Berorientasi Ekspor, Kemenperin Pacu Kinerja Industri Furnitur Rotan Saat PPKM

Kerek daya saing
Selama ini, Kemenperin telah menginisiasi berbagai program dan kebijakan dalam mengerek daya saing industri furnitur di tanah air. Misalnya, menjaga ketersediaan bahan baku, memberikan insentif fiskal dan nonfiskal. “Kami juga mengapresiasi PT. Aida Rattan Industry yang mempunyai program penanaman kembali rotan sehingga kesinambungan bahan bakunya terjaga. Selain itu atas upaya meningkatkan ekspornya sehingga memberikan kontribusi besar terhadap devisa,” terangnya.
Putu menambahkan, dampak pandemi membawa perubahan terhadap belanja rumah tangga, seperti peralihan dari biaya untuk hiburan atau pariwisata menjadi kebutuhan untuk menata atau merenovasi rumah. Salah satu produk yang cukup banyak diserap adalah furnitur dan kerajinan. “Hal ini memberikan peluang terhadap industrinya, terlebih dengan adanya pola belanja online yang juga ikut mendongkrak penjualan produk furnitur dan kerajinan,” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Inspektur IV Inspektorat Jenderal Kemenperin, Jonni Afrizon yang turut hadir dalam peninjauan mengemukakan, pihaknya menilai PT. Aida Rattan Industry telah menerapkan protokol kesehatan yang baik sesuai Surat Edaran Menteri Perindustrian (SE Menperin) Nomor 3 Tahun 2021 tentang Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI) pada Masa Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Covid-19.
“Kami berharap, pelaksanaan prokes ini tetap dijaga dengan baik, karena kita tidak boleh lengah dalam menghadapi dampak pandemi ini. Tidak hanya dalam uji coba saja, kami juga mendorong seluruh sektor industri menjaga kesehatan karyawan dan lingkunganya sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing, yang berujung pada mendorong tumbuhnya perekonomian nasional,” paparnya.
Sementara itu, Presiden Direktur PT. Aida Rattan Industry, Prayitno mengaku berterima kasih kepada Kemenperin selaku pembina industri, yang telah memberikan perhatian penuh untuk menjaga sektor furnitur dapat beroperasi selama masa pandemi. Selain itu, berbagai kebijakan yang telah diinisiasi guna memacu daya saing sektor industri.
“Kami berkomitmen untuk melaksanakan protokol kesehatan dengan ketat dan disiplin. Kami sudah implementasikan aplikasi PeduliLindungi, selain juga melakukan self-assessment, serta membentuk gugus tugas dalam upaya pencegahan dan pengendalian Covid-19,” ungkapnya.
Prayitno menyatakan, perusahaan terus berupaya memacu utilisasinya guna memenuhi kebutuhan para buyers potensial. Selain itu, perusahaan aktif melakukan riset untuk menciptakan inovasi baru terhadap produknya agar semakin kompetitif di kancah global.
“Saat ini, kami punya produk unggulan, yaitu balok rotan dan vinil rotan yang diekspor ke Jerman. Salah satunya dijadikan komponen interior mobil untuk diekspor lagi ke industri otomotif China. Lima tahun ke depan, kami akan pasok ke industri otomotif di Eropa,” ujarnya.
Pada tahun lalu, ekspor PT. Aida Rattan Industry menembus lebih dari USD1 juta. “Diperkirakan, dengan adanya ekspor balok rotan dan vinil rotan bisa mencapai USD2 juta pada tahun 2022,” imbuhnya, Sementara itu, perusahaan telah menggelontorkan nilai investasi sebesar Rp30,5 miliar.