August
27
2021
     18:03

Tokoh-tokoh ASEAN Serukan Pentingnya Penguatan Ekosistem Perdagangan Digital Inklusif

Tokoh-tokoh ASEAN Serukan Pentingnya Penguatan Ekosistem Perdagangan Digital Inklusif

[Shenzhen, China, 27 Agustus 2021] Tokoh-tokoh di kawasan Asia Pasifik, termasuk Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), ISEAS, Honey Consulting Ltd. dan Huawei menyerukan inisiatif untuk mengembangkan potensi perdagangan digital di kawasan tersebut.

Kebutuhan akan ekosistem perdagangan digital yang saling terhubung, inklusif, dan multilateral ditekankan dalam diskusi bertajuk “Nikkei-ISEAS Forum on Digitalizing Trade in South East Asia and ASEAN” yang diselenggarakan oleh NIKKEI Group dan ISEAS - Yusof Ishak Institute (ISEAS).

Pandemi COVID-19 telah mempercepat proses adopsi teknologi digital. ASEAN memprediksikan bahwa ekonomi digital akan menyumbang sebesar 1 Triliun dolar AS untuk PDB regional. Sementara, data dari pihak ketiga menunjukkan 132 persen populasi Asia Tenggara telah memiliki koneksi seluler dan 463 juta orang merupakan pengguna internet.

Berbagai kesepakatan dagang telah menghubungkan kawasan ini. Pentingnya kolaborasi dalam membangun ekosistem perdagangan digital telah digaungkan oleh tokoh-tokoh dalam forum ini. Choi Shing Kwok, Direktur dan CEO ISEAS – Yusof Ishak Institute, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada NIKKEI dan Huawei atas dukungannya terhadap pertemuan ini.

“Perdagangan digital adalah penggerak perdagangan di ASEAN yang menjanjikan, baik selama pandemi maupun pasca-pandemi. Dengan mengurangi biaya perdagangan dan meningkatkan produktivitas, teknologi digital seperti IoT, AI, dan 3D printing dapat meningkatkan pertumbuhan perdagangan di negara-negara berkembang, termasuk di kawasan ASEAN, dengan tingkat pertumbuhan sebesar 2,5 persen per tahun atau setara 22,5 persen dari 2021 hingga 2030,” katanya.

Sebagai pembuat kebijakan, Dr. Rudy Salahuddin, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, menyoroti peran penting perdagangan digital dalam meningkatkan ekonomi digital secara luas, terutama dalam mewujudkan pemulihan ekonomi.

Beliau juga menyebutkan bahwa tantangan kesenjangan infrastruktur TIK dan tingkat adopsi TIK yang tidak merata yang sedang dihadapi ASEAN dapat ditangani oleh mitra TIK seperti Huawei.

“Perdagangan digital menawarkan kesempatan emas dalam berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama, antara lain pemulihan ekonomi regional dan mengatasi situasi krisis,” ujar Craig Burchell, Senior Vice President of Global Trade Affairs Huawei, yang juga mendukung kolaborasi untuk membuka potensi perdagangan digital yang bertujuan menguntungkan kawasan Asia Tenggara dan organisasi ASEAN secara umum.

Beliau merujuk kepada laporan terbitan The Economist mengenai Costs of Deglobalizing World Trade sebagai sinyal peringatan terhadap praktik decoupling pada tatanan ekonomi global, serta untuk menyerukan kolaborasi yang makin erat. Poin lainnya adalah menganjurkan kebijakan Teknologi bagi Semua, atau “Technology for All”, demi optimalisasi layanan digital seperti 5G, Cloud, dan AI yang memungkinkan peluang perdagangan baru bagi semua kalangan.

Perkembangan lebih lanjut dalam bidang statistik akan dibutuhkan untuk mengembangkan tolok ukur perdagangan digital, ungkap Annabelle Mourougane, Head of the Trade and Productivity Division at OECD. “Hal ini akan mendukung analisa berbasis fakta yang juga melandasi pilihan invetasi serta pembuatan kebijakan perusahaan.

Halaman   1 2 Show All

Release Terkini

No Release Found

Terpopuler


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved