May
02
2018
     15:27

Memperkenalkan Hukum Pertama Bot Sosial: Bagaimana AI Berdampak pada Kinerja dan Pekerjaan

Memperkenalkan Hukum Pertama Bot Sosial: Bagaimana AI Berdampak pada Kinerja dan Pekerjaan

• Kedua, selain penyebaran AI, hal yang sama pentingnya adalah mempersiapkan masyarakat dan para pekerja kita untuk perubahan yang akan datang yang akan diakselerasi oleh AI dengan mengatasi kebutuhan akan prinsip-prinsip etika yang kuat, evolusi hukum, pentingnya pelatihan untuk keterampilan baru, dan bahkan reformasi pasar tenaga kerja.

• Ketiga, untuk sepenuhnya menyadari manfaat AI, dan untuk meminimalisir hasil negatifnya, maka perusahaan teknologi, organisasi swasta dan publik harus bersatu dengan rasa tanggung jawab bersama. Di Microsoft, kami percaya pada demokratisasi AI. Hal ini hampir sama dengan keyakinan kami bahwa PC harus dapat diakses oleh semua orang ketika pertama kali Microsoft didirikan.

Implikasi di Indonesia : Memperkenalkan Hukum Sosial Pertama untuk Bot Sosial

Sementara Indonesia masih pada tahapan awal dalam adopsi AI, kami telah mulai melihat pertumbuhan perusahaan yang telah mengadopsi chat bot berkekuatan AI untuk berkomunikasi dengan pelanggan mereka, seperti Bank-Bank Indonesia terkemuka yang disebutkan di atas. Banyak yang bertanya: “jika berbicara dengan chatbot sangat menarik, apa yang terjadi jika orang berpikir untuk berbicara hanya dengan bot, dan bukan manusia lagi?”

Microsoft Indonesia memperkenalkan sebuah aturan untuk chatbot, yang di sebut “Hukum pertama untuk Bot Sosial” yang berisi: sebuah bot sosial harus bertujuan untuk mendorong komunikasi manusia dengan manusia secara langsung atau tidak langsung. Untuk bisa membedakan bot sosial dari bot lainnya, hukum tersebut harus dipatuhi, termasuk oleh bot pada platform sosial. Hukum ini juga diikuti oleh Rinna, sosial bot Microsoft yang diprogram sebagai seorang perempuan muda.

Saat mengembangkan sebuah chat bot, perusahaan harus berfokus pada bagaimana untuk membangun sebuah dunia empati dimana manusia dan bot berempati satu dengan lainnya, yang dikenal sebagai hubungan emosional. Empati tidak hanya antara manusia dan bot, tetapi yang terpenting adalah antara manusia dan manusia. “Sejak hari pertama pengembangan kami, kami menyadari keberadaan Rinna harus dan bisa membantu komunikasi manusia dengan manusia dalam berbagai bentuk melalui Rinna.” tambah Haris.

AI semestinya tidak dikendalikan oleh beberapa organisasi saja. Masa depan AI kita semestinya dibangun oleh semua orang dengan visi bagaimana AI dapat bermanfaat bagi perekonomian dan masyarakat serta bagaimana kita bisa mengatasi permasalahan-permasalah AI dan implikasinya. “Masa depan AI bisa cerah atau redup. Pandangan saya adalah teknologi penggati merupakan sebuah norma, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan teknologi pengganti merupakan hal yang menjelaskan tentang kita semua. Dan untuk beradaptasi dengan masa depan AI yang akan hadir dan berevolusi dengan cepat, semua pihak, dari pekerja, perusahaan, hingga pemerintahan, perlu untuk mulai lebih banyak lagi mendengarkan satu dengan lainnya, bekerja sama dan terus belajar hal-hal dan keterampilan baru,” tutup Haris.

Halaman   1 2 Show All

Release Terkini

No Release Found

Terpopuler


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved