KLHK Terus Edukasi Masyarakat untuk Kurangi Sampah Plastik
Jakarta, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Sabtu, 23 Juni 2018. KLHK menginisiasi Program Mudik Asik Tanpa Sampah Plastik bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri 1439 H untuk mengantisipasi lonjakan timbulan sampah sepanjang arus mudik dan arus balik. Rosa Vivien Ratnawati, Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Berbahaya Beracun (PSLB3) KLHK pada Sabtu (23/6/2018), melakukan monitoring penanganan sampah akibat arus balik libur Idul Fitri sekaligus melakukan edukasi pengelolaan sampah di titik pantau Rest Area km 101 ruas tol Cipali (Kabupaten Subang), Rest Area km 62 ruas tol Cikampek-Jakarta (Kabupaten Karawang).
Edukasi mengurangi sampah plastik tersebut ditujukan kepada para pemudik dengan cara membagikan tas dan tempat minum yang dapat digunakan ulang. Menurut Vivien, kedua barang tersebut merupakan simbol untuk membangun kesadaran masyarakat agar mengurangi penggunaan kantong plastik dan botol plastik sekali pakai.
"Tadi kami memberikan kampanye edukasi kepada masyarakat dengan membagikan tumbler sebagai simbol bahwa kita harus mengendalikan sampah plastik", jelas Vivien.
Vivien menyatakan bahwa Mudik Asik Tanpa Sampah Plastik menekankan pada upaya merubah opini dan kesadaran para pemudik serta masyarakat luas untuk tetap berperilaku bijak dalam mengelola sampah, terutama dalam suasana kegembiraan merayakan Idul Fitri.
Informasi tentang Mudik Asik Tanpa Sampah Plastik ini telah disiarkan secara luas dan terus menerus melalui media cetak, elektronik dan online termasuk akun media sosial KLHK sejak tanggal 10 Juni 2018.
Hasil pantauan di Rest Area km 101 Tol Cipali, terdapat timbulan sampah dari pemudik rata-rata sebanyak 3 ton per hari. Jumlah tersebut meningkat 50% dari hari biasa yang timbulan sampah hanya sekitar 2 ton perhari. Sampah tersebut dikelola oleh pengelola rest area yang kemudian diangkut oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab. Subang setelah terkumpul di tempat penampungan sementara untuk dipilah dan kemudian dibawa ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Kondisi rest area ini cukup bersih dan terawat karena pengelola menempatkan 30 orang petugas.
Di sini petugas kebersihan memberikan edukasi kepada pengunjung karena banyak yang datang dan membuang sampah ditinggal begitu saja, padahal ada tempat sampah di sekitar tempat parkir. Edukasi juga diberikan kepada pengelola rumah makan dan warung tenda yang menjual mie instan untuk mengingatkan pelanggannya agar tidak membuang sampah sembarangan.
Sedangkan hasil pantauan pengelolaan sampah di Rest Area km 62 Tol Cikampek - Jakarta, terdapat timbulan sampah sebanyak 8-10 ton per hari. Jumlah tersebut meningkat beberapa kali lipat dibandingkan hari biasanya sekitar 2 ton perhari, dikarenakan rest area ini merupakan titik temu jalur tol dari tol Purbaleunyi dan Cipali, Sehingga terjadi lonjakan pemudik yang kembali ke Jakarta di rest area tersebut. Kendati demikian, DLH Kabupaten Karawang membantu dalam pengelolaan sampah dengan cara pengangkutan dan mensiagakan petugas kebersihan.
Vivien mengapresiasi semua pihak yang terlibat dalam pengelolaan sampah pada saat arus mudik dan balik ini. Vivien mengharapkan untuk ke depannya tiap rest area dapat mengelola sampah secara mandiri menggunakan prinsip 3R. Mengingat sampah yang dominan adalah botol plastik dan kemasan plastik yang masih mempunyai nilai ekononis. Sedangkan sisa dari makanan organik dapat dijadikan kompos. Vivien juga menyatakan bahwa tren kesadaran pengelolaan sampah oleh pemerintah daerah saat ini meningkat. Komunikasi antara DLH di daerah dan pemerintah pusat juga semakin bagus.
Dalam melaksanakan mudik tanpa sampah, KLHK bekerja sama dengan berbagai pihak terkait telah menghimbau dan mengajak masyarakat, khususnya para pemudik, untuk menerapkan mudik tanpa sampah. Masyarakat dihimbau untuk memakai peralatan makan dan minum yang dapat dipakai ulang, dan menghindari pemakaian wadah plastik sekali pakai seperti kantong plastik, juga membatasi mengkonsumsi makanan dan minuman berkemasan plastik.