May
21
2019
     15:51

Gerakan 1001 Start Up Digital, Gotong Royong Bangkitkan Ekonomi Digital

Gerakan 1001 Start Up Digital, Gotong Royong Bangkitkan Ekonomi Digital

Potensi industri digital di Indonesia sangat besar, volume ekonomi digital Indonesia diperikarakan akan mencapai USD 130 Miliar degnan angka pertumbuhan per tahun mencapai 50 persen. Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo telah mendeklarasikan visi Indonesia sebagai "The Digital Energy of Asia" di Silicon Valley, pertengahan Februari 2016. Sejalan dengan itu, Kementerian Kominfo berupaya memfasilitasi penciptan 1000 perusahaan baru dengan total valuasi bisnis senilai USD 10 Miliar pada tahun 2020 melalui Gerakan 1000 Startup Digital.

"McKinsey akhir tahun lalu, menyebut Indonesia sebagai negara dengan pertumbahan ekonomi digital tercepat di dunia. Setidaknya program ini berkontribusi sehingga bisa dikenal dunia bahwa Indonesia memiliki potensi besar (dalam ekonomi digital)," tuturnya.

Menurut Lis Sutjati, ekonomi digital bukan soal teknologi baru, melainkan tatanan dunia baru. Oleh karena itu, pembangunan ekosistem ekonomi digital perlu didukung dengan keberadaan perusahaan rintisan yang berkualias dan memberikan dampak positif dengan menyelesaiakn permasalahan besar di Indonesia.

"Gerakan ini bukan sekolah, tapi merupakan upaya untuk menciptakan ekosistem ekonomi digital. Apalagi di Indonesia masih banyak peluang untuk membuat solusi dari permasalahan sehari-hari, mulai dari pertanian sampai pendidikan dan kesehatan," ungkap Staf Khusus Menteri Kominfo Bidang Ekonomi Digital itu.

Lis Sutjiati membuka rahasia dibalik ide Gerakan 1000 Startup Digital yang terinspirasi dari salah satu perusahaan teknologi global di Silicon Valley. Ia menanyakan kenapa perusahaan global itu memperkerjakan orang-orang dari 300 etnis yang ada di dunia.

"Ada di Google the best of the best talent. Di sana karyawannya terdiri dari 130 suku bangsa. Kok banyak banget? Katanya agar selalu berada di depan, mereka harus menciptakan 1000 perbaikan setiap hari, tiada harus inovasi. Dan diversity yang ada dikelola agar selalu berkembang banyak kreatifitas dan inovasi baru. Bayangkan kita punya 13 ribu suku bangsa. Jika dikelola dengan baik tentu luar biasa," kisahnya.

Target gerakan yang dikemas dengan pendekatan baru, menurut Lis Sutjiati untuk menjaga dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi digital yang sudah pesat beberapa tahun terakhir. "Termasuk nantinya matcmaking dengan VC (Venture Capital) untuk mendorong pengembangan pendanaan bagi stratup," tambahnya.

Gotong Royong

Dirjen Semuel menegaskan dalam Gerakan 1001 Startup Digital, Kementerian Kominfo hanya memfasilitasi agar setiap pemangku kepentingan bisa bersama. "Kominfo ingin jadi enabler-nya. Kita gotong royong, Di pertanian apa yang perlu dilakukan perubahan? Apa yang mau didisrupsi? Apa yang mau diperbaiki?" tandasnya.

Mengenai gotong royong itu, Dirjen Semuel menjelaskan bahwa di Indonesia banyak event dan agenda yang berkaitan dengan penciptaan startup digital.

"Dengan sinergi, kita bisa tahu, mana tempat yang sudah digelar dan dilakukan operator. Di kota mana ada pemain bidang digital. Tahun ini kita membuat gerakan yang mensinergikan seluruh pemain digital untuk membangun ekosistem ekonomi digital," ungkapnya.

Mengutip data TechHouse, Dirjen Aptika menyebut saat ini di Indonesia sudah terdapat 2.500 lebih start up digital. "Kita ingin tumbuhkan lebih banyak. Jika ada banyak masalah yang membutuhkan solusi, maka peluang startup digital akan lebih besar. Harapan ke depan lebih banyak berkembang. Spiritnya program ini gotong royong, ini sistem ekonomi digial di Indonesia," jelas Semuel.

Konferensi pers itu juga dihadiri oleh CEO & Co-Founder Kumpul Faye Alund dan Program Manager Gerakan Nasional 1000++ Startup Digital Fadli Willhandarwo.

Halaman   1 2 Show All

Release Terkini

No Release Found

Terpopuler


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved