October
12
2017
     18:29

Tingkatkan Daya Saing Sektor Agro Industri, Sampoerna Perkuat Jaringan Kemitraan

Tingkatkan Daya Saing Sektor Agro Industri, Sampoerna Perkuat Jaringan Kemitraan

JAKARTA - PT HM Sampoerna Tbk. (“Sampoerna”) kembali membuktikan komitmennya mendukung pemerintah dalam mendorong pertumbuhan daya saing industri dan investasi berkelanjutan di Indonesia. Sebagai perusahaan tembakau terkemuka di Indonesia, Sampoerna terus berinovasi dalam upaya meningkatkan daya saing sektor agro industri nasional dalam bentuk program kemitraan.

Program kemitraan yang dinamakan Sistem Produksi Terpadu bertujuan meningkatkan kualitas dan kuantitas tembakau di Indonesia sehingga para petani dapat bersaing dalam rantai pasar nasional maupun global. Program yang sarat inovasi ini dilakukan melalui perusahaan pemasok tembakau sejak 2009 dan telah melibatkan 27.500 petani dengan luas lahan 24.500 hektar.

Para petani yang tergabung dalam program Sistem Produksi Terpadu, di antaranya, diperkenalkan teknologi dan praktik terbaik di bidang pertanian. Mereka, misalnya, diperkenalkan teknik pembakaran dengan sistem rocket barn yang mampu menghemat konsumsi bahan bakar hingga 16 persen, dan alat aplikasi penghambat tunas yang mampu menghemat waktu pengerjaan hingga lebih dari 60 persen.

Program ini sejalan dengan amanat Presiden Joko Widodo untuk mengembangkan inovasi di sektor pertanian sehingga memberikan kesejahteraan kepada petani. Para petani yang mengikuti program Sistem Produksi Terpadu mampu meningkatkan produktivitas mereka hingga 25 persen. Dengan demikian, program Sistem Produksi Terpadu juga mendukung salah satu program Nawacita, yakni mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor strategis, dalam hal ini pertanian.

Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk. Mindaugas Trumpaitis mengatakan, sistem produksi pertanian yang berkesinambungan merupakan kunci pembangunan sektor pertanian berdaya saing tinggi yang mampu menyejahterakan para petani Indonesia.

“Program kemitraan menjadi komitmen kami dalam menjalankan usaha yang efisien dan berkelanjutan dengan melibatkan banyak aspek, terutama di wilayah yang menjadi pusat bisnis perusahaan. Inovasi ini tidak akan berhenti sampai di sini. Perusahaan senantiasa berkomitmen menghadirkan terobosan guna meningkatkan produktivitas mitra bisnis kami agar terus berkembang sehingga akan berdampak terhadap kesejahteraan kehidupan mereka, terutama petani tembakau dan cengkih,” ujar Mindaugas di Jakarta.

Sistem Produksi Terpadu telah diperkenalkan kepada sejumlah petani yang berada di daerah penghasil tembakau di Indonesia seperti Rembang, Lombok, Wonogiri, Malang, Jember, Blitar dan Lumajang. Selain teknologi, para petani mitra juga akan mendapatkan pendampingan sistem pertanian yang baik, akses permodalan, sarana dan prasarana pertanian serta akses pasar yang terjamin bagi hasil produksi para petani.

"Dengan berasaskan prinsip saling menguntungkan, program Sistem Produksi Terpadu akan membantu peningkatan kesejahteraan para petani tembakau di Indonesia. Kami berharap program ini terus mendapat dukungan dari pemerintah agar kesejahteraan petani tembakau terus meningkat dan di saat yang bersamaan dapat meningkatkan pasokan tembakau dalam negeri untuk keperluan industri,” ungkap Mindaugas.

Dalam pelaksanaannya, Sistem Produksi Terpadu akan melibatkan tiga komponen utama yakni Petani, Pemasok, dan Pabrikan. Sampoerna sebagai pabrikan akan mendapatkan jaminan pasokan tembakau dengan tingkat kualitas dan mutu terbaik sesuai standar yang ditetapkan. Sementara itu bagi petani, program ini akan memberikan peningkatan pendapatan sebagai hasil dari produksi dengan mutu yang lebih tinggi hingga jaminan pasar yang baik. Pencapaian tersebut didapatkan melalui pemberian akses kepada mekanisasi pertanian yang memungkinkan biaya produksi yang lebih rendah dan memberikan solusi bagi masalah kekurangan tenaga kerja, serta memungkinkan penggarapan lahan yang lebih luas.

Program Sistem Produksi Terpadu menerapkan Praktik Pertanian yang Baik (Good Agricultural Practices atau GAP) sebagai bentuk pendidikan kepada petani agar mampu memproduksi tembakau secara produktif, efisien dan bersaing, serta berkelanjutan dan ramah lingkungan. Dalam hal ini, prinsip keberlanjutan tidak hanya mencakup aspek teknis dari pertanian tetapi juga terkait dengan praktik pekerja pertanian.

“Kami merasa sangat bangga dapat memiliki peran penting dan strategis dalam meningkatkan daya saing industri dan kontribusi sektor agro industri sebagai bentuk dukungan perusahaan terhadap pertumbuhan ekonomi negara. Komitmen tersebut juga terus kami perkuat agar kontribusi perusahaan kepada masyarakat dan negara dapat tersampaikan secara luas,” tutup Mindaugas.

Tentang PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna)
Didirikan pada tahun 1913, Sampoerna – yang merupakan afiliasi PT Philip Morris Indonesia dan bagian dari Philip Morris International Inc. – adalah perusahaan tembakau terkemuka di Indonesia, dengan kegiatan utama berfokus pada produksi dan penjualan rokok kretek. Perusahaan memproduksi sejumlah merek rokok kretek yang terkenal seperti Sampoerna A, Raja Kretek legendaris Dji Sam Soe, Sampoerna U, dan Sampoerna Kretek. Perusahaan juga mendistribusikan merek rokok Marlboro di seluruh Indonesia, melalui perjanjian distribusi jangka panjang dengan PT Philip Morris Indonesia. Sampoerna mengoperasikan tujuh pabrik di pulau Jawa dan bekerja sama dengan 38 Mitra Produksi Sigaret, dengan total tenaga kerja – langsung maupun tidak langsung – sekitar 70.000 karyawan, yang sebagian besar bekerja di lini produksi Sigaret Kretek Tangan. Sampoerna mendistribusikan produknya melalui 104 kantor area penjualan dan distribusi di seluruh Indonesia.

Sampoerna merupakan salah satu emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia. Saham Sampoerna diperdagangkan dengan kode saham “HMSP.”


Release Terkini

No Release Found

Terpopuler


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved