir dari acara ini, sebagai bentuk tindak lanjut mereka agar segera mengimplementasikan 5R dan K3L. Semoga melalui acara benchmark ke PT IGP, UMKM Mitra YDBA dapat semakin termotivasi dalam menerapkan 5R dan K3L di dalam perusahaannya, sehingga bisa semakin produktif dan berdampak positif bagi kemajuan bisnisnya.
Sekilas Tentang YDBA
YDBA merupakan yayasan yang didirikan oleh pendiri Astra, William Soeryadjaya pada 1980 dengan filosofi Berikan Kail Bukan Ikan. YDBA didirikan sebagai komitmen Astra untuk berperan serta secara aktif dalam membangun bangsa, seperti yang diamanatkan dalam butir pertama filosofi Astra, Catur Dharma, yaitu “Menjadi Milik yang bermanfaat bagi Bangsa dan Negara”.
YDBA menjalankan program tanggung jawab sosial Astra dengan fokus pada pembinaan UMKM yang meliputi UMKM manufaktur, baik terkait value chain bisnis Astra, maupun yang tidak terkait, bengkel umum roda empat dan roda dua, pengrajin dan petani. Berlandaskan operating values-nya, yaitu Compassionate, Adaptive, Responsible dan Excellent, YDBA memberikan pelatihan dan pendampingan kepada UMKM untuk naik kelas dan mencapai kemandiriannya.
Pelatihan akan lebih efektif, jika dilengkapi pendampingan di lapangan, untuk itu sampai saat ini YDBA telah mendirikan 18 LPB, dengan 12 LPB yang sekarang masih aktif, yang berlokasi di Mataram, Nusa Tenggara Barat; Sidoarjo, Jawa Timur; Yogyakarta; Semarang, Jawa Tengah; Tegal, Jawa Tengah; Klaten, Jawa Tengah; Sangatta, Kalimantan Timur; Bontang, Kalimantan Timur; Paser, Kalimantan Timur; Tapin, Kalimantan Selatan; Muara Enim, Sumatera Selatan; dan Tabalong, Kalimantan Selatan.
Selain itu, YDBA juga mengembangkan sektor unggulan dalam rangka mengembangkan komunitas UMKM yang menonjol secara ekonomi dengan harapan komunitas tersebut dapat melakukan usaha dengan berkelanjutan. Hingga April 2019, YDBA telah mengelola 15 sektor unggulan, antara lain padi organik di Bontang, Kalimantan Timur; perikanan di Sangatta, Kalimantan Timur; hortikultura di Tapin, Kalimantan Selatan; kuliner di Mataram, Nusa Tenggara bengkel di Sidoarjo, Jawa Timur, Yogyakarta, dan Jakarta; industri metal di Sidoarjo, Jawa Timur, Klaten, Jawa Tengah, dan Tegal, Jawa Tengah; gula semut di Tabalong, Kalimantan Selatan; pupuk organik di Semarang, Jawa Tengah; industri aluminium di Yogyakarta; jamur tiram di Muara Enim Sumatera Selatan; serta kain tenun di Palembang, Sumatera Selatan.
Untuk membantu UMKM dan masyarakat di daerah dalam mendapatkan akses pembiayaan, YDBA bersama Grup Astra mendirikan LKM/koperasi. Sampai saat ini, YDBA telah mendirikan 10 LKM/koperasi yang tersebar di Tabalong, Kalimantan Selatan; Buntok, Kalimantan Tengah; Tamiang Layang, Kalimantan Tengah; Balangan, Kalimantan Selatan; Mamuju Utara, Sulawesi Barat; Mamuju, Sulawesi Barat; Tapin, Kalimantan Selatan; Kutai Barat, Kalimantan Timur; Kumai, Kalimantan Tengah; dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur
Hingga Desember 2018, YDBA telah memberikan pembinaan kepada 10.894 UMKM. Untuk pemuda putus sekolah, YDBA telah melatih 734 pemuda putus sekolah menjadi mekanik. YDBA secara tidak langsung juga telah menciptakan 68.030 lapangan pekerjaan melalui UMKM yang difasilitasinya.