Hunian Terintegrasi Transportasi Pertama Hadir di Depok

Jakarta, 2 Oktober 2017 – Dalam rangka percepatan pembangunan program satu juta rumah dan juga mengurangi angka backlog perumahan, Perum Perumnas bersama PT KAI hari ini kembali meresmikan pembangunan rumah susun dengan konsep Transit Oriented Development (TOD Depok) di Stasiun Pondok Cina.
Peresmian proyek hunian TOD ini merupakan peresmian TOD kedua setelah sebelumnya TOD Perumnas – KAI di Stasiun Tanjung Barat. Perumnas dan PT KAI akan mengoptimalisasi pemanfaatan lahan strategis KAI untuk pengembangan kawasan yang terintegrasi dan inklusif berbasis TOD, terutama untuk ruang-ruang vertikal yang belum dimanfaatkan.
Direktur Utama Perum Perumnas Bambang Triwibowo mengatakan,“Proyek TOD Depok ini merupakan Proyek TOD kedua setelah TOD Tanjung Barat. Kami melihat animo yang luar biasa pada TOD Tanjung Barat sehingga kami men-segerakan terealisasikannya TOD Depok ini. Selain untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat guna mendapatkan hunian yang terintegrasi dengan moda transportasi massal, kami juga mengusung terciptanya berkurangnya polusi di Jabodetabek”, jelasnya pada acara peletakan batu pertama (groundbreaking) di Stasiun Pondok Cina, Depok (2/10).
Perumnas pernah hadir sebagai pelopor terciptanya petkembangan area Depok hingga sampai kondisi sekarang ini. Saat ini kami hadir kembali untuk meramaikan pasar property di Depok, lanjutnya. Tidak semata seperti konsep hunian yang menjamur seperti sekarang ini, namun konsep hunian yang terintegrasi dengan transportasi dan dekat dengan pusat perbelanjaan, sarana pendidikan dan lainnya. Tujuan kami satu adalah mengubah lifestyle penduduk Indonesia, Jabodetabek pada khususnya untuk dapat menerapkan aktivitas harian yang ramah lingkungan, dan juga efektif dan efisien di sisi waktu dan biaya. Sehingga waktu luang dengan keluarga tercinta lebih banyak didapat, tambahnya.
Sinergi antar BUMN sebagai bentuk komitmen nyata pemerintah dalam menyediakan hunian layak dengan harga terjangkau, khususnya masyarakat menengah bawah (MBR) dan masyarakat umum lainnya sebagai alternatif hunian yang lebih efisien.
Adapun pembangunan empat tower di TOD Depok akan menampung 3.693 unit hunian dengan lahan seluas 27.706 m2 dan nilai investasi Rp 1.45 triliun. Sekitar 25 persen dari jumlah hunian memang diperuntukkan untuk masyarakat berpenghasilan rendah.
Lebih lanjut, dia menjelaskan proyek TOD Depok ini memiliki komposisi hunian rusunami dan anami dengan tipe hunian studio hingga tipe hunian dengan 3 kamar tidur. Khusus untuk rusunami, tipe hunian paling minimal adalah dengan luas tipe + 32 m2 (1 kamar tidur).
Sebagai nilai tambah proyek hunian selain terintegrasi dengan transportasi massal, TOD Depok ini juga memiliki konektivitas dengan pusat pendidikan, bisnis, perbankan, pusat pemerintahan, dan rumah sakit sebagai poros utama yang menghubungkan dengan pusat-pusat kegiatan utama di Depok. Di sisi lain, terdapat fasilitas podium, gedung parkir, zona komersil, yang terdiri dari kiosk, F&B, modern dan tradisional retail juga menyatu dengan TOD Depok ini. Sehingga, idealnya tidak hanya kebutuhan hunian yang akan terpenuhi, namun juga penciptaan nilai tambah perekonomian baru pada wilayah tersebut akan terwujud.
Sementara itu, Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro mengatakan kerjasama pembangunan rumah susun Pondok Cina Depok ini yang akan dilaksanakan dengan pemanfaatan atas lahan PT KAI memperhatikan pola kerjasama jangka panjang sebagaimana pada Permen BUMN No.PER-13/MBU/09/2014 Tentang Pedoman Pendayagunaan Aset Tetap Badan Usaha Milik Negara.
Besarnya pengguna moda transportasi Commuter Line sudah mencapai 1.024.000 orang per hari. Angka ini akan terus meningkat hingga mencapai target sebesar 1,2 juta penumpang/hari di tahun 2019. Pembangunan rumah susun ini akan menjawab kebutuhan hunian bagi masyarakat yang bermukim di wilayah stasiun tersebut.
Konsep TOD ini akan memudahkan mobilisasi masyarakat dalam beraktifitas. Terlebih pembangunan ini akan mengefesiensikan biaya transportasi penghuni karena terintegrasi langsung dengan kereta. Di sisi lain, akan dilengkapi dengan area komersil dan fasilitas umum yang semuanya terintegrasi dalam satu kawasan, sehingga penghuni dapat melakukan berbagai aktivitas sehari-hari karena ada ruang sosialisasi bagi para penghuni, tambahnya.
Diharapkan integrasi hunian seperti ini dapat dijewantahkan lebih banyak lagi kedepannya. Tidak hanya intergrasi dengan moda transportasi kereta api, tidak menutup kemungkinan yang dapat terintegrasi dengan moda transportasi lainnya.
Tentang Perum Perumnas
Perumnas merupakan salah satu BUMN yang mempunyai tugas pokok menyediakan perumahan dan pemukiman bagi masyarakat menengah ke bawah. Beberapa kawasan pemukiman skala besar telah dibangun melingkupi area Bogor, Tangerang, Depok dan Bekasi yang kini telah berkembang, menjadi kota baru dan berfungsi sebangai kota penyangga ibukota Jakarta. Dengan memiliki cakupan area operasional dari sabang sampai marauke, Perumnas terbagi menjadi 8 regional strategis. Perumnas telah membangun di lebih dari 187 kota dan 400 lokasi di seluruh Indonesia. Untuk informasi lebih lanjut mengenai perumnas, silakan kunjungi: http://www.perumnas.co.id
Tentang PT Kereta Api Indonesia (Persero)
PT Kereta Api Indonesia (Persero) adalah BUMN yang bergerak di bidang jasa penyedia layanan angkutan dengan kereta api. Selain melayani perjalanan kereta api jarak jauh dan sedang, PT KAI melalui anak perusahaannya, PT KAI Commuter Jabodetabek, juga melayani perjalanan kereta api commuter di area Jabodetabek dengan KRL. Pada 2017, jumlah pengguna KRL sudah mencapai 1.024.000 orang per hari. Angka ini akan terus meningkat hingga mencapai target sebesar 1,2 juta penumpang/hari di tahun 2019. Selain sebagai operator moda transportasi kereta api sebagai core business, PT KAI juga menjalankan noncore business-nya dengan mengelola aset-aset berupa tanah dan bangunan yang tersebar di Jawa & Sumatera.