March
09
2021
     19:47

Menperin Apresiasi Industri Pengolahan Susu Investasi Rp 3,8 Triliun

Menperin Apresiasi Industri Pengolahan Susu Investasi Rp 3,8 Triliun

Optimisme tersebut seiring dengan terus meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat dan bertumbuhnya kelas menengah, bertransformasinya gaya hidup masyarakat menjadi lebih sehat, serta peningkatan permintaan produk bernutrisi tinggi selama pandemi Covid-19.

“Selain itu juga semakin meningkatnya share populasi masyarakat berusia muda terutama generasi Z yang bersifat aktif, dinamis, dan memiliki mobilitas tinggi khususnya di kawasan urban, yang diperkirakan akan mendongkrak permintaan terhadap produk minuman susu yang praktis dan siap dikonsumsi (ready to drink/RTD),” imbuhnya.

Presiden Direktur PT Frisian Flag Indonesia Maurits Klavert menyampaikan, setelah hampir 100 tahun hadir di Indonesia, merupakan sebuah kebanggaan bagi perusahaan dapat memulai sebuah momen bersejarah dalam rangka realisasi dari investasi untuk membangun pabrik terbesar dari FrieslandCampina di dunia.

“Pabrik baru ini akan mencakup fasilitas produksi atau pengolahan produk susu cair siap minum dan susu kental manis, sentra logistik dan distribusi serta perkantoran dengan menggunakan teknologi modern dan sudah pasti teknologi ramah lingkungan,” ungkapnya.

Seiring investasi tersebut, perusahaan akan meningkatkan pula penyerapan susu segar dalam negeri yang dipasok oleh belasan ribu peternak sapi perah rakyat di tanah air. “Kami juga akan meningkatkan kerja sama dengan para mitra bisnis kami di Indonesia baik pemasok maupun ratusan mitra distributor kami yang tersebar di seluruh penjuru tanah air,” tuturnya.

Pacu daya saing

Kemenperin memacu daya saing industri pengolahan susu di tanah air melalui beberapa upaya strategis, di antaranya mengusulkan pemberian insentif Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP). Pada tahun 2020, pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp583,2 miliar untuk fasilitas BMDTP kepada 33 sektor industri terdampak pandemi Covid-19.

“PT Frisian Flag Indonesia merupakan salah satu perusahaan industri pengolahan susu yang telah menerima manfaat insentif fiskal tersebut dan kemudian meningkatkan investasinya,” sebut Menperin. Di samping itu, PT Frisian Flag Indonesia diharapkan terus berkomitmen untuk mengadopsi dan mengimplementasikan industri 4.0 di setiap lini produksinya, baik di pabrik lama maupun baru agar dapat bersaing di kancah regional dan global.

Pada kesempatan yang sama, Dirjen Industri Agro Kemenperin, Abdul Rochim juga menyampaikan apresiasinya kepada PT Frisian Flag Indonesia yang telah menambah investasi dan membuka pabrik pengolahan susu baru di Indonesia sejak pertama kali berdiri pada tahun 1969.

“Ke depannya, PT Frisian Flag Indonesia selain meningkatkan investasi di dalam negeri, diharapkan juga terus memperkuat dan memperluas kemitraan dengan peternak sapi perah untuk meningkatkan pasokan bahan baku susu segar dari dalam negeri,” ungkapnya.

Menurut Rochim, langkah ekspansi PT Frisian Flag Indonesia menunjukkan optimisme investor terhadap peluang usaha yang tetap terbuka lebar dan iklim usaha yang makin kondusif di Indonesia walaupun sedang terdampak pandemi Covid-19. “Kami berharap akan ada lebih banyak pihak yang mengikuti jejak PT Frisian Flag Indonesia untuk terus meningkatkan investasinya di tanah air,” tandasnya.

Rochim optimistis, apabila kinerja industri pengolahan susu di dalam negeri dapat tumbuh gemilang, akan membawa dampak positif terhadap kinerja sektor manufaktur khususnya industri makanan dan minuman, bahkan juga perekonomian nasional. Sebab, Indonesia berpotensi memiliki sumber daya alam yang berlimpah dan permintaan domestik yang terus meningkat.

“Walaupun terdampak pandemi Covid-19, PDB industri makanan dan minuman masih mampu tumbuh sebesar 1,58% pada tahun 2020 atau di atas pertumbuhan PDB industri pengolahan nonmigas yang terkontraksi 2,52% dan PDB nasional yang juga terkontraksi 2,07%,” sebutnya.

Namun demikian, pada periode yang sama, industri makanan dan minuman berkontribusi sebesar 39,01% terhadap PDB industri pengolahan non-migas, sehingga menjadikannya sebagai subsektor dengan kontribusi PDB terbesar.

Sepanjang tahun 2020, ekspor industri makanan dan minuman menembus USD31,1 miliar, sehingga berkontribusi 23,7% terhadap ekspor industri pengolahan non-migas. Di sisi lain, industri makanan dan minuman mampu menarik investasi sebesar USD29,4 miliar di tahun 2020, dan secara keseluruhan menyerap tenaga kerja sebanyak 1,1 juta orang.

Halaman   1 2 Show All

Release Terkini

No Release Found


2025 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved