October
24
2017
     17:00

Lalui Triwulan III, IPC Optimis Capai Target 2017

Lalui Triwulan III, IPC Optimis Capai Target 2017

Kedatangan kapal ini juga membuktikan bahwa upaya IPC untuk melakukan penyempurnaan jasa pelayanan kepelabuhanan baik dari sistem, fasilitas maupun infrastruktur, telah mampu menjadikan IPC berkompetisi dengan pelabuhan besar lainnya. IPC berharap kehadiran kapal besar ini dapat menjadi pemicu hadirnya kapal-kapal besar dan melakukan konsolidasi muatan di Tanjung Priok sehingga dapat memenuhi harapan Pemerintah yaitu menjadikan Tanjung Priok sebagai pelabuhan transhipment yang diperhitungkan di kawasan Asia.

“Keinginan Pemerintah untuk Pelabuhan Tanjung Priok sebagai transshipment port bukan sekedar anganangan. Kami telah menyiapkan roadmap yang membuat IPC menuju world class port , dengan memperbaiki pelayanan dan jasa di pelabuhan, baik dari system, operasional, fasilitas, maupun infrastruktur. Dalam hal ini, dukungan dari pemerintah sangat dibutuhkan, termasuk dukungan dari perusahaan pelayaran, pemilik kargo, dan pelabuhan di Indonesia lainnya. Sehingga IPC terus melakukan pendekatan, langkah demi langkah untuk melibatkan semua pemangku kepentingan,” ujar Elvyn.

Memasuki awal Triwulan IV, Go-Live Inaportnet yang merupakan program sinergi dengan Kementerian Perhubungan telah resmi ditutup di tiga pelabuhan, yakni Pelabuhan Banten, Pelabuhan Gresik dan Pelabuhan Sorong. Inaportnet merupakan sistem informasi layanan tunggal secara elektronik berbasis internet guna mengintegrasikan sistem informasi kepelabuhanan yang standar dalam melayani kapal dan barang dari seluruh Instansi terkait. Adapun 16 pelabuhan yang telah mengaplikasikan Inaportnet di Indonesia adalah Pelabuhan Belawan, Pelabuhan Palembang, Pelabuhan Teluk Bayur, Pelabuhan Panjang, Pelabuhan Pontianak, Pelabuhan Banjarmasin, Pelabuhan Balikpapan, Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Tanjung Emas, Pelabuhan Tanjung Perak, Pelabuhan Makassar, Pelabuhan Bitung, Pelabuhan Ambon, Pelabuhan Banten, Pelabuhan Gresik, dan Pelabuhan Sorong.

Secara sistem keuangan, IPC secara menyeluruh telah melakukan peningkatan pelayanan melalui program Cash Management System (CMS), diman program ini tidak hanya mempermudah pengguna jasa dalam hal melakukan transaksi jasa dengan IPC, yang sebelumnya dilakukan secara manual/cash menjadi terintegrasi dengan system / cashless , seperti transaksi payroll , a c c o u n t i n g f o r t a x e s , b illi n g p a y m e n t s , bank reconciliation dan lain-lain.

Tidak hanya CMS, IPC juga meluncurkan Port Service Financing yang merupakan sekumpulan layanan lengkap yang diberikan kepada pengguna jasa kepelabuhanan, mulai dari penyaluran kredit hingga kemudahan dalam pembayaran atas penggunaan seluruh jasa kepelabuhanan di IPC. Program ini merupakan program rencana pembiayaan kepada pengguna jasa kepelabuhanan di IPC yang terintegrasi dengan sistem penerimaan jasa kepelabuhanan.

IPC terus melanjutkan proyek-proyek strategis, termasuk kelanjutan dari proyek Terminal Kalibaru, Proyek Terminal Kijing, Proyek Kanal Cikarang Bekasi Laut (CBL), Proyek Pelabuhan Sorong, maupun Pembangunan Tol Cilincing - Cibitung.

Pembangunan Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Priok / New Priok Container Terminal One (NPCT1) berkapasitas 1,5 juta TEUs yang sudah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 13 September 2016 telah beroperasi secara penuh. Saat ini pembangunan CT 2 dan CT 3 sedang dilanjutkan dan diproyeksikan memiliki total area 100 Ha dengan kapasitas 3 juta TEUs/Tahun.

Untuk pembangunan Terminal Kijing di Kalimantan Barat yang merupakan ekstensi dari Pelabuhan Pontianak sendiri direncanakan dibagi menjadi empat terminal yakni Terminal Petikemas, Terminal Multipurpose, Terminal Curah Cair dan Terminal Curah Kering. Pelabuhan Kijing diproyeksikan akan menampung kapasitas hampir 1 juta TEUs petikemas, 8 juta ton CPO, dan 15 juta ton curah kering. Perkembangan terkait proyek ini, Presiden Joko Widodo telah menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 43 Tahun 2017 pada 7 April 2017 sebagai landasan Percepatan Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Kijing. Percepatan pembangunan dan pengoperasian Terminal Kijing dilakukan dalam rangka peningkatan konektivitas, pengembangan infrastruktur kemaritiman, dan pengembangan wilayah di Kalimantan Barat.

Proyek Pembangunan Kanal CBL (Cikarang Bekasi Laut) merupakan upaya optimalisasi alur sungai dengan menggunakan kapal tongkang sebagai alternatif moda transportasi barang dan penghubung antara pelabuhan dengan area hinterland sehingga dapat mengurangi kongesti jalan di darat dan diharapkan berdampak pada efisiensi waktu dan biaya. Proyek ini dibangun dengan melalui tiga tahapan, yang kedepannya akan dilengkapi dengan Terminal Petikemas dan Terminal Curah yang diharapkan selesai pada tahun 2019. IPC juga telah mengusulkan proses percepatan pelaksanaan pembangunan Kanal CBL agar melalui proses penerbitan Peraturan Presiden (Perpres) guna mendukung implementasi di lapangan.

Pembangunan Pelabuhan Sorong di Papua Barat direncanakan untuk menjadi pelabuhan hub di Indonesia Timur sehingga arus tol laut yang ditargetkan hingga ke timur Indonesia dapat berjalan sesuai rencana. IPC berupaya untuk memulai pembangunan Tahap I Pelabuhan Sorong dengan proyeksi kapasitas 500,000 TEUs. Penandatanganan kesepakatan pengembangan Sorong Terintegrasi antara IPC dengan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) telah dilakukan, serta berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan dalam Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan (RIP) Sorong Terintegrasi. Selain itu, IPC juga telah mendapatkan dukungan dari Kementerian BUMN terkait pengembangan Pelabuhan Sorong ini.

Proyek pembangunan Tol Cilincing - Cibitung dikerjakan oleh cucu perusahaan IPC, PT Akses Pelabuhan Indonesia (PT API) selaku anak perusahaan PT Pengembang Pelabuhan Indonesia (PT PPI) yang telah meng-akuisisi 45% saham baru PT MTD CPT Expressway (PT MTDX) yang memiliki Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) Cibitung-Cilincing (JTCC) sepanjang 34,8 Km. Jalan Tol Cilincing - Cibitung atau JTCC merupakan jalan tol yang strategis bagi Pelabuhan Tanjung Priok karena menghubungkan langsung dengan hinterland bagian timur (Cibitung, Cikarang dan Karawang). Sampai dengan saat ini pembebasan lahan masyarakat untuk JTCC telah mencapai hampir 30% dari total kebutuhan lahan.

Sifat dan mekanisme logistik maritim yang telah bergerak dari pelayanan port-to-port menjadi door-todoor mengisyaratkan IPC untuk mendorong pengembangan penerapan konsep Integrated Chain Port, dimana pelabuhan-pelabuhan di Indonesia secara bertahap melaksanakan dan mengembangkan inisiatif untuk melakukan kolaborasi operasional, inovasi berbasis IT, perbaikan konektivitas dengan industri dan pasar, harmonisasi stakeholders dan penanganan secara tepat isu-isu strategis yang berkembang.

Container Freight Station (CFS) merupakan sentralisasi pusat distribusi terpadu yang pertama ada di Indonesia. Inisiasi program CFS terpadu ini bertujuan untuk meningkatkan kelancaran arus barang di Pelabuhan Tanjung Priok dengan cara memberikan standarisasi pelayanan warehouse , menyederhanakan proses bisnis kargo, menjadikan pusat distribusi kargo, serta membuat sistem untuk pengguna jasa dalam memperoleh kepastian tarif pelayanan. Saat ini telah dilakukan trial pada sistem CFS, program ini akan segera diluncurkan pada Triwulan IV tahun 2017.  

Untuk meningkatkan sinkronisasi dan sinergitas antar stakeholders terkait, di tahun 2017 ini IPC akan melaksanakan persiapan pembangunan Maritime Tower di Jakarta Utara, yang akan menjadi pusat aktifitas pihak-pihak yang terkait di dalam maritime supply chain , seperti: port operator , bea cukai, shipping line , dan pihak-pihak lain. Pembangunan Maritime Tower ini bertujuan untuk memudahkan komunikasi antar pihak sebagai upaya penurunan biaya logistik di Indonesia. Dalam implementasi pembangunan Maritime Tower, IPC akan bekerjasama dengan beberapa BUMN yaitu PT Berdikari (Persero) dan PT PP (Persero) Tbk. sebagai upaya sinergi antar BUMN.

Selain Maritime Tower, di tahun 2017 ini IPC juga menginisiasi groundbreaking pembangunan Museum Maritime, Port and Shipping. Museum ini dirancang menjadi museum dengan fasilitas modern untuk edukasi dan wisata edukatif bagi publik dan pemerhati maritim Indonesia dengan tiga konten materi yaitu maritim, kepelabuhanan dan pengapalan secara terintegrasi. Museum ini akan dibangun dengan dua lantai di lokasi ex Gedung Cabang Pelabuhan Tanjung Priok.

Guna mendorong pertumbuhan dan ekspansi bisnis, meningkatkan akses permodalan, serta memberikan Competitive Advantage, IPC sedang mengeksplorasi dan mempersiapkan rencana pelaksanaan Initial Public Offering (IPO) atau Penawaran Saham Perdana terhadap Anak Perusahaan IPC di 2017 yakni PT Jasa Armada Indonesia (JAI), yang disusul dengan PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP) dan PT Indonesia Kendaraan Terminal (IKT) di tahun 2018. Rencananya setidaknya maksimum 30% dari jumlah keseluruhan saham yang disetor dicatat untuk diperdagangkan di Bursa Efek di Indonesia.

"Sejalan dengan Corporate Roadmap IPC 2017 yang memasuki era Enhancement dan pertama kalinya dalam sejarah kepelabuhan, IPC saat ini tengah mempersiapkan launching Investment Company pada November 2017 yang bertujuan untuk mengkonsolidasikan kegiatan investasi perusahaan baik dalam hal pelaksanaan fundraising maupun investasi. Dengan ini diharapkan IPC Group akan lebih cepat dalam berkembang secara unorganik dan bisnis perusahaan berkembang lebih pesat," tambah Elvyn.

“Dalam mencapai target-target perusahaan yang ditetapkan dengan paradigma dan platform baru tersebut, pun sangat penting bagi organisasi ini untuk membangun dan mengembangkan kebiasaan dan budaya kolaboratif dalam teamwork antar unit-unit dan fungsi-fungsi terkait sekaligus menghilangkan silo/sekat-sekat antar unit dan fungsi untuk harmonisasi dan alignment dalam arti luas. IPC juga membutuhkan kolaborasi dan dukungan penuh Pemerintah maupun para pemangku kepentingan lainnya, demi kelangsungan, pengembangan dan pembangunan proyek-proyek kepelabuhanan untuk dapat berjalan dengan baik tanpa hambatan," tutup Elvyn G. Masassya, Direktur Utama IPC.

Tentang IPC:

PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC sebagai operator pelabuhan terbesar di Indonesia mempunyai visi untuk menjadi pengelola pelabuhan kelas dunia yang unggul dalam operasional dan pelayanan. IPC memiliki 12 (dua belas) cabang pelabuhan yang tersebar di wilayah bagian barat Indonesia, yakni Pelabuhan Tanjung Priok, Sunda Kelapa, Palembang, Pontianak, Teluk Bayur, Banten, Bengkulu, Panjang, Cirebon, Jambi, Pangkal Balam dan Tanjung Pandan.

Selain itu, IPC memiliki 16 (enam belas) anak perusahaan dan perusahaan afiliasi yang terdiri atas PT Pelabuhan Tanjung Priok, PT Jakarta International Container Terminal, PT Pengembang Pelabuhan Indonesia, PT Indonesia Kendaraan Terminal, PT Energi Pelabuhan Indonesia, PT Integrasi Logistik Cipta Solusi, PT Jasa Peralatan Pelabuhan Indonesia, PT Pengerukan Indonesia, PT Electronic Data Interchange Indonesia, PT Terminal Petikemas Indonesia, PT Pendidikan Maritim dan Logistik Indonesia, PT IPC Terminal Petikemas, PT Rumah Sakit Pelabuhan, PT Multi Terminal Indonesia, PT Jasa Armada Indonesia, serta KSO TPK Koja. 

Halaman   1 2 Show All

Release Terkini

No Release Found

Terpopuler


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved