December
07
2021
     15:40

PT BNP Paribas Asset Management: Kondisi Fundamental Indonesia Mendukung Prospek Investasi 2022

PT BNP Paribas Asset Management: Kondisi Fundamental Indonesia Mendukung Prospek Investasi 2022

Jakarta, 7 Desember 2021. PT BNP Paribas Asset Management (PT BNP Paribas AM) merilis market outlook-nya untuk peluang investasi di pasar saham dan pasar obligasi menuju tahun 2022.

Tahun ini masih menjadi tahun yang penuh tantangan, perubahan, dan ketidakpastian bagi banyak investor. Pemerintah dan Bank sentral pun telah melakukan berbagai upaya melalui kebijakan dan stimulus guna mencapai target Pemulihan Ekonomi Nasional. Menjelang penghujung tahun 2021, Indonesia dan kebanyakan negara di dunia tengah bersiap-siap membuka kembali aktivitas kegiatan ekonomi dengan harapan pemulihan dapat mulai terjadi di tahun 2022.

Meskipun tingkat pemulihan ekonomi di berbagai negara tidak merata, secara umum PT BNP Paribas AM menilai baik pasar domestik maupun pasar global mengalami hal yang sama. Dari data ekonomi global, terlihat secara umum bahwa dunia secara perlahan menuju kondisi yang lebih normal.

Namun di sisi lain, juga muncul tantangan baru sebagai akibat dari konsekuensi pembukaan ekonomi. Pembukaan kegiatan ekonomi secara hampir bersamaan di negara maju, dari yang sebelumnya stagnan, telah mengakibatkan adanya ketidakseimbangan.

Djumala Sutedja, Direktur & Head of Fixed Income PT BNP Paribas AM menjelaskan, “Persiapan pembukaan ekonomi yang terjadi saat ini mendorong permintaan atau demand yang sangat besar, tapi supply-nya relatif lambat dalam melakukan penyesuaian. Di saat yang sama tingkat likuiditas global masih tinggi, sehingga dampaknya adalah kenaikan harga-harga komoditas, baik itu makanan maupun energi, yang pada akhirnya berujung pada inflasi yang tinggi.”

Sementara itu kebijakan tapering oleh Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed, yang tengah menjadi fokus perhatian pasar saat ini diperkirakan tidak akan membawa dampak yang terlalu signifikan pada pasar domestik. “Volatilitas pasar akan selalu ada.

Namun, melihat kondisi fundamental pertumbuhan Indonesia yang cukup kuat saat ini, kami optimis Indonesia dalam posisi yang siap menghadapi tapering yang akan berlangsung hingga pertengahan tahun 2022 nanti.” ujar Djumala.

Menanggapi dampak tapering terhadap arus kepemilikan asing di Indonesia, sentimennya pun cenderung lebih baik. Djumala menerangkan minat asing untuk berinvestasi di pasar negara berkembang memang masih selektif. Net inflow lebih banyak terlihat pada negara-negara yang dinilai mampu mengendalikan pandemi COVID-19 yang lebih baik dan tingkat vaksinasi yang tinggi. Sementara itu per 5 November 2021, Indonesia tercatat masuk dalam kelompok negara-negara yang dianggap mampu mengendalikan penyebaran infeksi COVID-19, sebagaimana diukur dari Reproduction Rate-nya yang stabil berada di bawah angka 1[1].

Lebih lanjut, PT BNP Paribas AM menilai kondisi pasar saat ini mendukung kinerja pasar obligasi Indonesia ke depannya. Djumala menegaskan, “Kami melihat adanya perbedaan sensitivitas antara obligasi IDR dan USD terhadap dinamika pasar dari global. Obligasi berdenominasi IDR dalam hal ini less sensitive terhadap gejolak di luar negeri karena lebih banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor domestik yang sangat favourable.”

Senada dengan outlook pasar obligasi, PT BNP Paribas AM menilai kelas aset saham juga memiliki potensi yang positif. Kondisi faktor fundamental yang cukup baik mendukung prospek pasar saham ke arah yang positif, dan hal ini juga terlihat dari telah kembalinya investor asing ke Indonesia secara perlahan.

Halaman   1 2 Show All

Release Terkini

No Release Found


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved