February
11
2020
     17:49

Kemenperin Punya Teknologi Cerdas untuk Pacu Nilai Tambah Kakao dan Kopi

Kemenperin Punya Teknologi Cerdas untuk Pacu Nilai Tambah Kakao dan Kopi

Oleh karena itu, BBIHP fokus terhadap upaya hilirisasi komoditas hasil perkebunan, seperti kakao dan kopi. Melalui peningkatan nilai tambah ini, diyakini dapat memacu perekonomian wilayah setempat hingga nasional.

“Kalau kita bergantung pada komoditas yang masih belum diolah itu kan nilai tambahnya sedikit. Per kilo biji kakao itu di sini sekitar Rp20.000. Tetapi kalau kita proses lagi, dengan smart factory ini bisa 10 kali lipat nilai tambahnya, sekitar Rp200.000 atau Rp250.000 per kilogram,” ungkap Eko.

Di samping itu, BBIHP Makassar juga memfasilitasi pelaku IKM agar bisa tumbuh dan berkembang. “Jadi, mereka akan punya kemampuan untuk mengolah, memproduksi, mengemas, branding, hingga menjual produknya itu sendiri,” imbuhnya.

Bahkan, BBIHP Makassar sedang disiapkan menjadi Halal Center di wilayah Indonesia Timur. “Jadi, bukan hanya melakukan pengujian, tetapi juga akan bisa mensertifikasi jaminan produk halal, terutama porduk makanan,” ujar Eko.

Jawab tantangan pasar

Masih di Makassar, Kemenperin memiliki Balai Diklat Industri (BDI) Makassar, yang punya tugas untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) industri pengolahan ikan dan rumput laut serta desain kemasan produk pangan. Hal ini guna menjawab kebutuhan tenaga kerja di sektor tersebut.

“Oleh karena itu, kami menyelenggarakan Diklat 3 in 1 untuk bisa menjawab tantangan dari pasar saat ini. Mereka inilah yang kami harap bisa menjawab tantangan market, yang kita ketahui bersama sangat dinamis,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, kemarin.

Pada kesempatan tersebut, Menperin membuka secara langsung Diklat 3 in 1 Aneka Olahan Berbasis Ikan angkatan ke-4, Diklat 3 in 1 Aneka Olahan Berbasis Rumput Laut angkatan ke-1, dan Diklat 3 in 1 Desain Kemasan Produk Pangan angkatan ke-2. Keseluruhan diklat tersebut diikuti sebanyak 150 orang peserta yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

“Ini merupakan salah satu program rutin Kemenperin, terutama dalam hal untuk meningkatkan kualitas SDM industri di Indonesia, yang sejalan dengan program prioritas pemerintah saat ini,” ungkap Agus. Kegiatan diklat tersebut, diselenggarakan mulai tanggal 10 sampai 16 Februari 2020.

Dalam kunjungannya itu, Menperin menyempatkan diri melihat langsung workshop pengolahan kakao dan mencicipi cokelat Candy, salah satu produk andalan BDI Makassar. Selanjutnya, Agus mengunjungi workshop aneka olahan, penyajian kopi dan barista, serta workshop pengolahan rumput laut.

Saat berinteraksi dengan para peserta diklat, Menperin bertanya kepada para peserta diklat mengenai informasi pelaksanaan diklat dan biaya pelatihan. Para peserta pun mengapresiasi BDI Makassar yang menyebarluaskan informasi pendaftaran diklat secara terbuka serta tidak memungut biaya diklat dari para peserta.

Sementara itu, Kepala BDI Makassar C. Elisa M. Katili mengatakan, 150 peserta Diklat 3 In 1 ini berasal dari seluruh Indonesia, selain dari Pulau Sulawesi, ada juga yang berasa dari Pulau Jawa, Kalimantan dan Sumatera. “Para peserta ini tidak semuanya sudah bekerja atau memiliki usaha. Karena ada yang mau mengembangkan lagi usaha orang tua atau bangun usaha,” ungkapnya.

Halaman   1 2 Show All

Release Terkini

No Release Found

Terpopuler


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved