October
06
2021
     17:11

Keberhasilan Uji Terbang Pesawat Berbahan Bakar Bioavtur, Langkah Pemanfaatan Energi Terbarukan di Sektor Transportasi

Keberhasilan Uji Terbang Pesawat Berbahan Bakar Bioavtur, Langkah Pemanfaatan Energi Terbarukan di Sektor Transportasi

Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Novie Rianto sangat mengapresiasi pencapaian pengembangan bahan bakar alternatif untuk pesawat udara. Hal ini sejalan dengan roadmap Direktorat Jenderal Perhubungan Udara yang mendorong penggunaan bahan bakar alternatif untuk pesawat udara.

“Penggunaan bahan bakar nabati untuk pesawatmerupakan wujud upayamenurunkan emisi karbon di sektor penerbangan, sesuai kebijakan yang dikeluarkan oleh ICAO”, kata Novie.

Turut hadir pada kesempatan ini, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, mengatakan bioavtur J2.4 yang diproduksi PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) unit Cilacap, terbukti menunjukkan performa yang setaradengan bahan bakar avtur fosil.

Sejak 2014, PT Pertamina telah merintis penelitian dan pengembangan bioavtur melalui Unit Kilang Dumai dan Cilacap. Nicke menjelaskan bahwa performa bioavtur sudah optimal, dimana perbedaan kinerjanya hanya 0.2 – 0.6% dari kinerja avtur fosil.

“Bioavtur J2.4 mengandung nabati 2,4%, ini merupakan pencapaian maksimal dengan teknologikatalis yang ada”, ujar Nicke. Ia menambahkan bahwa PT KPI Unit Cilacap didapuk memiliki kapasitas teknis untuk mengembangkan bioavturnasional. Hal tersebuttak lepas dari portfolio bisnisunit kilang Cilacap yang merupakan produsen Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Aviation Turbine terbesar di Indonesia, dengan angka produksi tertinggi 1.852 ribu barrel sepanjang tahun 2020.

Dalam pengembangan bioavtur J2.4 terdapat dua tahapan penting dalam proses produksi oleh PT Pertamina, yaitu tahap awal pengembangan, yang dikelola oleh PT KPI Unit Dumai melalui Distillate Hydrotreating Unit (DHDT), dimana tahap pertama ditandai dengan proses ‘Hydrodecarboxylation’, yaitu target awalnya adalah produksidiesel biohidrokarbon dan bioavtur dalam skala laboratorium. Lalu tahap kedua, ditandai dengan proses ‘Hydrodeoxygenation’, dimana Pertamina telah berhasil memproduksi diesel biohidrokarbon yang lebih efisien.

Puncaknya, tahun 2020, PT KPI Unit Dumai berhasil memproduksi Diesel Biohidrokarbon D-100 yang 100% berasal dari bahan baku nabati yaitu Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO). RBDPO adalah minyak kelapa sawit yang sudah melalui prosespenyulingan untuk menghilangkan asam lemak bebas serta penjernihan untuk menghilangkan warna dan bau. Tahap awal tersebut menjadi langkah penting pengembangan green product termasuk green diesel dan bioavtur.

Di Unit Kilang Cilacap, pengembangan bioavtur dilakukan di dalam Treated Distillate Hydro Treating (TDHT). Katalis merah putih untuk bioavtur diproduksi di fasilitas milik Clariant Kujang Catalyst di Cikampek, dengan supervisi langsung dari team RTI (Research Technology and Innovation) PT Pertamina.

Melalui Unit Kilang Cilacap, bioavturdihasilkan melalui bahan baku minyak inti kelapa sawit atau Refined, Bleached, and Deodorized Palm Kernel Oil (RBDPKO) dengan avtur fosil. Kapasitas produksi Bioavtur di Unit Kilang Cilacap mencapai 8 ribu barrel per hari dan akan terus ditingkatkan dengan melihat kebutuhan pasar mulai 2023.

Dalam kegiatan uji statik, DirekturUtama GMF, Andi Fahrurrozi menerangkan bahwa dalam prosesnya GMF senantiasa mematuhi manual yang diterbitkan oleh manufaktur mesin pesawat. Prosedurkhusus juga dijalankan agar avtur jet A1 dan bioavtur J2.4 tidak bercampur ketika melakukan testing, sehingga memberikan hasil yang representatif dan akurat. “Hasilnya, performansi keduanya sangat dekat. Tidak ada perbedaan yang signifikan, sehingga bioavtur J2.4 diputuskan layak untuk menjalani tahapan uji non-statis ke pesawat CN235-220”, tutur Andi.

Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP KS), Eddy Abdurrachman menyatakan BPDPKS berkomitmen untuk terus memberikan kontribusi dan dukungan dana penelitian dalam rangka mendukung program Pemerintah untuk mencapai target bauran energi, diantaranya dukungan riset untuk pengembangan biodiesel, pengembangan biohidrokarbon,lainnya serta pemanfaatan biomassa menjadi energi.

Melalui pendanaan penelitian yang diberikan kepada ITB, diketuai oleh Prof. Subagjo telah dihasilkan inovasi pengolahan dan produksi green diesel, green gasoline yang disebut bensin sawit dan green avtur yang disebut sebagai bioavtur. Dukungan pendanaan untuk pengujian bioavtur ini diberikan mulai dari pengujian statis hingga uji terbang.

Untuk pengujian bioavtur secara akademis telah dimulai di Fakultas Mesin dan Dirgantara ITB sejak tahun 2012 dalam skala laboratorium. Iman K Reksowardojo, selaku Tim Peneliti Uji Terbang Bioavtur ITB mengungkapkan dari kegiatan penelitian ini, telah menghasilkan beberapa Doktor, Master dan Sarjana, baik dari dalam maupun luar negeri, serta jurnal ilmiah internasional bereputasi tinggi, bekerja sama dengan Hokkaido University, Jepang, Asean University Networking/Southeast Engineering Education Development (AUN/SEED-Net), JICA dan Pertamina.

Ketua Tim Peneliti Katalis ITB, Prof. Subagjo berharap agar riak kecil keberhasilan ini dapat memperbesar dan memicu terjadinya gelombang besar keberhasilan dalam bidang teknologi proses di tanah air. Sehingga hal ini dapat diadopsi oleh bidang-bidang lain untuk menghasilkan perubahan yang sama, bahkan lebih besar.

Halaman   1 2 Show All

Release Terkini

No Release Found


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved