June
23
2021
     13:21

KKP Kembangkan Sekolah Rintisan di Parigi Moutong

KKP Kembangkan Sekolah Rintisan di Parigi Moutong

JAKARTA (23/6) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), terus berupaya mengembangkan SDM sektor kelautan dan perikanan, salah satunya melalui satuan pendidikan rintisan Akademi Komunitas Kelautan dan Perikanan di Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng).

Satuan pendidikan rintisan yang terletak di Pantai Mosing, Desa Sinei, tersebut, saat ini dipakai sebagai kegiatan praktik oleh para taruna satuan pendidikan tinggi KKP, khususnya yang berasal dari Sulteng dan sekitarnya, yang sedang menempuh pendidikan di Politeknik Kelautan dan Perikanan (Politeknik KP) Bitung, Sulawesi Utara, dan Politeknik KP Bone, Sulawesi Selatan.

Guna meninjau tempat praktik tersebut dan usulan calon lahan untuk akademi komunitas, Kepala BRSDM Sjarief Widjaja beserta jajarannya melakukan Kunjungan Kerja (Kunker) ke Parigi Moutong, Sabtu (19/6/2021) minggu lalu. Disamping peninjauan, dilakukan pula kegiatan panen udang vaname di tambak praktik pada lokasi satuan pendidikan rintisan.

Pada kesempatan tersebut, Sjarief menjelaskan, KKP memiliki tiga kegiatan prioritas yang menjadi terobosan utama. Pertama, peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sumber daya alam perikanan tangkap dan peningkatan kesejahteraan nelayan.

Kedua, Pengembangan perikanan budidaya untuk peningkatan ekspor. Ketiga, pembangunan kampung-kampung perikanan berbasis kearifan lokal. Ketiga terobosan tersebut didukung oleh pengembangan riset kelautan dan perikanan.

Untuk itu diperlukan penyiapan SDM yang unggul, salah satunya melalui pendidikan. Satuan pendidikan KKP menggunakan sistem pendidikan vokasi dengan pendekatan teaching factory. Porsi praktiknya mencapai 70%, sementara teori sebesar 30%.

“Sekolah kita itu sekolah praktik, 30 persen di kelas, 70 persen di lapangan. Jadi kalau Bapak, Ibu lihat sekolah kami kelasnya sedikit, tapi lainnya adalah pabrik-pabrik yang istilah kami teaching factory, termasuk tambak, pabrik pengolahan, dan lain-lain. Kemudian sekolah kami dididik mulai dengan disiplin militer.

Lihat mbak tarunanya, meskipun berhijab tapi gagah. Mengapa militer? Karena kerja di perikanan itu butuh disiplin tinggi. Jam 3 pagi harus ke tambak kasih pakan, itu kalau tidak kuat tidak akan sanggup,” ujarnya.

Untuk anak pelaku utama dan usaha kelautan dan perikanan, seperti nelayan, pembudidaya, pengolah dan pemasar ikan, serta petambak garam, diberikan kuota khusus. Bahkan dalam rangka mendukung program prioritas yang menjadi terobosan utama KKP Tahun 2021-2024, pihaknya meningkatkan kuota bagi anak-anak tersebut dari 50% menjadi 75% untuk menempuh studi di satuan pendidikan KKP.

“Anak-anak tersebut seringkali kalah bersaing dengan anak-anak perkotaan. Padahal kalau diberikan kesempatan sebenarnya mereka pintar-pintar,” tutur Sjarief.

Halaman   1 2 Show All

Release Terkini

No Release Found

Terpopuler


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved