July
19
2021
     14:28

Sukseskan Program Co-Firing, PLN, PTPN III dan Perum Perhutani Bersinergi Amankan Pasokan Biomassa

Sukseskan Program Co-Firing, PLN, PTPN III dan Perum Perhutani Bersinergi Amankan Pasokan Biomassa
Publisher

Karena rencana kerja sama ini merupakan hal yang baru baik bagi tiga perusahaan, Zulkifli berharap dukungan dari Kementerian BUMN dan pihak pemerintah untuk kesuksesan program co-firing ini terutama dari sisi kebijakan dan regulasi terkait penyediaan biomassa.

"PLN mengucapkan terima kasih atas kerja sama dari Perum Perhutani, Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) dalam kelanjutan kerjasama penyediaan biomassa dan rencana pengembangan industri biomassa. Mudah-mudahan kerja sama ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi negara Indonesia terutama dalam hal energy security," tambahnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani, mengatakan program co-firing PLTU batu bara dengan biomassa merupakan salah satu program “Green Booster” untuk mendukung target bauran Energi Baru dan Terbarukan (EBT)  Nasional sebesar 23 persen pada 2025. 

Hal ini dilakukan untuk menurunkan emisi karbon yang dihasilkan PLTU batu bara.  Berdasarkan Surat Wakil Menteri I BUMN Nomor: S-27/Wk/.1MBU/03/2021 tanggal 18 Maret 2021 memuat Proyek Strategis dan Strategic Mapping BUMN untuk bekerjasama dalam program co-firing biomassa PLTU batu bara sebagai Strategic Mapping BUMN Klaster Energi Tahun 2021.

“PTPN Group memiliki potensi biomassa berbasis komoditi perkebunan yang cukup besar antara lain Biomassa dari komoditi Kelapa Sawit, Karet dan Tebu yang dimiliki oleh PTPN I hingga PTPN XIV.  PTPN Group mengestimasikan dapat menyuplai 500 ribu ton tandan kosong segar kepada PT PLN dan angka tersebut dapat berkembang hingga 750 ribu ton tankos segar pertahun pada 2024 sesuai dengan RJPP PTPN Group.  Dan diharapkan program ini akan menghasilkan penurunan emisi GRK dan berdampak pada kualitas udara di sekitar menjadi lebih baik,” ujar Ghani.

Menurutnya, Co-firing biomassa dengan batubara menawarkan aspek positif bagi lingkungan. Co-firing biomassa akan mengurangi emisi karbondioksida, di samping itu biomassa juga mengandung sulfur yang jauh lebih sedikit daripada kebanyakan batu bara. Hal ini program co-firing juga akan mengurangi emisi sulfur dioksida yang cukup signifikan.

Ia menambahkan perjanjian HoA ini sebagai salah satu bentuk Good Corporate Governance (GCG) yang dijalankan oleh Badan Usaha Milik Negara dalam menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi masyarakat luas.

“Kami berharap melalui kerjasama penyediaan biomassa untuk PLTU batu bara antara PTPN, Perum Perhutani, dan PT PLN (Persero) dapat menjadi pionir dan pemantik dalam pengembangan biomassa untuk suplai PLTU batu bara di dalam negeri,”

Di sisi lain, Direktur Utama Perum Perhutani Wahyu Kuncoro, mengatakan saat ini Perhutani memiliki sumber daya kawasan hutan seluas 2,4 juta Ha di pulau Jawa & Madura dan 1,3 juta Ha di luar Pulau Jawa yang dikelola oleh Anak Perusahaan dan dapat dikembangkan menjadi hutan tanaman energi. Adapun yang  telah dikembangkan hutan tanaman energi seluas ±27 ribu Ha dari rencana seluas sekitar 70 ribu Ha.
"Ke depannya Perhutani juga akan menyiapkan industri biomassa berbasis tanaman hutan untuk menghasilkan produk wood pellet dan atau wood chip," katanya.

Perhutani juga menyiapkan klaster tanaman energi seluas 70 ribu Ha dan rencana industri turunannya yaitu wood chip dan wood pellet sejak 2019, dan telah menjadi program dalam RJPP 2020-2024 karena peluang pasar luar negeri yang menjanjikan. Tidak hanya itu, Perhutani juga ingin berperan  dalam program pemerintah mencapai target bauran energi nasional sebesar 23 persen pada 2025 dan target penurunan emisi sebesar 29 persen pada 2030 sesuai Paris Agreement.

 

Halaman   1 2 Show All

Release Terkini

No Release Found

Terpopuler


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved