SoKlin Antisep Bekali Orang Tua Tips Jalani PTM di Tengah Ancaman Omicron
Menurut dr. Lucia, idealnya anak usia 12-18 tahun dapat menjalani PTM terbatas 100% dengan catatan tidak adanya peningkatan kasus Covid-19 dan tranmisi lokal Omicron. Untuk anak usia 6-11 tahun, proses pembelajaran idealnya dilaksanakan secara hybrid (50% luring dan 50% daring) dan untuk usia 6 tahun ke bawah belum dianjurkan pelaksanaan PTM. Sekolah dan pemerintah memberikan kebebasan kepada orang tua untuk memilih PTM atau belajar secara daring, tidak boleh ada paksaan.
dr. Lucia juga menjelaskan bahwa akibat infeksi Covid-19 pada anak, kini terdapat kondisi yang disebut MIS-C (Multisystem Inflammatory Syndrome in Children). Hal ini merupakan kondisi di mana banyak organ tubuh yang mengalami peradangan pada anak yang sebelumnya terkena Covid-19. Keluhannya pun beragam mulai dari ringan ke berat, seperti demam, nyeri, sulit bernafas, kebiruan atau pucat, yang dapat menyebabkan kondisi kritis hingga dapat menyebabkan anak meninggal dunia. “Terdapat sekitar 0,14% anak yang dinyatakan MIS-C, sedikit ya sepertinya, tapi jangan sampai anak terkena, akan sedih sekali,” imbuhnya.
Oleh karena itu, kita wajib menjaga kesehatan anak. Orang tua harus menumbuhkan gaya hidup aktif terhadap anak. “Anak-anak direkomendasikan bergerak aktif 1 jam sehari, sedangkan dewasa 30 menit sehari untuk aktivitas fisik,” tegasnya. Orang tua juga harus membatasi waktu gawai anak-anak, memastikan anak memiliki tidur yang cukup dan berkualitas, makanan bergizi dan seimbang, cairan cukup, pemanfaatan energi secara tepat, mendapatkan dukungan mental dan sosial, serta vaksinasi secara lengkap.
“Varian virus corona terus bermutasi. Meskipun data pastinya belum lengkap untuk Omicron, namun yang jelas pemberian vaksinasi Covid-19 91% efektif mencegah terjadinya kejadian MIS-C pada anak. Oleh kerenanya, kita harus merubah gaya hidup menjadi lebih bersih dan sehat,” tutupnya.
Mental Anak dan Kecemasan Orang Tua
Menurut Psikolog Anak Samantha Elsener, M.Psi, tingkat stress anak dan ibu berada di level 56% dan beranjak naik ke level 95% di 6 bulan awal pandemi. Hal tersebut tentunya mempengaruhi kesehatan mental anak, seperti tingkat konsentrasi rendah dan motivasi belajar yang turun selama PJJ berlangsung.
“Dengan PTM, interaksi sosial seharusnya dapat menjadi lebih baik ya, tidak awkward. Dari beberapa kasus yang saya ketahui, terdapat beberapa anak yang memilih PJJ karena adanya tekanan sosial di kehidupan remaja 6-18 tahun, di mana kemampuan bersosialiasi yang menurun karena jarangnya berinteraksi. Untuk kasus anak di bawah 6 tahun, anak-anak cenderung parnoan, menjadi takut. Oleh karena itu sebagai orang tua, kita harus bijak dan jangan berlebihan. Hal penting lainnya adalah jangan menakut-nakuti anak,” terangnya.
Samantha juga menjelaskan dua tips agar orang tua dan anak dapat lebih tenang menjalani kehidupan sehari-hari di kondisi sekarang. Yang pertama adalah dengan memberikan angka penilaian terhadap suatu hal yang dikhawatirkan, dilanjutkan dengan instropeksi diri dan keadaan, ditambah dengan mengatur pernafasan (inhale dan exhale).
Tips kedua adalah dengan menulis dua hal yang benar; satu hal negatif dan satu hal positif, boleh berupa kekhawatiran dan keyakinan. “Ada virus Omicron yang berbahaya namun saya pasti mampu melewatinya, begitu contohnya”, ungkapnya. Dengan menulis, otak manusia menyerap lebih dalam apa yang ditulisnya.
