March
05
2018
     11:34

Kinerja Chandra Asri Petrochemical untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2017

Kinerja Chandra Asri Petrochemical untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2017

ANALISA KINERJA KEUANGAN

Pendapatan Bersih

Pendapatan Bersih meningkat sebesar 25.3% dari US$1,930.3 juta pada FY2016 menjadi US$2,418.5 juta pada FY2017 yang mencerminkan tingginya volume penjualan, terutama dari Olefins, Styrene Monomer dan Butadiene, ditambah dengan harga produk yang lebih tinggi.

Beban Pokok Pendapatan

Beban Pokok Pendapatan meningkat sebesar 30.5% dari US$1,436.0 juta pada FY2016 menjadi US$1,873.5 juta di FY2017 terutama karena konsumsi bahan baku yang lebih tinggi akibat kenaikan volume produksi dengan tingkat operasi Cracker pada 99% dibanding 90% y-o-y. Harga bahan baku, terutama untuk naphtha juga meningkat dari US$410/ton menjadi US$500/ton di FY2017 yang utamanya terkait peningkatan harga minyak mentah.

EBITDA

EBITDA meningkat sebesar 8.0% dari US$509.5 juta pada FY16 menjadi US$550.3 juta di FY2017 sebagai hasil dari meningkatnya volume penjualan (2,025KT vs 2,291KT) dan marjin produk yang sehat.

Laba Bersih Setelah Pajak

Perseroan membukukan Laba Bersih Setelah Pajak sebesar US$319.2 juta di FY2017, meningkat sebesar 6.3% dari US$300.1 juta di FY2016.

Jumlah Aset

Jumlah Aset meningkat sebesar 40.3% dari 2,129.3 juta pada FY2016 menjadi US$2,987.3 juta di FY2017 yang sebagian besar didorong oleh kenaikan saldo kas dari dana hasil rights issue sebesar US$377.2 juta dan dana hasil penerbitan obligasi sebesar US$300 juta ditambah dengan piutang dan persediaan yang lebih tinggi mencerminkan aktivitas bisnis yang lebih tinggi.

Jumlah Liabilitas

Jumlah Liabilitas naik sebesar 33.5% dari US$987.6 juta di FY2016 menjadi US$1,318.5 juta di FY2017 yang sebagian besar disebabkan oleh pinjaman jangka panjang yang lebih tinggi dari penerbitan obligasi US$. Utang berbunga naik sebesar 48.8% dari US$425.0 juta pada FY2016 menjadi US$632.3 juta di FY2017.

Dengan dana hasil rights issue, penerbitan obligasi US$ ditambah dengan kas yang dihasilkan dari operasi, Perseroan berada pada posisi kas bersih sebesar US$210.2 juta pada 31 Desember 2017.

Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Arus Kas dari Aktivitas Operasi turun sebesar 17.1% dari US$475.9 juta di FY2016 menjadi US$394.4 juta di FY2017 terutama dari peningkatan pembayaran pajak penghasilan sebesar US$94.5 juta kendati penerimaan kas dari operasi yang lebih tinggi.

Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi meningkat sebesar 232% dari US$69.0 juta di FY2016 menjadi US$229.1 juta di FY2017, sebagian besar pengeluaran untuk belanja modal yang terkait dengan proyek ekspansi ke hilir khususnya pembangunan pabrik Polyethylene baru, ekspansi pabrik Butadiene, dan pembebasan lahan untuk kompleks petrokimia kedua.

Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan mencapai US$378.5 juta pada FY2017. Perseroan menerima pendapatan hasil rights issue sebesar US$377.2 juta dan US$334.3 juta dari penerbitan obligasi US$ dan IDR, sebagian diimbangi dengan pembayaran dividen sebesar US$161.8 juta, pembayaran pinjaman berjangka sebesar US$128.4 juta, dan pembayaran bunga dan beban keuangan sebesar US$29.9 juta.

TINJAUAN PASAR

Pada 4Q17, harga minyak mentah Brent naik US$10/bbl menjadi US$62/bbl di tengah kesepakatan OPEC untuk memperpanjang pengurangan produksi minyak mentah hingga akhir 2018 dan adanya permintaan yang sehat.

Harga Naphtha pada 4Q17 meningkat dari rata-rata US$468/MT pada 3Q17 menjadi US$570/MT yang didorong oleh harga brent dan LPG yang sehat di tengah tingginya permintaan petrokimia dan bensin serta keterbatasan pasokan akibat turn around maintenance refinery.

Harga Ethylene terus meningkat di 4Q17 dari rata-rata US$1,101/MT di 3Q17 menjadi US$1,195/MT yang disebabkan oleh keterbatasan pasokan dan permintaan yang sehat pada start-up unit turunan baru, serta aktivitas pre-stocking menjelang tahun baru.

Harga Polymers juga mendapatkan momentum di 4Q17, meningkat dari US$1,179/MT menjadi US$1,252/MT dan US$1,169/MT menjadi US$1,210/MT untuk Polyethylene dan Polypropylene secara berurutan. Hal tersebut disebabkan oleh kenaikan permintaan dan pasokan yang lebih ketat di tengah biaya bahan baku ethylene yang lebih tinggi.

Harga Butadiene menurun dari US$1,186/MT di 3Q17 menjadi US$1,076/MT di 4Q17 di tengah pasokan yang cukup dan pasar yang tidak stabil karena libur panjang dan permintaan SBR yang sedikit berkurang.

Harga Styrene Monomer meningkat pada kisaran rata-rata US$1,272/MT di 4Q17, meningkat dari US$1,248/MT di 3Q17, didukung oleh harga bahan baku benzene yang lebih kuat dan rebound harga domestik China.

Sekilas CAP:

CAP, anak perusahaan PT Barito Pacific Tbk sebagai pemegang saham mayoritas, merupakan perusahaan petrokimia Indonesia terbesar yang terintegrasi yang memproduksi olefins dan polyolefins. CAP menggabungkan teknologi terkini dan fasilitas penunjang di Cilegon dan Serang, Provinsi Banten. CAP merupakan satu-satunya produsen yang mengoperasikan naphtha cracker, dan juga produsen domestik tunggal ethylene, styrene monomer dan butadiene. Selain itu, CAP merupakan produsen polypropylene terbesar di Indonesia. CAP menghasilkan bahan baku plastik dan kimia yang digunakan untuk produk kemasan, pipa, otomotif, elektronik, dll.

 

Halaman   1 2 Show All

Release Terkini

No Release Found

Terpopuler


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved