July
09
2019
     17:02

DBS Tayangkan Sparks Musim Kedua

DBS Tayangkan Sparks Musim Kedua

SINGAPURA, 9 Juli 2019 - Sejalan dengan komitmennya untuk meningkatkan agenda pembangunan berkelanjutan sebagai fokus dan tujuan bank, Bank DBS menayangkan musim kedua SPARKS, sebuah serial mini yang telah berhasil menyabet penghargaan.

Bertemakan “Everyday Heroes for a Better World” (Pahlawan dalam Kehidupan Sehari-hari untuk Menjadikan Dunia Lebih Baik), yang diilhami oleh kisah nyata, tiga episode pertama musim ini mengisahkan sekelompok bankir DBS dinamis, yang bekerja sama dengan beberapa komunitas guna mengatasi beberapa masalah sosial dan lingkungan paling mendesak saat ini, termasuk polusi plastik, limbah makanan dan kesenjangan sosial.

Ketiga episode tersebut diilhami oleh kisah tiga wirausaha sosial yang didukung oleh DBS Foundation, yakni Evoware (Indonesia), Bettr Barista (Singapore) dan Eco-Greenergy (Hongkong). DBS Foundation didirikan lima tahun lalu dengan tujuan untuk membantu para wirausaha sosial dan kini telah menaungi lebih dari 300 wirausaha sosial di Asia.

Evoware didirikan untuk mengatasi permasalahan sampah plastik di seluruh dunia dengan menyediakan kemasan produk ramah lingkungan, biodegradable dan bahkan kemasan bisa dimakan, yang terbuat dari rumput laut. Bettr Barista menyelenggarakan pelatihan pembuatan kopi guna meningkatkan kemandirian sekaligus memberdayakan masyarakat marjinal. Sebagaimana limbah makanan menjadi masalah semakin besar di masyarakat negara maju, Eco-Greenergy mengubah ampas kopi menjadi produk inovatif, seperti, alat makan yang dapat diurai menjadi kompos, dengan demikian mendaur ulang limbah makanan secara kreatif.

Melalui Sparks musim kedua, DBS berharap dapat memulai dialog dan mendorong perubahan di seputar tantangan utama, seperti:

? Polusi plastik: Delapan dari 10 negara penghasil polusi plastik berada di Asia. Diperkirakan lima negara di wilayah Asia saja - Cina, Indonesia, Filipina, Thailand dan Vietnam - bertanggung jawab atas 60% limbah plastik yang dibuang ke laut. Di Singapura, penggunaan plastik sekali pakai menjadi masalah lingkungan mendesak. Menurut Dewan Lingkungan Singapura, masyarakat Singapura minimal menggunakan 1,76 juta barang berbahan dasar plastik setiap tahun, dan hanya kurang dari 20% yang berhasil di daur ulang.

? Kesenjangan: Terlepas dari pembangunan ekonomi, permasalahan sosial dan ketidaksetaraan gender tetap marak. OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) menunjukkan bahwa kerugian yang terjadi terkait pendapatan kelompok tertentu dapat memberikan dampak buruk terhadap kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

? Limbah makanan: Makanan senilai 1 triliun dolar AS terbuang di seluruh dunia setiap tahun, dan 50% di antaranya berasal dari negara-negara di Asia. Setiap minggu, 2,5 kilogram makanan dibuang begitu saja di setiap rumah penduduk di Singapura.

Pada saat sama, melalui ketiga episode tersebut, DBS berupaya untuk memberikan penghargaan kepada individu, pebisnis, maupun anggota tim DBS yang memiliki ketertarikan dan ketekunan untuk membuat sebuah perbedaan.

Karen Ngui, Head of DBS Group Strategic Marketing & Communications and Board Member of DBS Foundation, mengatakan, “Sebagai bank yang digerakkan oleh tujuan yang mengakar kuat di jantung Singapura dan Asia, kami percaya bahwa Bank DBS memiliki peran penting dalam menciptakan serta mendukung pembangunan berkelanjutan bagi kepentingan masyarakat luas untuk masa depan yang melampaui perbankan. Kami sangat menyadari bahwa upaya besar tersebut mengharuskan kami untuk bergandengan tangan dengan para pelaku bisnis, komunitas dan masyarakat. Kami juga percaya bahwa ada pahlawan dalam diri kita masing-masing, dan bersama-sama kita semua dapat mendorong sebuah perubahan, baik besar maupun kecil, untuk dunia lebih baik.”

Halaman   1 2 Show All

Release Terkini

No Release Found

Terpopuler


2024 © Kontan.co.id A subsidiary of KG Media. All Rights Reserved