Struktur Industri Elektronika Semakin Kuat Seiring Peningkatan Investasi
Apresiasi investasi Pegatron
Kementerian Perindustrian memberikan apresiasi terhadap realisisasi investasi dari Pegatron selaku perusahaan teknologi asal Taiwan, yang secara resmi telah mengoperasikan pabriknya di Batam, Kepulauan Riau. Ini merupakan bagian dari upaya diversifikasi manufaktur menyusul meningkatnya tensi perang dagang Amerika Serikat dan China.
“Kami yakin Indonesia bisa menjadi hub industri elektronika Taiwan, dengan tambahan investasi dari Pegatron sebesar USD40 juta,” ungkapnya. Nilai investasi tersebut, merupakan awal dari rencana penanaman modal sebesar USD1,5 miliar yang akan dilakukan secara bertahap.
Nantinya pemasok terbesar komponen untuk Apple itu akan memproduksi komponen produk smart-home seperti komputer, alat-alat telekomunikasi nirkabel, serta komponen ponsel pintar, dengan membangun pabrik seluas 1 hektare di Kawasan Industri Batamindo.
Pabrik yang akan menyerap tenaga kerja sebanyak 1.800 orang tersebut merupakan yang pertama di Indonesia dan Asia Tenggara. Sebelumnya, Pegatron telah bekerja sama dengan PT Sat Nusapersada di Batam.
Direktur Industri Elektronika dan Telematika Kemenperin, Janu Suryanto meyakini kehadiran Pegatron akan membawa dampak positif bagi pertumbuhan industri elektronika secara nasional dan khususnya di Batam. "Dengan adanya Pegatron, diharapkan ekspor produk elektronika akan meningkat signifikan," tandasnya.
Janu pun berharap, investasi perusahaan tersebut selain untuk memenuhi pasar domestik, juga akan mengurangi produk impor karena hasil peningkatan produksi di dalam negeri.
Kemenperin mencatat, pertumbuhan produksi pada kelompok industri komputer, barang elektronika dan optik pada triwulan I tahun 2019 mencatatkan angka yang positif sebesar 2,78 persen, naik jika dibanding capaian di periode sama tahun lalu yang minus -4,80 persen.
Populasi industri elektronika di Indonesia sampai dengan triwulan II-2019, ada penambahan sejumlah 21 perusahaan. Industri elektronika dinilai sebagai salah satu sektor yang mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional.
“Oleh karena itu, industri elektronika merupakan satu dari lima sektor manufaktur yang sedang mendapatkan prioritas pengembangan, terutama dalam kesiapan memasuki era digital. Ini sesuai dengan peta jalan Making Indonesia 4.0,” paparnya.
Sepanjang tahun 2018, nilai investasi industri elektronika menyentuh di angka Rp12,86 triliun, naik dibanding tahun 2017 sebesar Rp7,81 triliun. Sementara itu, nilai ekspor dari industri elektronika mampu menembus USD8,2 miliar atau naik dibanding tahun 2017 yang mencapai USD7,9 miliar.
“Tahun ini, ditargetkan ada beberapa investasi baru yang akan masuk, yang secara total nilainya mencapai Rp1,3 triliun dengan proyeksi penyerapan tenaga kerja secara keseluruhan sebanyak 248,5 ribu orang. Ini menandakan bahwa iklim investasi di Indonesia masih kondusif,” paparnya.