October
02
2018
     19:13

IKM Berperan Penting Bikin Indonesia Jadi Kiblat Fesyen Muslim Dunia

IKM Berperan Penting Bikin Indonesia Jadi Kiblat Fesyen Muslim Dunia

“Kami aktif mendorong terciptanya ekosistem bisnis di sektor IKM fesyen muslim. Selain itu, kami memfasilitasi desainer kita terlibat di berbagai pameran dan fashion show baik di dalam maupun luar negeri, sehingga visi Indonesia menjadi kiblat fesyen muslim dunia dapat terwujud,” tuturnya.

Dalam hal ini, Indonesia Moslem Fashion Expo2018 menjadi momen tepat untuk mempromosikan berbagai produk fesyen muslim Indonesia ke masyarakat luas. Kegiatan tersebut terselenggara berkat kerja sama Kemenperin dengan para desainer yang tergabung dalam tim Modest Fashion Project (MOFP). Selain itu juga didukung oleh Wardah Kosmetik, PT. Shafco Coorporation, PT. Faber Castell Indonesia, Sparks Fashion Academy, dan CV. Helloholo Group.

Pameran yang berlangsung selama enam hari, tanggal 1-6 Oktober 2018 di Plasa Pameran Industri, Kementerian Perindustrian, Jakarta ini diikuti sebanyak 50 brand yang terdiri dari IKM fesyen, perhiasan, aksesoris, dan kosmetika. Selain pameran, juga dilaksanakan lomba fashion show dan mewarnai pada Sabtu, 6 Oktober 2018 dengan target peserta sebanyak 1000 orang.

Bimtek di Ponpes

Gati menambahkan, dalam upaya menumbuhkan IKM fesyen muslim di Indonesia, pihaknya telah melakukan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengembangan Produk IKM Busana Muslim di Pondok Pesantren (Ponpes), salah satunya di Ponpes Bahrul Ulum Kabupaten Jombang, Jawa Timur pada Agustus 2018. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Santripreneur.

“Kami membina santri di Ponpes dalam bidang pembuatan busana muslim. Hal ini dilakukan karena industri busana muslim Indonesia sedang merangkak naik seiring semakin luasnya pasar dan meningkatnya jumlah penduduk muslim di dunia,” ungkapnya.

Gati mengatakan, Ponpes berperan penting dalam upaya menumbuhkan wirausaha baru termasuk sektor IKM sehingga dapat mewujudkan kemandirian industri nasional. “Karena kami melihat potensi besar dari kelembagaan dan sumber daya manusia di pondok pesantren,” tuturnya.

Sementara itu, Direktur IKM Kimia, Sandang, Aneka, dan Kerajinan Kemenperin, E. Ratna Utarianingrum menjelaskan bahwa berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, Kemenperin memiliki target 20.000 wirausaha baru pada akhir 2019.

“Dalam kurun waktu tahun 2013-2015, Ditjen IKM telah membina beberapa pondok pesantren dengan pelatihan yang tematik disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi unit industri yang ada di ponpes,” ujarnya.

Untuk itu, Kemenperin menggelar berbagai program Bimtek guna menciptakan SDM yang kompeten dan profesional sesuai kebutuhan industri dalam mendukung kemandirian ekonomi nasional, seperti melalui Bimtek IKM Busana Muslim di Ponpes Bahrul Ulum yang diikuti sebanyak 20 santri.

Dalam bimtek tersebut, Ditjen IKM memfasilitasi pemberian bantuan mesin dan peralatan produksi yang diserahkan kepada Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum sebagai upaya menumbuhkan startup atau sirausaha baru IKM di lingkungan Ponpes. “Fasilitasi tersebut, antara lain meliputi mesin jahit high speed, mesin jahit portable, mesin obras, mesin jahit bordir manual dan mesin potong kain,” sebutnya.

Ratna berharap melalui kegiatan itu mampu mengembangkan kualitas SDM di lingkungan Ponpes khususnya keterampilan di industri fesyen. Sehingga dapat mamacu penciptaan lapangan kerja, baik itu untuk para santri maupun orang lain.

“Nantinya diharapkan pula berperan sebagai pusat pengembangan ekonomi masyarakat yang mandiri dan profesional, sebagai sarana penyebaran informasi bisnis dan teknologi serta menumbuhkan jiwa kewirausahaan para santri sebagai cikal bakal wirausaha baru,” imbuhnya.

 

Halaman   1 2 Show All

Release Terkini

No Release Found

Terpopuler


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved