September
09
2021
     19:34

Sampoerna Memperkuat Komitmen melalui Kinerja, Operasional Bisnis & Strategi Terukur di Tengah Situasi Penuh Tantangan

Sampoerna Memperkuat Komitmen melalui Kinerja, Operasional Bisnis & Strategi Terukur di Tengah Situasi Penuh Tantangan

Jakarta, 9 September 2021 – Sepanjang tahun 2020 dan semester 1 2021, PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (“Sampoerna” atau “Perusahaan”/BEI: HMSP) terus memperkuat komitmennya dalam mengelola kinerja dan operasional bisnis perusahaan di tengah situasi yang dinamis dan penuh tantangan selama pandemi Covid-19.

Komitmen tersebut didukung oleh strategi terukur serta keputusan taktis yang diambil Sampoerna demi menjaga stabilitas bisnis, memastikan keselamatan karyawan melalui vaksinasi serta program-program lain dan  mendukung pemulihan ekonomi nasional.

Presiden Direktur Sampoerna, Mindaugas Trumpaitis, mengatakan pandemi Covid-19 berdampak kurang baik terhadap Industri Hasil Tembakau (IHT) yang mewakili sekitar 4% dari total penyerapan tenaga kerja nasional[1]. Dampak negatif dari pandemi ini diperparah oleh imbas kenaikan cukai hingga dua digit dalam dua tahun terakhir.

Situasi IHT saat ini masih sangat rentan, sehingga penetapan kebijakan cukai tahun 2022 akan sangat krusial bagi keberlangsungan usaha dan penyerapan tenaga kerja di sektor tembakau.

“Kinerja IHT di tahun 2021, setelah mengalami penurunan hampir 10% pada tahun 2020, masih sangat dipengaruhi oleh dampak negatif pandemi Covid-19. Oleh karena itu, Pemerintah perlu mempertimbangkan kembali secara hati-hati rencana kenaikan tarif cukai 2022 untuk mendukung pemulihan IHT dari krisis sehingga turut berperan dalam pemulihan ekonomi nasional serta penyerapan tenaga kerja,“ kata Mindaugas saat Paparan Publik secara virtual, Kamis, (9/9).

Melalui penerapan berbagai strategi yang konkret, kinerja Sampoerna pada semester 1 2021 mengalami kenaikan penjualan bersih sebesar 6,5% menjadi Rp47,6 triliun. Meskipun demikian, dengan adanya kenaikan cukai secara signifikan, laba kotor perusahaan pada periode yang sama mengalami penurunan sebesar 9,3% dibandingkan semester 1 2020. Hal ini menyebabkan perolehan laba bersih perusahaan mengalami penurunan sebesar 15,4% menjadi Rp4,1 triliun pada semester 1 2021.

“Penurunan mobilitas dan ekonomi masyarakat yang cenderung negatif, secara keseluruhan berdampak langsung pada kondisi finansial perusahaan dan kontribusi pajak. Terlepas dari berbagai tantangan yang ada, Sampoerna terus berupaya menjaga stabilitas bisnis dengan terus berkomitmen memperkuat inovasi dan strategi investasi, termasuk pada portofolio Sigaret Kretek Tangan (SKT),” kata Mindaugas.

Demi memastikan kesinambungan segmen SKT yang padat karya, Mindaugas berharap, pemerintah tidak menaikkan tarif cukai dan Harga Jual Eceran (HJE) segmen ini pada 2022. Kebijakan tersebut diharapkan mampu mendorong daya saing SKT terhadap rokok mesin.

Selain padat karya, segmen SKT juga didominasi tenaga kerja perempuan yang sangat rentan ketika industri tertekan. Oleh karenanya, kebijakan perlindungan segmen SKT sangat penting untuk dipertahankan tahun depan.

“Sampoerna sangat mengapresiasi keputusan pemerintah untuk tidak menaikkan tarif cukai SKT pada 2021. Hal ini membuat Sampoerna mampu menambah kapasitas produksi SKT melalui mitra produksi sigaret kami dengan menyerap lebih dari 6.000 orang tenaga kerja tambahan. Kami percaya, serapan tenaga kerja dan perlindungan terhadap segmen padat karya SKT ini sejalan dengan prioritas Pemerintah,” tegas Mindaugas.

Halaman   1 2 Show All

Release Terkini

No Release Found

Terpopuler


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved