November
24
2016
     10:24

Ewindo Group dan Salim Group Bentuk Perusahaan Penghasil Benih Kentang Berkualitas

Ewindo Group dan Salim Group Bentuk Perusahaan Penghasil Benih Kentang Berkualitas

Benih kentang berkualitas diharapkan mampu mengurangi ketergantungan impor benih kentang dan meningkatkan pendapatan petani

Jakarta, 23 November 2016 - Perusahaan benih sayuran berbasis teknologi PT East West Seed Indonesia (EWINDO) atau dikenal dengan “Cap Panah Merah” hari ini melakukan penandatangananperjanjian pembentukan perusahaan patungan (Joint Venture) antara PT Benih Anugrah Sempurna (EWINDO Group) dengan PT Indo Hortikultura Sejahtera (Salim Group). Kegiatan ini merupakan implementasi dari Nota Kesepakatan (MOU) antara kedua belah pihak yang telah ditandatangani pada 22 April 2016 di Den Haag, Belanda. Penandatanganan perjanjian ini dilaksanakan di sela acara seminar “Horticulture Next Level and Green Vocational Education” dalam rangka kunjungan Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte ke Indonesia.

Perusahaan patungan ini merupakan bentuk kemitraan strategis yang nantinya akan memproduksi benih kentang berkualitas berbasis riset dan teknologi. Total investasi pendirian perusahaan ini diperkirakan mencapai Rp 100 miliar. Benih yang diproduksi nantinya diharapkan mampu mengurangi ketergantungan impor benih kentang dan petani dapat memperoleh benih kentang berkualitas agar dapat mendorong kesejahteraan petani kentang di Indonesia.  Perusahaan baru ini akan mencapai produksi jangka panjang hingga memenuhi sekitar 30% dari total kebutuhan benih kentang nasional.

Managing Director EWINDO Glenn Pardede mengatakan, ketersediaan benih berkualitas masih menjadi persoalan utama petani kentang di Indonesia saat ini. Dengan adanya pemanfaatan teknologi tinggi, riset dan pengembangan ini diharapkan akan dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani kentang.

“Bukan hanya riset dan teknologi, perusahan ini juga melakukan pengembangan produksi sampai ke pemasaran benih kentang” ujar Glenn Pardede.

Koh Boon Hock (perwakilan Salim Group) menambahkan “Kami bertujuan untuk menciptakan sebuah rantai pasokan yang berkelanjutan agar tercipta lingkungan, tanaman dan sumber pangan yang lebih baik guna meningkatkan kesejahteraan petani, masyarakat dan pihak berkepentingan lainnya.”

Benih kentang merupakan sarana produksi utama dalam budidaya tanaman, dalam arti penggunaan bibit berkualitas mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam usaha meningkatkan produksi dan mutu hasil. Saat ini, kebutuhan benih kentang nasional mencapai 300.000 ton per tahun dengan nilai sekitar Rp3 triliun.

Kebutuhan tersebut sebagian besar masih disuplai oleh benih dengan kualitas rendah. Hal ini menyebabkan produktivitas petani kentang di Indonesia masih rendah yakni hanya 15 - 17 ton per hektar. Diharapkan kerjasama ini dapat meningkatkan produktivitas petani kentang menjadi 25 ton per hektar.  Sebagai pembanding, di Eropa bisa mencapai 50 ton per hektar.

Sebagai alternatif sumber pangan, tingkat konsumsi kentang di Indonesia saat ini masih rendah yakni 4,7 kg/kapita per tahun, jauh tertinggal bila dibandingkan negara lain seperti China sebesar 10 kg/kapita per tahun, Jepang 17 kg/kapita, Amerika 64 kg/kapita, Perancis sebesar 73 kg/kapita dan Inggris mencapai 109 kg/kapita. Pada tahun 2021, pemerintah Indonesia menargetkan konsumsi kentang meningkat menjadi 10 kg/kapita per tahun.

“Dengan membaiknya produktivitas petani kentang diharapkan harga kentang segar menjadi lebih terjangkau oleh masyarakat dan pada nantinya akan menjadi alternatif sumber pangan nasional Indonesia yang lebih baik,” tutup Glenn Pardede.

Halaman   1 2 Show All

Release Terkini

No Release Found

Terpopuler


2025 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved