October
23
2018
     12:01

Industri Otomotif Semakin Kencang Dobrak Pasar Ekspor

Industri Otomotif Semakin Kencang Dobrak Pasar Ekspor

“Dalam waktu dekat, akan dikeluarkan insentif super tax deduction untuk perusahaan yang melakukankegiatan vokasi dalam rangka meningkatkan kompetensi SDM dan untuk industri yang melaksanakankegiatan RD&D (research, development, and design),” papar Airlangga.

Dalam upaya mengikuti tren dunia dan perluasan pasar eskpor, Kemenperin juga mendorong industri otomotif di dalam negeri untuk dapat merealisasikan pengembangan kendaraan rendah emisi atau Low Carbon Emission Vehicle (LCEV). Implementasi program tersebut telah disusun melalui peta jalan yang diinisiasi oleh Kemenperin, termasuk pengembangan kendaraan berbasis energi listrik.

Pada tahun 2025, ditargetkan sekitar 20 persen dari kendaraan yang diproduksi di Indonesia adalah produk LCEV. “Maka itu, kami berharap kepada Suzuki dapat berperan aktif dalam pengembangan program LCEV di Indonesia dengan menghadirkan teknologi hybrid dan harga terjangkau sehingga layak untuk diproduksi di dalam negeri seperti halnya yang telah dilakukan Suzuki di India,” imbuhnya.

Capaian gemilang

Pada kesempatan yang sama, Menteri Airlangga menyampaikan apresiasinya kepada PT. SIMyang ikut berkontribusi dalam pengembangan industri otomotif di Indonesia. Sejak tahun 1976, perusahaan ini sudah memproduksi sebanyak 2,5 juta unit kendaraan roda empat dan sejak 1993 telah melakukan ekspor dalam bentuk CBU dan CKD sebanyak 478.351 unit.

Sedangkan untuk kendaraan roda dua,PT SIM memulai produksipada tahun 1970 dengan total lebih dari 11 juta unit dan tahun 2012 telah melakukan ekspor CBU dan CKD sebanyak 699.481 unit. “Kami juga apresiasi terhadap komitmen PT SIM untuk terus meningkatkan investasinya, baik itu dalam bidang SDM maupun manufacturing. Sementara ekspornya semakin digenjot, dengan melakukan pembaruan model dan segmentasi kendaraan,” ujarnya.

Hal tersebut tercemin dari tren ekspor PT. SIM yang terus meningkat dari tahun ke tahun baik dari segi jumlah maupun nilai, dengan rasio ekspor terhadap total produksi lebih dari 30 persen dan rata-rata pertumbuhan mencapai 19 persen setiap tahunnya. “Pemerintah tengah menjalin free trade agreement antara Indonesia dan Pakistan, kami berharap ekspor Suzuki ke Pakistan juga meningkat,” imbuhnya.

Kendaraan CBU merek Suzuki yang diproduksi di PT SIM baik roda empat maupun roda dua telah dieskpor ke lebih dari 97 negara maju dan berkembang seperti di Asia, Eropa, Afrika, Amerika Latin dan Oseania, dengan nilai ekspor pada tahun2017 mencapai Rp7,8 triliun rupiah dan ditargetkan menembus hingga Rp11,3 triliun tahun 2022. “Selain dalam bentuk CBU, PT SIM juga melakukan ekspor kendaraan bermotor dalam bentuk CKD dan komponen,” ungkap Airlangga.

Berbagai keberhasilan tersebut merupakan hasil dari rangkaian komitmen investasi Suzuki di Indonesia. Tahun 2014,PT SIM menambah investasi dengan membangun pabrik yang mengintegrasikan sistem teknologi manufaktur terkini di Cikarang.

Saat ini, PT SIM memiliki lima pabrik dengan total kapasitas produksi sebesar 214 ribu unit per tahun untuk mobil dan 320 ribu unit per tahun untuk motor. Jumlah penyerapan tenaga kerjanya sebanyak6.300 orang. Hingga total investasi PT SIM telah menembus Rp18,4 triliun.

Pencapaian gemilangtersebutmenjadikan Indonesia sebagai pabrik terbesar ketiga Suzuki di dunia setelah India dan Jepang,bahkan menjadi world mother plant untuk mobil APV dan Ertigaserta motor GSX 125, GSX 150, Address dan NEX II. “Ini tentunya merupakan sebuah capaian yang membanggakan bagi industri otomotif nasional maupun kita semua karena produk Indonesia bisa diterima dengan baik di negara tujuan utama di kancah global,” tegas Menperin.

 

Halaman   1 2 Show All

Release Terkini

No Release Found

Terpopuler


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved