April
11
2019
     11:30

Ekspor Tembus USD 25 Juta, IKM Gerabah dan Keramik Hias Masih Prospektif

Ekspor Tembus USD 25 Juta, IKM Gerabah dan Keramik Hias Masih Prospektif

Di samping itu, pemerintah sedang menggalakkan implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0. Salah satu aspirasinya adalah mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional hingga 1-2 persen. Di era digitalisasi saat ini, beberapa industri keramik nasional sudah menerapkan teknologi terbaru, seperti digital printing dan digital glazing yang mampu memproduksi keramik dengan ukuran besar.

“Kami juga mendorong diversifikasi produk dengan memproduksi jenis ubin terkini seperti ubin 3D (tiga dimensi), porcelain slab, dan ubin vitrifikasi, serta inovasi desain ubin keramik yang mengikuti tren terkini yang memiliki ciri khas dan original. Untuk itu, perlu didorong pemanfaatan teknologi 3D printing, otomatisasi, artificial intelligence dan big data,” sebut Airlangga.

Ciptakan SDM terampil

Dirjen IKMA pun menyampaikan, pihaknya bertekad menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang terampil untuk mendukung daya saing IKM gerabah dan keramik hias nasional. Salah satu langkah strategis yang dijalankan adalah menggelar pelatihan regenerasi kerajinan pembentukan keramik atau gerabah di Plered, Purwakarta, Jawa Barat.

“Kami memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Purwakarta yang secara konsisten mengembangkan dan terus mendorong industri kerajinan keramik dan gerabah sebagai salah satu sektor andalan untuk mendorong ekonomi kerakyatan di Kabupaten Purwakarta,” paparnya.

Kegiatan pelatihan yang diikuti sebanyak 40 peserta tersebut, juga berkat adanya bantuan dana Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Schoot Igar Glass Cikarang sebagai salah satu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat maupun lingkungan.

Menurut Gati, perajin gerabah dan keramik di Purwakarta terus menunjukkan kinerja yang positif. Sepanjang tahun 2018, tercatat sebanyak 101 kontainer produk gerabah dan keramik hias asal Puwakarta telah diekspor ke berbagai negara seperti Amerika Serikat.

“Guna menghasilkan produk yang berkualitas, perlu ditunjang desain yang baik dan indah. Hal tersebut tentunya harus didukung dengan adanya SDM yang kompeten di bidangnya,” ujarnya. Oleh karena itu, adanya pelaksanaan pelatihan dan bimbingan teknis, diharapkan memberikan motivasi baru bagi pengusaha IKM gerabah dan keramik hias.

“Pemerintah berkomitmen untuk senantiasa mendukung pengembangan sektor IKM gerabah dan keramik hias di Indonesia agar berdaya saing global,” tegasnya. Selain menciptakan SDM kompeten, Kemenperin juga mengupayakan adanya ketersediaan gas industri dengan harga yang kompetitif dan mendorong tumbuhnya inovasi.

Kepala UPTD Litbang Keramik Plered, Bambang Mega Wahyu mengatakan, pihaknya memberikan apresiasi kepada Kemenperin khususnya Ditjen IKMA karena telah memfasilitasi program pelatihan IKM gerabah dan keramik hias di Purwakarta. Apalagi, kerajinan keramik Plered memiliki sejarah panjang dan merupakan salah satu sektor andalan dalam mendorong perekonomian daerah.

"Kami meyakini, melalui pelatihan ini, pelaku IKM dapat lebih mengembangkan usahanya dengan meningkatkan kualitas produk yang baik dan juga desain produk baru yang berkualitas," ujar Bambang.

Salah seorang pengrajin keramik Plered, Zaelani (20) mengaku senang ikut pelatihan tersebut, karena dapat menambah ilmu pengetahuan dalam meningkatkan kompetensi dibidang kerajinan khususnya keramik. “Ternyata sangat banyak jenis dan model gerabah keramik ini dan menjadi pengalaman berharga bagi saya bisa belajar dalam proses pembuatan keramik ini," tuturnya.

 

Halaman   1 2 Show All

Release Terkini

No Release Found

Terpopuler


2025 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved