Indosat Ooredoo Kembali Unggul dengan Pertumbuhan Pendapatan 12,4% YoY
%Perubahan
TW3 2019
TW2 2019
%Perubahan
Pendapatan
18.853,0
16.769,8
12,4
6.561,5
6.245,3
5,1
• Selular
15.084,6
13.175,8
14,5
5.122,9
5.103,3
0,4
• MIDI
3.248,1
3.025,4
7,4
1.260,1
961,8
31,0
• Telekomunikasi Tetap
520,3
568,6
(8,5)
178,5
180,2
(0,9)
Beban - beban
(17.331,7)
(16.586,5)
4,5
(5.837,2)
(5.685,8)
2,7
Laba Operasi
1.521,3
183,3
730,2
724,3
559,5
29,5
Beban Lain-lain - Bersih
(1.942,5)
(1.673,6)
16,1
(667,8)
(649,2)
2,9
(Rugi) Laba Periode Berjalan
Yang Dapat Diatribusikan
Kepada Pemilik Entitas Induk
(284,6)
(1.539,0)
81,5
47,3
(39,4)
220,1
EBITDA*
7.237,6
5.144,8
40,7
2.804,7
2.276,2
23,2
Marjin EBITDA
38,4%
30,7%
7,7 ppt
42,7%
36,4%
6,3 ppt
Rasio-rasio Keuangan
|
Formula |
9B 2019 |
9B 2018 |
|
Marjin EBITDA |
EBITDA/Pendapatan Usaha |
38,4 |
30,7 |
|
Tingkat Pengembalian Bunga*** |
EBITDA/Beban Bunga |
4,36 |
4,91 |
|
Total Utang Bersih terhadap EBITDA**** |
(Utang - Kas & Setara Kas)/Total EBITDA |
2,71 |
2,44 |
EBITDA (pendapatan sebelum beban bunga, pajak, penyusutan dan amortisasi) merupakan metode pengukuran yang bukan berasal dari Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) yang diyakini oleh manajemen sebagai suatu metode pengukuran tambahan yang berguna untuk menentukan ketersediaan kas sebelum pelunasan utang yang jatuh tempo, pengeluaran barang modal, dan pajak penghasilan. Untuk perhatian Investor, EBITDA tidak dapat ditafsirkan sebagai alternatif untuk menentukan laba bersih sesuai dengan PSAK, sebagai suatu indikator atas kondisi Perusahaan atau indikator atas arus kas dari kegiatan operasional sebagai ukuran likuiditas dan arus kas. EBITDA tidak memiliki pengertian standar berdasarkan PSAK. Metode yang digunakan Perusahaan untuk menghitung EBITDA dapat berbeda dengan metode penghitungan yang dilakukan oleh perusahaan lain dan karenanya tidak dapat dibandingkan dengan EBITDA perusahaan lain.
** Termasuk kepentingan non-pengendali.
*** Dihitung dengan menggunakan EBITDA dan beban bunga untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2019 dan 2018.
**** Utang bersih tidak termasuk kewajiban sewa pembiayaan
Layanan Selular, MIDI, dan Telekomunikasi Tetap milik Indosat Ooredoo masing-masing memberikan kontribusi sebesar 80%, 17%, dan 3% terhadap pendapatan usaha konsolidasian yang berakhir pada tanggal 30 September 2019.
Rata-rata pendapatan bulanan per pelanggan (ARPU) untuk pelanggan selular pada 9 Bulan 2019 adalah sebesar Rp27,8 ribu, atau naik sebesar Rp11,0 ribu dibanding 9 Bulan 2018. Rata-rata menit pemakaian (MOU) per pelanggan turun menjadi 33,7 menit atau turun 3,5% dibandingkan 9 Bulan 2018, seiring dengan tren industri atas penurunan layanan suara.
Indosat Ooredoo telah menandatangani perjanjian jual beli dengan PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) dan PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), yang telah ditetapkan sebagai pemenang proses tender penjualan 3.100 tower. Mitratel dan Protelindo masing-masing berhasil memenangkan 2.100 dan 1.000 tower, dengan total transaksi mencapai Rp. 6.39 triliun. Keseluruhan transaksi ini dilakukan secara tunai dan akan dibayar penuh pada saat penyelesaian, yang diperkirakan selesai sebelum akhir tahun, bergantung kepada syarat penyelesaian umum transaksi serta persetujuan dari pemegang saham pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa perusahaan yang akan dilakukan pada tanggal 21 November 2019.