Berkat Transformasi Digital, Kinerja Industri Mamin Semakin Nikmat

Putu optimistis, sesuai target dalam peta jalan Making Indonesia 4.0, industri mamin nasional bisa menjadi pemain utama di kawasan ASEAN. Guna mencapai sasaran tersebut, diperlukan beberapa langkah strategis seperti mengurangi ketergantungan impor bahan produk agrikultural, membangun kemampuan industri mamin dalam mengemas produk yang simple dan aman, serta menguatkan kemampuan di pasar dunia dengan target menjadi pelaku utama ekspor lima besar dunia.
“Oleh karena itu, Kemenperin terus melakukan upaya-upaya strategis untuk mendorong peningkatan daya saing dan produktivitas industri mamin nasional agar mampu berkompetisi di tingkat global. Salah satu langkahnya adalah dengan mendorong penerapan teknologi industri 4.0 di sektor tersebut, mulai dari tahap desain produk hingga distribusi,” paparnya.
Menurut Putu, implementasi industri 4.0 pada sektor manufaktur diyakini dapat menghemat biaya operasional. “Ini penting karena dengan teknologi industri 4.0, pelaku industri dapat melakukan estimasi kapan waktu yang tepat untuk memperbaiki atau merevitalisasi peralatan produksi yang mereka miliki, sekaligus dapat mencegah kerusakan alat produksi yang berdampak pada proses produksi,” ungkapnya.
Teknologi industri 4.0 juga dinilai berperan penting untuk meningkatkan utilisasi pabrik pada sektor mamin, terlebih pada kondisi pandemi Covid-19. “Implementasi teknologi industri 4.0 dapat menjadi solusi ketika pabrik belum dapat sepenuhnya beroperasi secara normal. Apabila dalam keadaan normal, implementasi teknologi industri 4.0 pada sektor mamin dapat meningkatkan utilisasi 20-25 persen,” tandasnya.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) Adhi S Lukman menyampaikan bahwa Indonesia masih punya peluang yang besar dalam pengembangan industri mamin, baik itu potensi dari ketersediaan sumber daya alam maupun jumlah penduduknya.
“Jadi, investasi di Indonesia masih sangat terbuka bagi para pelaku industri mamin, karena dengan pasar yang besar ini akan sangat menguntungkan,” terangnya. Apalagi, didukung dengan tekad pemerintah menjalankan hilirisasi dalam meningkatlan nilai tambah bahan baku lokal.
“Industri mamin mempunya visi mengambil peran penting dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2045. Kami melihat, para investor di industri mamin lebih optimis dengan prospek di Indonesia karena pada tahun 2020 sampai pertengahan 2021 mengalami kenaikan konsumsi yang signifikan meskipun ada dampak pandemi,” ungkap Adhi.
Guna memperluas pasar ekspor di sektor industri mamin, Adhi meminta kepada pemerintah dapat memfasilitasi kerja sama dengan sejumlah negara mitra seperti Uni Emirat Arab (UEA). “Apalagi, negara-negara di UEA sudah banyak yang berinvestasi di Indonesia khususnya sektor industri mamin. Mereka berkolaborasi dengan para pengusaha lokal di Indonesia,” imbuhnya.
Melalui keikutsertaan Indonesia pada ajang pameran tingkat internasional seperti Expo 2020 Dubai ini, GAPMMI berharap, dapat mendongkrak kinerja ekspor produk industri mamin nasional dari hasil promosi yang ditampilkan. “Terdapat 20 jenis produk mamin yang telah menembus pasar ekspor ke UEA, di antaranya makanan olahan sereal, kopi instan, dan jus,” sebutnya.