“Anak kelahiran 2010 ke atas domimannya belajarnya dari movement learning, artinya anak harus bergerak aktif agar dapat memahami suatu hal dengan baik. Selain bergerak aktif, kita juga harus memastikan anak terhindar dari konten dan scam berbahaya yang saat ini bertebaran di internet,” terangnya menambahkan.
Samantha juga menjelaskan bahwa terdapat 3 tempramen anak; mudah, sedang, berat. Oleh karena itu, orang tua harus dapat memberikan pengertian dan penjelasan sesuai tingkat tempramen mereka. “Di pagi hari sebelum sekolah atau beraktivitas kita harus jaga mood anak. Selain itu, kalau bahasa anak-anak sekarang, ketika ada sesuatu yang tidak sesuai atau dalam keadaan panik, jangan nge-gas,” terangnya.
Pada webinar “PTM di Tengah Kasus Omicron yang Beranjak Naik, Bagaimana Orang Tua Menyikapinya?” ini, Samantha juga menyampaikan konsep bernama emotional bank account; debit dan kredit interaksi emosional antara ibu dan anak. “Kita boleh tegur anak tapi sudah kasih perhatian, kasih sayang belum ke anak? Perbandingannya itu 5:1. Sebagai orang tua, tentunya kita tidak ingin menambahi beban anak, jadi kita harus lebih sabar dan tenang. Kita dapat melakukan aktivitas bersih-bersih bareng, anak itu belajar melalui gerakan dan gerakan ini menurunkan tingkat kecemasan lho,” ucapnya.
Terkait cara mengurangi kekhawatiran ketika anak PTM, selain informasi di atas, Samantha juga membeberkan beberapa hal yang dapat dilakukan oleh para moms, seperti mempersiapkan prokes yang perlu dibawa anak ke sekolah, membiasakan mendengarkan cerita anak, berkoordinasi dengan pihak sekolah, serta tidak mudah untuk terhasut hoaks/gosip.
SoKlin Antisep senantiasa mendukung para moms di Indonesia untuk memberikan yang terbaik kepada keluarganya, termasuk urusan pendidikan dan kesehatan anak. Oleh karena itu, merek detergen + protection pertama di Indonesia ini mengajak SoKlin Moms untuk dapat menerapkan gaya hidup yang lebih memperhatikan kesehatan dan kebersihan, tak terkecuali pakaian, terlebih dengan terlaksananya kembali PTM 100%. Sebab, ibarat kulit kedua, pakaian dan masker lah yang pertama kali terpapar oleh virus, kuman, dan bakteri sebelum menyentuh tubuh kita, sehingga sangatlah penting untuk menjaga kebersihannya.
Setelah beraktivitas di luar rumah jangan lupa untuk langsung mencuci baju sekeluarga. SoKlin Antisep dilengkapi dengan teknologi O2 Active Power yang berfungsi sebagai disinfektan, yang terbukti efektif membunuh virus, bakteri, dan kuman pada pakaian tanpa merusak warna dan serat kain. SoKlin Antisep tentunya merupakan pilihan cerdas, praktis dan tepat bagi para moms dalam melindungi keluarganya karena keluarga sangat berharga.
Tentang SoKlin Detergent (Wings Care)
Solusi tepat untuk para ibu andalan keluarga - Selama 70 tahun, Wings melalui So Klin detergent telah ada bersama dengan para ibu di Indonesia untuk dapat memberikan hasil maksimal dan akan terus melakukan inovasi untuk dapat memberikan produk berkualitas dalam kegiatan menuci pakaian bagi para ibu di Indonesia. So Klin detergent dilengkapi dengan formula anti-bacterial pada setiap variannya, untuk dapat membantu menjaga kesehatan kulit para penggunanya dan untuk menjaga pakaian agar tidak bau apek.
So Klin detergent hadir di Indonesia dengan beberapa varian, yakni SoKlin Liquid, deterjen cair konsentrat plus anti bacterial; SoKlin Softergent, merupakan perpaduan antara deterjen dengan pelembut pakaian; SoKlin Pro dan SoKlin Higinis, deterjen untuk membersihkan noda plus anti bakteri; dan SoKlin Biomatic, deterjen yang secara khusus dibuat untuk dapat mencuci dengan menggunakan mesin cuci; SoKlin Smart, deterjen konsentrat untuk mencuci dan merawat pakaian; SoKlin White and Bright, dan kini SoKlin Antisep. Dengan berbagai varian yang ada, So Klin detergent menjadi solusi tepat yang menjawab semua kebutuhan mencuci para ibu di Indonesia.