Wamendag: ASEAN Harus Perkuat Kolaborasi dengan Intra-ASEAN dan Mitra Dialog
Sumber: Pressrelease.id | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - Untuk menghadapi tantangan ekonomi global, Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga menyampaikan ASEAN harus memperkuat kolaborasi antaranggota ASEAN dan Mitra Dialog ASEAN. Intensitas interaksi dan kolaborasi anggota ASEAN akan menghilangkan hambatan perdagangan secara internal dan memperkuat posisi ASEAN di kawasan dan global sehingga diharapkan mampu menjawab tantangan perekonomian global saat ini.
Demikian dipaparkan Wamendag Jerry Sambuaga dalam acara ASEAN Investment Forum 2023 Day 2 di Jakarta pada hari ini, Minggu (3/9). Forum tersebut merupakan agenda tambahan dalam ASEAN Business and Investment Summit 2023 yang digelar pada 2--7 September 2023.
"Bagi saya, ASEAN ini menarik karena anggotanya hidup berdampingan dengan damai. Saling menghormati karena sesama negara yang berdaulat. Selain itu, ASEAN juga mendorong kebijakan yang tidak bias dan memaksa bagi anggotanya.
ASEAN harus mendorong sistem regulasi yang saling diakui dan menghilangkan ketentuan yang mempersulit pelaku usaha. ASEAN juga harus mendorong dan meningkatkan kolaborasi, baik intra-ASEAN maupun dengan negara mitra dialog,” jelas Wamendag Jerry.
Wamendag Jerry menambahkan, ASEAN juga harus mendorong terciptanya sistem regulasi yang harmonis dan saling diakui, seperti tercantum dalam ASEAN Comprehensive Investment Agreement (ACIA) yang mengutamakan empat pilar investasi yakni liberalisasi, pelindungan, promosi, dan fasilitasi. ASEAN juga harus meminimalisasi ketentuan yang mempersulit pelaku usaha untuk mendapatkan keuntungan dari perdagangan intra-ASEAN dan mitra dialog lainnya.
Wamendag Jerry melanjutkan, bersama dengan pemerintah dan pembuat kebijakan di seluruh negara anggota ASEAN, Sekretariat ASEAN dapat memberikan efisiensi yang lebih besar dan implementasi yang efektif dari kegiatan-kegiatan ASEAN dalam mendorong kerja sama regulasi untuk investasi ASEAN yang dapat berinvestasi. Sekretariat ASEAN juga berperan penting dalam memberikan analisis dan rekomendasi strategis kepada ASEAN untuk mempromosikan investasi ASEAN.
Wamendag Jerry mencatat, salah satu hambatan potensial dalam upaya menyederhanakan kebijakan negara anggota ASEAN mungkin berasal dari tahapan pembangunan ekonomi dan industri yang berbeda.
Namun, untuk mencapai perekonomian daerah yang sangat terintegrasi dan kohesif, dibutuhkan masyarakat yang berketahanan dan inklusif yang kemudian melahirkan pemerataan pembangunan dan pertumbuhan inklusif.
Pada kesempatan ini, Wamendag Jerry juga menyampaikan hasil pertemuan Dewan Ekonomi ASEAN yang baru saja dihadirinya. Salah satunya adalah peluncuran perundingan Perjanjian Kerangka Kerja Ekonomi Digital ASEAN (ASEAN Digital Economy Framework Agreement/DEFA) yang ditargetkan tahun ini dilaksanakan. Ini merupakan salah satu upaya ASEAN untuk menjawab tantangan global. Wamendag Jerry menyebuy, digitalisasi ini akan mempermudah dan memfasilitasi perdagangan barang, jasa, maupun investasi.
Lebih lanjut, negara anggota ASEAN berada pada tahap perkembangan industri yang berbeda-beda. Dengan demikian, alat fasilitasi investasi dan kebijakan yang mereka ambil berbeda dalam hal mekanisme, pengaturan kelembagaan, dan kecanggihan.
Beberapa anggota ASEAN mempunyai langkah-langkah dan mekanisme yang lebih canggih dibandingkan negara-negara lain. Dengan kata lain, dibandingkan dengan inisiatif lain seperti kerja sama regulasi untuk fasilitasi investasi di Uni Eropa yang diberlakukan secara otomatis dan seragam. ASEAN menghadapi tantangan dalam implementasi fasilitasi investasi karena prinsip-prinsip seperti sifatnya yang sukarela, dan tidak terikat waktu dalam hal pelaksanaan suatu perjanjian.
Wamendag Jerry mengutarakan, ASEAN telah sejak lama berupaya menciptakan lingkungan investasi yang liberal, fasilitatif, transparan, ramah investor dan kompetitif. Misalnya, Perjanjian Kawasan Investasi ASEAN (ASEAN Investment Area Agreement) yang ditandatangani seluruh negara anggota ASEAN pada 7 Oktober 1998 secara khusus merujuk pada fasilitasi investasi sebagai salah satu pilar utama upaya untuk menarik penanaman modal asing.
Sejak itu, negara anggota ASEAN terus melakukan tindakan individual dan reformasi administratif, termasuk langkah-langkah fasilitasi untuk lebih meningkatkan lingkungan investasi nasional mereka.
”Selain memperbaiki lingkungan investasi, kita perlu mengatasi kesenjangan pertumbuhan ekonomi yang besar untuk memperbaiki sistem investasi kita. Berdasarkan data, porsi arus masuk Foreign Direct Investment (FDI) global ASEAN meningkat dari rata-rata tahunan sebelum pandemi 7 persen menjadi 12 persen pada 2020--2021. Angka tersebut menunjukkan masih ada ruang untuk perbaikan,” ungkap Wamendag Jerry.
Sesi forum ini mengusung tema ”Regulatory Cooperation for Investible ASEAN” dan mengundang para pembuat kebijakan untuk membahas tantangan dan peluang dalam mencapai kerja sama kebijakan di kawasan ASEAN. Hal ini bertujuan menumbuhkan lingkungan yang kondusif bagi investasi.
ASEAN Investment Forum 2023 mencakup sesi-sesi yang berpusat pada pertumbuhan ekonomi global ASEAN, investasi intra-ASEAN, investasi berkelanjutan, investasi global di kawasan, dan kerja sama regulasi. Forum ini menghadirkan pembicara dari ASEAN dan mitra dialognya; yang merupakan pelopor dan penggerak sektor bisnis, pemimpin investasi dan teknologi, serta lembaga internasional.
Turut hadir menjadi penyaji pada sesi ini yaitu Co-Founder and Chief Executive Officer of Kredivo Group Akhsay Garg dan Director for Trade, Investment, and Innovation Division of UNESCAP Rupa Chanda. Bertindak sebagai moderator Direktur Eksekutif EU-ASEAN Business Council Chris Humphrey.
Baca Juga: Mendag Zulkifli: DPR RI Sepakat Pengesahan IC-CEPA Perdagangan Jasa melalui Perpres
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News